Swasono Abdul Hamid


Brigadir Jenderal Polisi (Purn.) Swasono Abdul Hamid (21 Agustus 1921 – 21 Maret 1973) adalah seorang perwira tinggi Polri yang menjabat sebagai Panglima Daerah Kepolisian XIII/Kalimantan Selatan.[1]

Pendidikan

Swasono Abdul Hamid menempuh pendidikan formal di HIS (1936), MULO (1940), MHS (1942), dan SMT (1943). Ia juga mengikuti pendidikan militer di Seinendan (1943) dan Kenkokugakuin (1944) di bawah pendudukan Jepang. Setelah kemerdekaan, ia melanjutkan pendidikan di Kursus Pamong Praja untuk Bupati di Jakarta, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) (1954), Kursus Pimpinan Kepanduan (1957), Kursus Semarang Management Centre (1961), Kursus Orientasi Keamanan dan Pertahanan (1961), Sekolah Staf dan Komando Polisi (SESKOPOL) (1962), dan Fakultas Hukum tingkat IV Universitas Brawijaya (1964).[1]

Karier

Swasono Abdul Hamid memulai karier sebagai pegawai menengah di Kantor Residen Malang sebelum kemerdekaan. Pada tahun 1945, ia bergabung dengan BKR dan menjadi Kepala BKR di Semarang. Ia memimpin pertempuran selama lima hari melawan tentara Jepang dan Inggris/Gurkha yang mencoba menguasai kota tersebut. Ia juga terlibat dalam perang kemerdekaan I dan II melawan Belanda. Pada tahun 1948, ia ditugaskan sebagai Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur dan memimpin penumpasan pemberontakan PKI di Madiun. Pada tahun 1950, ia dipindahkan ke Jawa Barat dan menjadi Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat. Ia memimpin penumpasan gerombolan DI/TII yang berusaha mendirikan negara Islam di Jawa Barat. Pada tahun 1965, ia memimpin penumpasan G30S/PKI yang mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintah. Ia kemudian diangkat sebagai Panglima Daerah Kepolisian XIII/Kalimantan Selatan dan sebagai anggota MPR dari utusan golongan Karya ABRI.[1]

Makam Swasono Abdul Hamid di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata.

Ia meninggal 21 Maret 1973 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan upacara militer yang dipimpin oleh Kapolri M. Hasan.[2]

Referensi