Taman Arkeologi Leang-Leang

Kawasan Cagar Budaya Taman Prasejarah Leang-Leang
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Gambar telapak tangan manusia purba di Leang Pettakere
Cagar budaya Indonesia
KategoriSitus
No. RegnasCB.251
Lokasi
keberadaan
Lingkungan Leang-Leang, Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia
No. SKSK Menteri Depdiknas No. SK:240/M/1999[1]
Tanggal SK4 Mei 1999[1]
Pemilik Indonesia
PengelolaBalai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan
Wisata Prasejarah dan Purbakala
Taman Prasejarah Leang-Leang

Papan nama Taman Prasejarah Leang-Leang
Informasi
Lokasi Lingkungan Leang-Leang, Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan
Negara  Indonesia
Pemilik
Penyelesaian 1980
Pembukaan Setiap hari pukul 08.00–16.00 WITA
Jenis objek wisata Edukasi arkeologi dan gua prasejarah
Lukisan babirusa di Leang Pettakere.

Taman Arkeologi Leang-Leang (sebelumnya bernama Taman Prasejarah Leang-Leang atau Taman Purbakala Leang-Leang) adalah salah satu objek wisata andalan di Kabupaten Maros dan Sulawesi Selatan yang menyajikan wisata edukasi tentang kepurbakalaan. Kata "Leang-Leang" dalam bahasa setempat (Bugis-Makassar) memiliki makna "gua". Di taman ini terdapat banyak gua prasejarah yang menyimpan peninggalan arkeologis manusia purba yang unik dan menarik. Para arkeolog berpendapat bahwa beberapa gua yang terdapat di sekitar kawasan tersebut pernah dihuni manusia sekitar 3.000-8.000 tahun SM. Bukti keberadaan ini ditandai dengan lukisan prasejarah berupa gambar babi rusa yang sedang melompat, puluhan gambar telapak tangan yang ada pada dinding-dinding gua. Terdapat 5 buah telapak tangan manusia purbakala yang ditemukan di Gua Pettae, terdapat pula 32 bekas telapak tangan yang ditemukan di Gua Pettae. Selain lukisan prasejarah, juga terdapat benda laut berupa kerang yang menandai bahwa gua tersebut juga pernah terendam dan dikelilingi oleh laut. Keunikan lain adalah keberadaan sungai yang berada tepat di depan Gua Leang-Leang, singkapan batu kapur yang tersebar di areal persawahan penduduk, dan pemandangan Puncak Bulusaraung dari atas gua. Taman prasejarah ini jaraknya tidak terlalu jauh dengan kawasan Taman Wisata Alam Bantimurung yang merupakan objek wisata cukup diminati baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.[2][1]

Lokasi

Taman Prasejarah Leang-Leang terletak pada deretan bukit kapur (karst) di Kawasan Karst Maros-Pangkep, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, wilayah administratif Kabupaten Maros. Secara administratif tepat berada di Lingkungan Leang-Leang, Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia.

Aksesibilitas

Lokasinya dapat ditempuh ± 15–30 menit melalui jalan lingkungan (Jalan Poros Leang-Leang) dari Jalan Poros Bantimurung yang merupakan jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Maros dan Kabupaten Bone. Sepanjang Jalan Poros Leang-Leang merupakan jalan yang telah dibeton sehingga memudahkan akses wisatawan. Jarak taman ini ke Kota Turikale adalah 10 km, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin 19,9 km, dan 34,9 km sebelah utara Kota Makassar. Kawasan ini dapat dicapai dalam waktu ± 1,5 jam dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Dari Kota Makassar melalui Jalan Poros Bantimurung (Maros-Bone) pada kilometer 7 belok kiri menyusuri jalan lingkungan kearah utara sampai ke kaki perbukitan karst.[3]

