Tata ulang besar-besaran

Tata Ulang Besar-Besaran atau Prakarsa Tata Ulang Akbar (bahasa Inggris: Great Reset Initiative) adalah rencana pemulihan ekonomi yang dibuat oleh Forum Ekonomi Dunia (WEF) sebagai tanggapan terhadap pandemi Covid-19.[1] Proyek ini diluncurkan pada Juni 2020 dengan video yang menampilkan Pangeran Wales saat itu, Charles, yang dirilis untuk menandakan peluncurannya.[2] Tujuan prakarsa tersebut adalah untuk memudahkan pembangunan kembali dari kemelut Covid-19 global dengan cara yang mengutamakan pembangunan berkelanjutan.[3]

Direktur utama WEF Klaus Schwab menggambarkan tiga komponen inti Tata Ulang Besar-Besaran, yaitu mewujudkan keadaan untuk "ekonomi pemangku kepentingan", membangun dengan cara yang lebih "tangguh, adil, dan berkelanjutan", menggunakan metrik lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), dan "memanfaatkan reka baru Revolusi Industri Keempat."[4][5] Dalam pidato yang memperkenalkan prakarsa tersebut, direktur Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva mencantumkan tiga aspek utama tanggapan berkelanjutan terhadap Covid-19, yaitu pertumbuhan hijau, pertumbuhan yang lebih cerdas, dan pertumbuhan yang lebih adil.[3][6]

"Tata Ulang Besar-Besaran" menjadi tema KTT tahunan Forum Ekonomi Dunia 2021 di Davos, Swiss, yang dijadwalkan pada Januari 2021.[7] Karena gangguan dari Covid-19, KTT ditunda hingga Mei 2021 dan ditunda lagi hingga 2022.[8][9] Tema Davos 2022 adalah "Sejarah di Titik Balik", dan KTT itu didominasi oleh penyerbuan Rusia ke Ukraina.[10]

Prakarsa Tata Ulang Besar-Besaran dan Forum Ekonomi Dunia secara umum[11] telah dikritik oleh beberapa pengulas karena mendorong pengawaaturan ekonomi dan peran yang lebih besar dalam kebijakan untuk perniagaan swasta yang tidak mewakili, khususnya perusahaan multinasional besar, dengan mengorbankan lembaga pemerintah.[12][13] Pengulas lain menyerang skema tersebut karena terpaku pada konsep kesehatan dan terlalu melebih-lebihkan kemampuan sekelompok pembuat keputusan untuk membawa perubahan global [14] atau untuk mendorong kapitalisme kroni.[15]

Prakarsa ini memicu berbagai teori konspirasi yang disebarkan oleh sayap kanan Amerika dan konservatif serta pengulas di media sosial seperti Facebook dan Twitter. Teori tersebut antara lain bahwa pandemi Covid-19 diciptakan kelompok rahasia untuk menguasai ekonomi global,[1] bahwa pembatasan kuncitara sengaja dirancang untuk mendorong kehancuran ekonomi,[16] atau bahwa elite global berusaha untuk menghapus kepemilikan pribadi saat menggunakan Covid-19 untuk memperbudak umat manusia dengan vaksin.[17][12] Teori konspirasi Tata Ulang Besar-Besaran semakin intensif ketika para pemimpin seperti presiden AS Joe Biden, perdana menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, dan perdana menteri Kanada Justin Trudeau menggabungkan gagasan "tata ulang" pasca-Covid-19 dalam pidato mereka.[1][18]

