Tour de Singkarak (bahasa Prancis untuk Tur Singkarak) adalah kejuaraan balap sepeda resmi dari Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste International) yang diselenggarakan setiap tahun di Sumatera Barat. Kejuaraan yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2009 ini merupakan balapan jalan raya jarak jauh yang umumnya diadakan sekitar bulan April hingga Juni dan berlangsung selama seminggu. Kejuaraan ini telah menjalin kerjasama dengan Amaury Sport Organisation yang menjadi penyelenggara Tour de France di Prancis.[1] Ranking Tour de Singkarak pada tingkat dunia dari jumlah penonton menduduki peringkat ke-5, setelah Tour de France, Giro d’Italia, Vuelta a Espana, dan Santos Tour Down Under.[2]
Pada 2019, Provinsi Jambi pertama kali ikut serta dalam Tour de Singkarak. Mewakili provinsi ini, ada dua kabupaten/kota yang berpartisipasi, yaitu Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci pada etape VII dan VIII. Ikut sertanya Jambi dalam Tour de Singkarak diharapkan dapat meningkatkan infrastruktur terutama jalan yang dilalui rute balap.[4] Pada 2020, Tour de Singkarak ditiadakan akibat Pandemi COVID-19 di Sumatera Barat. Rencananya, even ini akan kembali digelar pada September 2021.[5]
Sejarah
Tour de Singkarak diselenggarakan untuk pertama kali oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia pada tahun 2009. Dipandang sukses dari segi peyelenggaraan, menjadikan ajang balap sepeda ini sebagai salah satu kejuaraan balap sepeda resmi Persatuan Balap Sepeda Internasional di kelas 2.2 Asia Tour. Sehingga selain didukung oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Tour de Singkarak juga diperkuat dengan dukungan APBDprovinsi dan kabupaten atau kota yang daerahnya dilalui oleh peserta. Hal ini disebabkan setiap daerah yang menjadi bagian dari tahapan perlombaan balap sepeda Tour de Singkarak mempunyai peran cukup besar dalam mengenalkan daerahnya. Sehingga jumlah kabupaten dan kota yang menjadi jalur lintasan Tour de Singkarak dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Dalam tiga kali penyelenggaraan Tour de Singkarak, kota Padang selalu menjadi titik start pelombaan dengan titik finish di dermaga danau Singkarak. Namun pada Tour de Singkarak 2012, titik start lomba dipindahkan ke kota Sawahlunto. Sedangkan titik finish dipindahkan ke kota Padang sebagai ibu kota Sumatera Barat.[6]
Pantai Gandoriah Kota Pariaman - Istana Pagaruyung Kab. Tanah Datar
107.3
II
Kab. Pasaman - Jam Gadang Kota Bukittinggi
112.2
III
Kab. Limapuluh Kota - Kota Padang Panjang
129.9
IV
Kantor Bupati Kab. Dharmasraya - Lapangan Segitiga Kota Sawahlunto
205.3
V
Ngalau Indah Kota Payakumbuh - Ambun Pagi Kab. Agam
206.5
VI
Dermaga Danau Singkarak Kab. Solok - RTH Padang Aro Kab. Solok Selatan
216
VII (Rute Baru)
Air Terjun Telun Berasap Kayu Aro - Danau Kerinci (Kab. Kerinci, Prov. Jambi)
82.9
VIII (Rute Baru)
Lapangan Merdeka Sungai Penuh (Prov. Jambi) - Taman Spora Painan, Kab. Pesisir Selatan
200.4
IX
Pantai Carocok Painan, Kab. Pesisir Selatan - Kota Padang
107.7
Dampak
Diselenggarakannya Tour de Singkarak dinilai telah dapat meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatera Barat. Bahkan pada tahun 2011 naik hingga 13,2% atau di atas kenaikan pariwisata nasional 8,9%. Pada tahun 2010, wisatawan mancanegara yang menginap di hotel berbintang di Sumatera Barat sebanyak 332.515 orang, dan tahun 2011 meningkat menjadi 413.180 orang atau naik sekitar 24,3%.[7]
Dari segi koordinasi dan sinergitas, Tour de Singkarak juga dinilai sebagai event promosi pariwisata terbaik dari 41 event tetap yang digelar Kemenparekraf. Sinergitas itu terlihat dari kekompakan para pimpinan daerah dalam mendukung kegiatan tersebut; gubernur berikut para wali kota dan bupati selalu menghadiri langsung rapat koordinasi.[8]
Penyelenggaraan Tour de Singkarak selama tiga tahun dibatalkan akibat pandemi Covid-19.[9] Pada 2023, TdS tidak terlaksana karena terkendala ketiadaan dukungan anggaran dari pemerintah pusat.[10]