Sejarah

Pada tahun 1950, H.R. van Heekeren menemukan gambar babirusa yang sedang meloncat dengan bagian dada terpanah. Sementara Miss Heeren Palm menemukan gambar telapak tangan wanita dengan cat warna merah. Kedua temuan itu terdapat di Leang Pettae dan Leang Pettakere. Menurut para ahli arkeologi, gua tersebut dihuni manusia purba sekitar tahun 8.000-3.000 sebelum Masehi. Sementara gambar atau lukisan prasejarah tersebut usianya kira-kira 5.000 tahun silam. Gua tersebut dibuka untuk wisatawan pada tahun 1980 dengan nama Taman Prasejarah Leang-Leang. Di dalam taman ini banyak peninggalan manusia purba, diantaranya gambar telapak tangan manusia yang berwarna merah marun. Menurut para ahli tangan, gambar telapak tangan tersebut merupakan tangan salah satu suku yang telah mengikuti ritual potong jari sebagai tanda berduka cita atas meninggalnya seseorang. Selain gambar tangan, di dalam gua juga terdapat peninggalan peralatan manusia purba yang terbuat dari batu, sisa-sisa makanan yang berupa tulang binatang dan hewan-hewan laut. Di sekitar Taman Prasejarah Leang-Leang terdapat gua-gua lain yang jaraknya saling berdekatan, antara lain Gua Balang, Leang Cabbu, dan Leang Sampeang.[4]

Salah satu gua yang termasuk dalam periode awal penemuan lukisan-lukisan dinding gua di Sulawesi Selatan adalah Leang Pettae dan Pettakere. Berdasarkan pelbagai penelitian arkeologi yang telah dilakukan sejak tahun 1902 oleh ahli diperkirakan bahwa gua ini telah dihuni manusia sejak 50.000 tahun sebelum Masehi hingga 6.000 tahun yang lalu. Hal ini telah memberi kontribusi nyata dalam ilmu pengetahuan, terutama terkait dengan satu periode kehidupan manusia prasejarah pada masa lampau, yang oleh para ahli diistilahkan sebagai Kebudayaan Toala. Temuan penting yang menonjol pada gua-gua prasejarah di kawasan Karst Maros-Pangkep ini adalah lukisan gua yang pertama kali ditemukan pada tahun 1950 oleh Heeren Palm. Lukisan gua tersebut menggambarkan aspek religi, mata pencaharian, teknologi, ekologi, dan seni pada masyarakat masa lalu. Peneliti lain yang tercatat pernah melakukan penelitian tentang gua-gua prasejarah di Sulawesi Selatan antara lain Van Stein Callenfels, H.D. Noone dan A.A. Cense pada tahun 1933, W.J.A. Willems dan F.D. Mc'Carthy pada tahun 1936, dan H.R. van Heekeren tahun 1936, 1937, 1947, dan 1950, D.J. Mulvaney dan R.P. Soejono pada tahun 1969, dan I.C. Glover pada tahun 1973 dan 1975. Pada tahun 1980-an, penelitian gua-gua di Sulawesi Selatan mulai banyak dilakukan oleh orang Indonesia sendiri, terutama oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) dan mahasiswa Jurusan Arkeologi Universitas Hasanuddin. Pada tahun 2007 dilakukan penelitian oleh peneliti Australia, Mike Morwood bekerjasama dengan Balai Arkeologi Makassar untuk menulusuri okupasi pada masa plestosen.[1]

Potensi

Taman Prasejarah Leang-Leang (Nomor Registrasi 168) yang terdiri atas dua gua prasejarah yang telah terkenal hingga ke mancanegara, yaitu Leang Pettae dan Leang Pettakere, termasuk dalam Kawasan Karst Maros-Pangkep yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan dan akademisi yang berkepentingan. Kedua situs tersebut saat ini telah menyatu dalam sebuah areal yang telah dibebaskan dan dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sulawesi Selatan. Sebagian besar lahan dimanfaatkan sebagai taman, dilengkapi fasilitas jalan setapak, sanitair, ruang informasi, lahan parkir, dan fasilitas penunjang lainnya. Leang Pettae yang berada di sebelah selatan atau sekitar 50 meter dari jalan poros mengandung temuan berupa artefak batu, sisa-sisa makanan, dan juga lukisan dinding berupa cap tangan. Sedangkan Leang Pettakere yang berjarak sekitar 400 meter di sebelah utara berada pada ketinggian tebing gamping dapat disaksikan beberapa lukisan cap tangan dan lukisan babi rusa berukuran besar, seluruhnya berwarna merah. Untuk menjangkau letak lukisan di Leang Pettakere, tersedia fasilitas tangga besi, dan dapat diakses oleh pengunjung dengan pengawasan petugas Juru Pelestari.[1]