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ a b c Goodman, Jack; Carmichael, Flora (22 November 2020). "The coronavirus pandemic "great reset" theory and a false vaccine claim debunked". BBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 November 2020. Diakses tanggal 22 November 2020. 
  2. ^ "The Great Reset: What is it?". Full Fact. 14 April 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Agustus 2022. Diakses tanggal 4 Agustus 2022. 
  3. ^ a b Inman, Phillip (3 Juni 2020). "Pandemic is chance to reset global economy, says Prince Charles". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 November 2020. Diakses tanggal 18 November 2020. 
  4. ^ Schwab, Klaus (3 Juni 2020). "Now is the time for a 'great reset'". World Economic Forum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Januari 2021. Diakses tanggal 1 Februari 2021. 
  5. ^ Schwab, Klaus; Malleret, Thierry (9 Juli 2020). COVID-19: The Great Reset. Agentur Schweiz. ISBN 978-2-940631-12-4. 
  6. ^ Georgieva, Kristalina (3 Juni 2020). "Remarks to World Economic Forum". The Great Reset. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Januari 2021. Diakses tanggal 26 Januari 2021. 
  7. ^ "Event: World Economic Forum Annual Meeting 2021". International Institute for Sustainable Development (IISD). SDG Knowledge Hub. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Januari 2021. Diakses tanggal 26 Januari 2021. 
  8. ^ "2021 Davos summit shifted to Lucerne in May". France 24. 7 October 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 November 2020. Diakses tanggal 18 November 2020. 
  9. ^ "WEF cancels 2021 annual meeting, says next summit in 1st half of 2022". The Economic Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Agustus 2021. Diakses tanggal 5 Agustus 2021. 
  10. ^ Gayle, Markovitz; Samantha, Sault (3 Juni 2022). "6 themes at Davos 2022 that will define what happens next". World Economic Forum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Agustus 2022. Diakses tanggal 4 Agustus 2022. 
  11. ^ Martens, Jens (2020). "The Role of Public and Private Actors and Means in Implementing the SDGs: Reclaiming the Public Policy Space for Sustainable Development and Human Rights". Sustainable Development Goals and Human Rights. Interdisciplinary Studies in Human Rights. 5. hlm. 207–220. doi:10.1007/978-3-030-30469-0_12. ISBN 978-3-030-30468-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Agustus 2021. Diakses tanggal 17 Agustus 2021. 
  12. ^ a b Ivan, Wecke (16 Agustus 2021). "Conspiracy theories aside, there is something fishy about the Great Reset". openDemocracy (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 April 2022. Diakses tanggal 4 Agustus 2022. 
  13. ^ Klein, Naomi (8 Desember 2020). "The Great Reset Conspiracy Smoothie". The Intercept. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Desember 2020. Diakses tanggal 14 Desember 2020. 
  14. ^ Roth, Steffen (22 Januari 2021). "The Great Reset. Restratification for lives, livelihoods, and the planet". Technological Forecasting & Social Change (dalam bahasa Inggris). 166: 120636. doi:10.1016/j.techfore.2021.120636. ISSN 0040-1625. PMC 9757815alt=Dapat diakses gratis Periksa nilai |pmc= (bantuan). PMID 36569031 Periksa nilai |pmid= (bantuan). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 November 2022. Diakses tanggal 10 November 2022. 
  15. ^ Foss, Nicolai (27 April 2022). "The economy doesn't need a reset, and neither does management theory". Scandinavian Journal of Management (dalam bahasa Inggris). 38 (3): 101214. doi:10.1016/j.scaman.2022.101214. ISSN 0956-5221. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 November 2022. Diakses tanggal 10 November 2022. 
  16. ^ "What is the Great Reset - and how did it get hijacked by conspiracy theories?". BBC News. 24 Juni 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Agustus 2022. Diakses tanggal 4 Agustus 2022. 
  17. ^ Zimonjic, Peter (3 September 2022). "World Economic Forum official says Canada has bigger issues to discuss than conspiracy theories". CBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 September 2022. Diakses tanggal 8 September 2022. 
  18. ^ De Rosa, Nicholas (18 November 2020). "Le "Great Reset" n'est pas un complot pour contrôler le monde". Radio-Canada (dalam bahasa Prancis). Canadian Broadcasting Corporation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 November 2020. Diakses tanggal 27 Januari 2021. 

Pranala luar

Templat:Charles III