Taman Sritanjung adalah sebuah taman kota di Kota Banyuwangi. Taman ini dinamai berdasarkan nama tokoh wanita bernama Sritanjung dalam Legenda Banyuwangi. Lokasinya terletak di sebelah timur Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi dan sebelah selatan Pendapa Sabha Swagata Blambangan. Taman ini berfungsi sebagai sarana rekreasi bagi warga Kota Banyuwangi.
Akses
Dari Simpang Lima masuk ke Jalan dr. Sutomo hingga mencapai Taman Blambangan. Lalu melewati sisi selatan Taman Blambangan yakni Jalan Wahidin Sudiro dan berhenti di lampu lalu lintas Blambangan. Kemudian belok kiri masuk Jalan RA Kartini hingga mencapai simpang PLN. Setelah itu belok kiri lagi masuk Jalan Banterang. Setelah mencapai simpang Surati, ambil jalan lurus arah ke Pendopo.
Keadaan dari dulu hingga kini
Taman Sritanjung pada zaman kolonial disebut Lapangan Tegalmasjid karena letaknya yang di depan Masjid Jami (saat ini Masjid Agung Baiturrahman). Lapangan tersebut ditanami dua pohon beringin di tengah-tengahnya, sedangkan pinggiran lapangan ditanami pohon sawo, sehingga lapangan tersebut sangat rindang.[1]
Pada awal dekade 2000-an, Taman Sritanjung sudah dalam keadaan berpagar dengan satu pohon beringin besar yang tersisa. Taman tersebut bersebelahan dengan kantor unit kecelakaan lalulintas (laka lantas), sehingga di sebelah taman banyak terdapat bangkai-bangkai kendaraan yang mengalami kecelakaan dan diamankan disana. Saat itu di tengah taman terdapat kolam ikan yang mengelilingi replika besar piala Adipura yang diraih Banyuwangi pada tahun 1994 dan 1995. Beberapa tahun kemudian, replika piala Adipura ini dihilangkan dan kolam tersebut diberi air mancur. Lalu pada masa pemerintahan Bupati Ratna Ani Lestari, dibangun jalur replika lalulintas lengkap rambu-rambu serta lampu lalulintas yang juga kecil. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran berlalulintas sejak dini. Selain itu pada masa pemerintahan Bupati Ratna dibangun Mall of Sritanjung (MOST) yang lahan parkirnya memakai sebagian lahan kantor unit laka lantas.
Lalu, pada tahun 2012 pada masa pemerintahan bupati Abdullah Azwar Anas yang mencanangkan perubahan wajah kota secara total sehingga lokasi-lokasi seperti Taman Blambangan, Taman Sritanjung dan Pendapa Sabha Swagata mengalami renovasi. Pagar yang mengelilingi taman dihilangkan. Tanaman dan fasilitas pelengkapnya seperti bangku-bangku, lampu-lampu diperbaharui. Lalu kantor unit laka lantas dipindahkan sehingga lahan yang ada digunakan sebagai tempat kios-kios makanan untuk menampung pedagang kaki lima. Penggunaan lahan ini sempat menuai perselisihan dengan pengelola Mall of Sritanjung. Di satu sisi pihak pengelola masih memiliki hak atas lahan tersebut, di sisi lain pemerintah menganggap keberadaan Mall of Sritanjung yang mangkrak dan tidak berjalan secara maksimal sehingga perlu adanya perombakan penggunaan lahan. Akhirnya masalah dapat terselesaikan sehingga kios-kios tersebut dapat digunakan dan mendukung aktivitas di taman.
Setahun kemudian, tiba-tiba pohon beringin di tengah-tengah taman mengering dan mati. Sehingga dilakukan penebangan. Namun setelah itu, muncul kejadian terjadinya kesurupan pada pengunjung yang oleh beberapa pihak dikait-kaitkan oleh penebangan pohon beringin yang sudah lama sekali ada di Taman Sritanjung.
Pengembangan dilanjutkan dengan merenovasi air mancur serta penghilangan median jalan depan Pendapa dimana jalan tersebut juga mengitari taman.[2] Saat proyek penghilangan median jalan tersebut selesai yang terjadi malah ada genangan air saat hujan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. Untuk mengatasi hal ini dibangun saluran air di pinggir jalan tersebut untuk meminimalisasi genangan air.
Aktivitas
Taman ini digunakan untuk sarana rekreasi keluarga di Banyuwangi. Bisa ditemui sekelompok anak muda yang berlatih modern dance, membeli makanan atau sekadar berjalan-jalan. Biasanya, taman ini digunakan untuk menunggu waktu pengajian hajat di Masjid Agung Baiturrahman yang diadakan pada hari Kamis malam Jumat. Selain itu, taman ini menjadi ujung utara jalur sepeda di Kota Banyuwangi yang ujung lainnya ada di depan Kantor Pemkab.