Objek wisata

Di Taman Arkeologi Leang-Leang terdapat beberapa fasilitas objek wisata, yakni Bola Leppangeng, Pusat Informasi Gambar Prasejarah, ruang rapat, musala, toilet, taman batu, Bola Toana, Leang Pettakere, Leang Pettae, sungai purba, bukit karst, dan lain-lain. Pembangunan dan pengembangan Taman Prasejarah Leang-Leang sebagai objek wisata berbasis sejarah dan budaya turut meningkatkan angka kunjungan ke tempat wisata ini. Kemampuan kawasan ini dalam menyesuaikan diri pada pelestarian dan konservasi lingkungan/sumber daya alam, khususnya potensi sejarah dan budaya berjalan seiring dengan pengembangan kegiatan pariwisata. Pengembangan pariwisata ini memerlukan kerja keras disamping strategi yang tepat sesuai dengan kondisi lingkungan. Objek wisata ini memiliki berbagai potensi alam dan budaya yang dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata. Potensi-potensi yang ada di lingkungan Taman Prasejarah Leang-Leang dan nilai penting serta strategi yang paling sesuai dalam pengelolaan Taman Prasejarah Leang-leang sebagai destinasi wisata yang berbasis kerakyatan. Taman Prasejarah Leang-Leang merupakan objek wisata yang memiliki keunikan baik wisata alam maupun budaya yang langka keberadaannya. Objek wisata ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata alam dan budaya, disamping sebagai wahana penelitian, pendidikan, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Agar objek dan daya tarik wisata alam tersebut dapat dimanfaatkan secara nyata, diperlukan arahan dan pedoman yang bersifat komprehensif dalam pengembangannya.Taman Prasejarah Leang-Leang merupakan salah satu objek wisata sejarah terpenting diantara beberapa objek wisata di Sulawesi Selatan. Para sarjana sepakat menyebut peninggalan gua prasejarah di Sulawesi Selatan sebagai peninggalan Budaya Toala. Dari puluhan situs gua prasejarah yang ada, hanya Leang Pettae dan Leang Pettakere yang berada di Taman Prasejarah Leang-Leang yang telah dimanfaatkan untuk objek wisata secara terpadu, sementara gua yang lain selama ini hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan penelitian ilmiah.[3]

