Tottori berkembang pada zaman zaman Edo sebagai kota sekeliling istana pada masa pemerintahan klan Ikeda sebagai penguasa wilayah han Tottori yang bernilai 325.000 koku.
Tottori merupakan kota terbesar di wilayah San-in dan merupakan satu-satunya kota di wilayah San-in yang mendapat status kota istimewa dengan hak mengurus sendiri bidang lingkungan hidup, perencanaan dan pembangunan kota.
Geografi
Kota Tottori terletak di tengah dataran rendah Tottori dan memiliki garis pantai dengan Laut Jepang (Laut Timur). Di daerah pantai terdapat Guguk pasir Tottori yang merupakan satu-satunya guguk pasir yang ada di Jepang.
Jalan utama dengan panjang sekitar 1 km di pusat kota menghubungkan stasiun kereta api JR Tottori dengan Gunung Kyushōzan (206 m). Di puncak gunung dulunya terdapat Istana Tottori yang merupakan pusat kekuasaan klan Ikeda.
Kota Tottori dilewati aliran sungai Sendai yang menuju muara di Laut Jepang. Di pinggir kota terdapat Danau Koyamaike yang terbentuk dari genangan air laut yang terperangkap di daratan membentuk kolam besar.
15821 - Hashiba Hideyoshi berhasil menaklukkan Istana Tottori dengan strategi membeli semua bahan makanan dari daerah Tottori dan sekitarnya sehingga musuh yang bertahan di dalam istana menjadi kelaparan.
1884 - Keturunan keluarga samurai sebanyak 513 orang (105 keluarga) berangkat dari pelabuhan Karō (Tottori) menuju provinsi Kushiro di Hokkaido sebagai transmigran
1907 - Rumah peristirahatan megah bernama Jinpūkaku dibangun untuk tempat menginap pangeran Yoshihito (nantinya diangkat sebagai Kaisar Taisho) sewaktu berjalan-jalan ke wilayah San-in.
10 September1943 - Tottori diguncang gempa besar yang disebut Gempa bumi besar Tottori. Gempa memakan korban tewas 1.210 orang, menghanguskan 90 persen bangunan di kota Tottori dan seluruh bangunan kota lama musnah.
Pasca Perang Dunia II
1949 - Desa Tottori di Hokkaido yang dibangun transmigran dari Tottori bergabung dengan kota Kushiro.
Bus berjadwal dan taksi merupakan dua pilihan transportasi di dalam kota. Bus dioperasikan perusahaan bus Nihon Kotsu dan Hinomaru. Bus rute lingkar 100 yen hanya menghubungkan tempat-tempat di sekitar pusat kota.
Festival lampu-lampu hias (iluminasi) di Guguk pasir Tottori yang diselenggarakan pada minggu-minggu terakhir bulan Desember hingga awal bulan Januari.
Shimin Nōryō Hanabi Taikai (setiap tahun pertengahan Agustus)
Pesta kembang api tahunan di kesejukan sore musim panas untuk merayakan malam sebelum festival Shan Shan Matsuri. Acara ini diadakan sejak tahun 1953 untuk memperingati bergabungnya 14 desa menjadi kota Tottori dan selesainya proyek perbaikan sungai Sendai, sekaligus bertepatan dengan kembalinya arwah leluhur dalam perayaan Obon.
Perayaan tahunan kota Tottori sejak tahun 1965. Pusat kota dimeriahkan dengan kelompok penari pria dan wanita yang saling berlomba untuk berpakaian bagus dan menari sambil membawa payung berhias. Nama "Shan Shan Matsuri" berasal dari bunyi gemerincing dari kerincingan dan logam kecil persegi empat pada payung hias yang menurut telinga orang Jepang berbunyi "shan-shan." Lagu tradisional Tottori yang mengiringi Shan-Shan Matsuri disebut Kinansebushi. Tari meminta hujan daerah Inaba yang disebut Inaba Kasa Odori merupakan asal usul tari payung Shan Shan Matsuri.