Teori pompa Sahara adalah sebuah hipotesis yang menjelaskan bagaimana flora dan faunabermigrasi diantara Eurasia dan Afrika melalui jembatan darat di wilayah Levant. Hipotesis ini mengemukakan bahwa pernah terjadinya periode kaya akan curah hujan yang panjang, yang berlangsung selama ribuan tahun (periode pluvial) di Afrika, yang diasosiasikan dengan "fase Sahara hijau", yang mana pada saat itu Afrika memiliki lebih banyak danau besar dan sungai.[1] Hal ini merubah flora dan fauna di area tersebut. Migrasi pada koridor sungai berhenti pada, selama fase gurun dari 1.8 hingga 0.8 juta tahun lalu, saat sungai Nil mengering[butuh klarifikasi][2][3] dan kemungkinan hanya mengalir sementara pada beberapa periode[4] karena adanya kenaikan kerak (Pembengkakan Nubia) di wilayah Sungai Nil.
Mekanisme
Selama periode Afrika basah, Sahara dan Arabia menjadi sebuah padang rumput sabana, dan flora serta fauna Afrika menjadi lebih umum dijumpai.[5][sumber tepercaya?] Masa basah ini diselingi oleh periode kering inter-pluvial, yang dimana area Sahara kembali menjadi gurun, umumnya karena hasil dari bergerak menjauhnya Monsun Afrika Barat ke selatan. Pada saat itu, tingkat penguapan melebihi curah hujan, sehingga ketinggian air danau seperti pada Danau Chad menurun, sementara sungai menjadi wadi kering. Flora dan fauna yang sebelumnya ditemukan secara luas "mundur" ke Pegunungan Atlas di utara, Afrika Barat di selatan atau Lembah Nil di timur. Lalu dari sana ke Dataran Tinggi Etiopia dan Kenya di tenggara, atau menyebrangi Sinai hingga ke Asia ke utara. Hal tersebut memisahkan populasi di area dengan iklim yang berbeda, yang memaksa mereka untuk beradaptasi, kemungkinan mengarah kepada Spesiasi alopatrik.