Nilai penting sejarah yang dikandung oleh Taman Prasejarah Leang-Leang adalah adanya dua jenis budaya yang pernah berkembang, yaitu Budaya Pra-Austronesia dan Budaya Austronesia. Kedua jenis budaya tersebut biasa disebut oleh prasejarawan sebagai Budaya Toala yang berkembang pada masa plestosen sekitar 31.000-19.000 BC, kawasan ini telah dihuni oleh manusia Pra-Austronesia. Sementara data lukisan di dinding gua adalah salah satu bukti ekspresi seni lukis tertua di Asia Tenggara. Nilai penting ilmu pengetahuan yang terkandung di Taman Prasejarah Leang-Leang adalah ilmu arkeologi, geologi, ekologi, biologi, dan speleogenesis. Dianggap memiliki nilai penting arkeologi karena kompleks gua di Taman Prasejarah Leang-Leang mengandung data arkeologi yang padat. Jumlah 57 gua dengan variasi temuan yang tinggi di setiap gua adalah kekayaan luar biasa. Kekayaan ekologi Kompleks Gua Leang-Leang yang merupakan bagian dari kawasan karst Bantimurung-Bulusaraung menjadi alasan kuat penetapan kawasan tersebut menjadi kawasan Taman Nasional. Kompleks Gua Leang-leang memiliki nilai penting ilmu speleogenesis karena banyaknya gua aktif atau gua yang masih dalam. Kompleks Gua Leang-leang memiliki nilai penting biologi karena memiliki kekayaan flora dan fauna yang prospektif untuk penelitian biologi pada masa mendatang. Nilai penting kebudayaan yang dikandung oleh Kompleks Gua Leang-leang dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu nilai etnik, dan nilai estetik. Kompleks Gua Leang-leang memiliki nilai penting etnik karena ditemukan bukti keberadaan komunitas Austronesia (ras Mongoloid) pada masa prasejarah di Sulawesi Selatan. Bukti arkeologis tersebut merupakan salah satu bukti tertua tentang genealogi dan budaya, menjadi jati diri (cultural identity) dari Etnis Bugis, Makassar, dan Toraja yang mendiami Sulawesi Selatan sekarang. Taman Prasejarah Leang-Leang diasumsikan memiliki nilai penting estetik karena ditemukan banyak lukisan dinding gua, berdasarkan tinggalan artefaktualnya bisa dikategorikan sebagai hasil pencapaian budaya yang sangat tinggi, karena pada masa prasejarah masyarakat Sulawesi Selatan sudah mengenal komunikasi verbal sebagaimana diperlihatkan oleh berbagai lukisan purba di dinding-dinding gua. Tahun 2014, Maxime Aubert dari Universitas Wollongong, Australia dan tim melakukan penelitian di Leang Timpuseng. Penelitian ini menjadi perhatian dunia arkeologi internasional karena berkesimpulan pertanggalan lukisan dinding gua sekitar 40.000 tahun yang lalu, setara dengan lukisan tertua di Eropa. Metode pertanggalan yang digunakan merupakan metode baru, yaitu uranium series dating di speleothems (deposit) gua. Keberadaan objek wisata Taman Prasejarah Leang-leang secara tidak langsung membawa dampak terhadap perekonomian warga sekitar objek wisata tersebut. Hal ini tampak dari mulai munculnya berbagai jenis-jenis usaha sampingan dari warga seperti pedagang suvenir, pedagang asongan, pedagang makanan dan minuman, penginapan, dan sebagainya. Jika semula pekerjaan utamawarga sekitar objek wisata hanya sebagai petani, pegawai, dan sebagainya, maka dengan keberadaan objek wisata ini mampu membuka lapangan usaha baru yang bisa dilakukan di waktu senggang.[3]

Taman Prasejarah Leang-Leang memiliki banyak potensi sebagai wilayah pengembangan pariwisata. Beberapa potensi tersebut diantaranya: (a) Potensi sumber daya alam yang dimiliki taman prasejarah ini cukup mengesankan. Wilayah ini sudah berumur puluhan ribu tahun dan berada di Kawasan Karst Maros-Pangkep yang diakui sebagai kawasan karst terluas kedua di dunia setelah kawasan karst yangada di Guangzhou, Cina. Berada di daerah pegunungan karst, Taman Prasejarah Leang-Leang memiliki situs-situs gua prasejarah dengan tinggalan arkeologis berupa lukisan seni cadas yang menarik; (b) Adanya potensi sumber daya budaya. Gua-gua di kawasan Taman Prasejarah Leang-Leang sangat menarik, karena gua-gua tersebut dulunya sebagai tempat tinggal manusia yang terkenal dengan sebutan Budaya Toala, sekaligus di gua-gua tersebut tersimpan berbagai lukisan yang masuk 10 besar lukisan tertua di dunia, sehingga situs purbakala ini penting sebagai media edukatif dan kultural. Terdapat kurang lebih 27 lukisan telapak tangan dengan berbagai posisi, lukisan perahu, hewan, figur manusia, simbol ekspresi diri melalui bahasa gambar atau bahasa rupa pada masa prasejarah; (c) Adanya dukungan sumber daya manusia dan dukungan masyarakat lokal. Cukup banyak masyarakat lokal yang telah berkecimpung pada sektor pariwisata. Demikian pula dukungan dari pemerintah melalui eksistensi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat Jenderal PHKA, Balai Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, serta perangkat yang ada dibawahnya; (d) Lokasi Taman Prasejarah Leang-Leang secara geografis sangat strategis dan aksesibilitas yang mudah dari Kota Makassar, Kota Turikale, Kabupaten Bone, Kabupaten Pangkep, dan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, yakni tersedianya berbagai amenitas pariwisata. Berbagai amenitas untuk mendukung kegiatan pariwisata telah tersedia di Taman Prasejarah Leang-Leang.[3]

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d e Siregnas CB Kemendikbud RI. "Taman Prasejarah Leang-Leang". cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-04. Diakses tanggal 4 Mei 2021. 
  2. ^ Ratino; Tri Maya Yulianingsih (2010). Jelajah Wisata Nusantara: Berbagai Pilihan Tujuan Wisata di 33 Provinsi. Yogyakarta: Media Pressindo (MedPress). hlm. 332–333. 
  3. ^ a b c d Mulyantari, Enny (2018). Pengembangan Objek Wisata Budaya : Taman Prasejarah Leang-Leang, Maros, Sulawesi Selatan (Jurnal Media Wisata, Vol. 16, No. 1) (PDF). Jurnal Media Wisata. hlm. 684–697. 
  4. ^ Suparti (2019). Indonesia nan Indah: Gua di Indonesia. Semarang: ALPRIN. hlm. 12–13. ISBN 978-602-8094-49-8. 

Read other articles:

Skiing winter sport Ski jump redirects here. For the aircraft takeoff ramp, see Ski-jump (aviation). Ski jumpingPeter Prevc in Titisee-Neustadt, March 2016Highest governing bodyInternational Ski Federation (FIS)First played22 November 1808Olaf Rye,Eidsberg church, Eidsberg, NorwayCharacteristicsTeam membersM Individual (50)L Individual (40)Team event (4)Super Team event (2)TypeNordic skiingEquipmentSkisVenueSki jumping hillPresenceOlympic1924 (men)2014 (women)2022 (mixed team)World Champ...

 

Gabriel RadomirГаврил РадомирTsar BulgariaBerkuasa6 Oktober 1014 – Agustus 1015PendahuluSamuil dari BulgariaPenerusIvan VladislavInformasi pribadiKematian1015DynastyCometopuliAyahSamuil dari BulgariaIbuAgataPasanganMalgorzata dari HungariaIrene dari LarissaAnakPetar II Delyan Gabriel Radomir (bahasa Bulgaria: Гаврил Радомир, Greek: Γαβριὴλ Ρωμανός/Gavriil Romanoscode: el is deprecated , diinggriskan sebagai Gabriel Radomir) merupakan kaisar (tsar...

 

Ini adalah nama Korea; marganya adalah Kim. Kim Dong Wan김동완 (金烔完)Informasi latar belakangLahir21 November 1979 (umur 44)AsalKorea SelatanGenre K-pop J-pop Dance Pekerjaan Penyanyi aktor Tahun aktif1998–sekarangLabelSM Entertainment(1998–2003)Good Entertainment(2004–2007)Liveworks Company(2010–2014)Universal D(2010-sekarang)Shinhwa Company(2011–sekarang)CI Entertainment(2014–sekarang)Artis terkaitShinhwaSitus webhttp://www.shinhwacompany.co.kr/ Nama KoreaHangul김�...

Ne doit pas être confondu avec social-démocratie. L'expression socialisme démocratique désigne, dans son acception la plus répandue, un ensemble de courants socialistes caractérisés par la conviction que la construction d'une société socialiste, où existerait l'égalité la plus grande possible et où régnerait la justice, est compatible avec le respect des principes démocratiques. De manière plus précise, l'expression socialisme démocratique est aujourd'hui principalement emp...

 

Портал:Политика Украина Статья из серии Политическая системаУкраины Государственный строй Конституция Президент Владимир Зеленский Кабинет министров Премьер-министр Денис Шмыгаль Верховная рада Председатель Верховной рады Руслан Стефанчук Народные депутаты Судеб�...

 

Mosque in Ioannina, Greece Fethiye MosqueΦετιχιέ τζαμίReligionAffiliationIslamLocationLocationIoannina, GreeceShown within GreeceGeographic coordinates39°40′14.44″N 20°51′47.05″E / 39.6706778°N 20.8630694°E / 39.6706778; 20.8630694ArchitectureTypemosqueDate established1430Completed1795 The Fethiye Mosque (Greek: Φετιχιέ τζαμί; Turkish: Fethiye Camii, Mosque of the Conquest) is an Ottoman mosque in Ioannina, Greece. The mosque was bui...

Assedio di Siracusa (212 a.C.)parte della seconda guerra punicaArchimede dirige la difesa delle mura dell'antica SiracusaData214–212 a.C. LuogoSiracusa CausaImprovviso appoggio di Siracusa a Cartagine EsitoVittoria romana Modifiche territorialiConquista romana di Siracusa e dei suoi territori SchieramentiSiracusaCartagineRepubblica romana ComandantiSiracusani: IppocrateEpicideCartaginesi: ImilconeBomilcare[1]Claudio Marcello[2][3]Appio Claudio[3] Effettivi25....

 

Japanese anime television series This article is about the anime television series. For the media franchise, see Neon Genesis Evangelion (franchise). Neon Genesis Evangelion新世紀エヴァンゲリオン(Shin Seiki Evangerion)GenreApocalyptic[1]Mecha[2]Psychological drama[3] Anime television seriesDirected by Hideaki Anno Masayuki (assistant) Kazuya Tsurumaki (assistant) Produced by Noriko Kobayashi (TV Tokyo) Yutaka Sugiyama (NAS) Written byHideaki A...

 

American politician James M. RichardsonMember of the U.S. House of Representativesfrom Kentucky's 3rd districtIn officeMarch 4, 1905 – March 3, 1907Preceded byJohn Stockdale RheaSucceeded byAddison JamesMember of the Kentucky House of RepresentativesIn office1896 Personal detailsBorn(1858-07-01)July 1, 1858Mobile, AlabamaDiedFebruary 9, 1925(1925-02-09) (aged 66)Glasgow, KentuckyResting placeGlasgow CemeteryPolitical partyDemocraticProfessionNewspaper editorSignatu...

土库曼斯坦总统土库曼斯坦国徽土库曼斯坦总统旗現任谢尔达尔·别尔德穆哈梅多夫自2022年3月19日官邸阿什哈巴德总统府(Oguzkhan Presidential Palace)機關所在地阿什哈巴德任命者直接选举任期7年,可连选连任首任萨帕尔穆拉特·尼亚佐夫设立1991年10月27日 土库曼斯坦土库曼斯坦政府与政治 国家政府 土库曼斯坦宪法 国旗 国徽 国歌 立法機關(英语:National Council of Turkmenistan) ...

 

Football clubAS Garde NationaleFull nameAssociation Sportive de la Garde NationaleGroundStade OlympiqueNouakchott, MauritaniaCapacity20,000LeagueLigue 1 Mauritania2022–20238th Association Sportive de la Garde Nationale (Arabic: الجمعية الرياضية للحرس الوطني) known as AS Garde Nationale is a Mauritanian football club based in Nouakchott. History The club was founded in Nouakchott. It was known on past under the name of ASC Garde Nationale (Association Sportive et Cu...

 

2020年夏季奥林匹克运动会波兰代表團波兰国旗IOC編碼POLNOC波蘭奧林匹克委員會網站olimpijski.pl(英文)(波兰文)2020年夏季奥林匹克运动会(東京)2021年7月23日至8月8日(受2019冠状病毒病疫情影响推迟,但仍保留原定名称)運動員206參賽項目24个大项旗手开幕式:帕维尔·科热尼奥夫斯基(游泳)和马娅·沃什乔夫斯卡(自行车)[1]闭幕式:卡罗利娜·纳亚(皮划艇)&#...

此条目序言章节没有充分总结全文内容要点。 (2019年3月21日)请考虑扩充序言,清晰概述条目所有重點。请在条目的讨论页讨论此问题。 哈萨克斯坦總統哈薩克總統旗現任Қасым-Жомарт Кемелұлы Тоқаев卡瑟姆若马尔特·托卡耶夫自2019年3月20日在任任期7年首任努尔苏丹·纳扎尔巴耶夫设立1990年4月24日(哈薩克蘇維埃社會主義共和國總統) 哈萨克斯坦 哈萨克斯坦政府...

 

Keuskupan Bolzano-BrixenDioecesis Bauzanensis-BrixinensisDiözese Bozen-BrixenDiocesi di Bolzano-BressanoneLokasiNegara ItaliaMetropolitTrentoStatistikLuas7.400 km2 (2.900 sq mi)Populasi- Total- Katolik(per 2006)479.758465,365 (97.0%)Paroki281Imam339InformasiRitusRitus RomaPendirianAbad ke-6KatedralCattedrale di Santa Maria Assunta e San Cassiano (Brixen)KonkatedralDuomo di Santa Maria Assunta (Bolzano)Kepemimpinan kiniPausFransiskusUskupIvo MuserPetaSi...

 

1999 film by Jonathan Kaplan For other uses, see Brokedown Palace (disambiguation). Brokedown PalaceTheatrical release posterDirected byJonathan KaplanScreenplay byDavid ArataStory byAdam FieldsDavid ArataProduced byAdam FieldsStarring Claire Danes Kate Beckinsale Lou Diamond Phillips Jacqueline Kim Bill Pullman CinematographyNewton Thomas SigelEdited byCurtiss ClaytonMusic byDavid NewmanDistributed by20th Century FoxRelease date August 13, 1999 (1999-08-13) (United States)...

This article is about nuclear fission reactors. For nuclear fusion reactors, see Fusion power. Nuclear pile redirects here. For nuclear stockpiles, see List of states with nuclear weapons. This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) This article may be too long to read and navigate comfortably. Consider splitting content into sub-articles, condensing it, or adding subheadings. Please ...

 

1876 U.S. racial confrontation Ellenton riot of 18761876 News Coverage of the Ellenton Riot in Aiken County, South CarolinaDateSeptember 1876 [1]LocationAiken County, South CarolinaDeaths25 to 100 African Americans, 1 white The Ellenton riot or Ellenton massacre occurred in September 1876 and took place in South Carolina in the United States. The massacre was preceded by a series of civil disturbances earlier that year following tensions between the Democratic Party and the Republican...

 

Large naval battle in June 1666 between England and the Netherlands; Dutch victory Four Days' BattlePart of the Second Anglo-Dutch WarThe Four Days Battle by Abraham StorckDate11–14 June 1666 (1666-06-11 – 1666-06-14)LocationENE of North Foreland, England[1]51°24′N 2°0′E / 51.400°N 2.000°E / 51.400; 2.000Result Dutch victoryBelligerents  Kingdom of England  Dutch RepublicCommanders and leaders George Monck George Ayscue...

Tire manufacturer MaxxisCompany typePublicTraded asTWSE: 2105FoundedJanuary 1, 1967; 57 years ago (1967-01-01)FounderLuo JyeHeadquartersYuanlin, TaiwanArea servedWorldwideWebsitewww.maxxis.com Cheng Shin Rubber Industry Co. (Chinese: 正新橡膠工業股份有限公司; pinyin: Zhèngxīn Xiàngjiāo Gōngyè Gǔfèn Yǒuxiàn Gōngsī) is a Taiwanese tire company which is the 11th largest in the world. Established in 1967, in Yuanlin City, Changhua County, Taiwan, ...

 

Este artículo o sección necesita referencias que aparezcan en una publicación acreditada. Busca fuentes: «Fotogrametría» – noticias · libros · académico · imágenesEste aviso fue puesto el 15 de marzo de 2013. Fotogrametría de la sede de Fazenda do Pinhal, São Carlos-SP, Brasil Fotogrametría de la sede de Fazenda do Pinhal, São Carlos-SP, Brasil La fotogrametría es una técnica cuyo objeto es estudiar y definir con precisión la forma, dimensiones y posici...