Kelima bersaudara tersebut merupakan anak-anak dari Thomas (1883–1965) dan AlletaSullivan (1895–1972). Mereka adalah:
George Thomas Sullivan, usia 27 (lahir 14 Desember 1914). Gunner's Mate Kelas Dua (George sebelumnya telah diberhentikan pada Mei 1941 sebagai Gunner's Mate Kelas Tiga.)
Francis Henry "Frank" Sullivan, 26 (lahir 18 Februari 1916), Coxswain (Frank sebelumnya diberhentikan pada Mei 1941 sebagai Seaman First Class.)
Joseph Eugene "Joe" Sullivan, 24 (lahir 28 Agustus 1918), Pelaut Kelas Dua
Madison Abel "Matt" Sullivan, 23 (lahir 8 November 1919), Pelaut Kelas Dua
Albert Leo "Al" Sullivan, 20 (lahir 8 Juli 1922), Pelaut Kelas Dua
Kelima bersaudara tersebut meninggalkan orang tua mereka dan seorang adik, Genevieve (1917–1975), yang mengabdi di WAVES. Dia adalah pacar Bill Ball, yang gugur dibunuh oleh pasukan Jepang saat bertugas di USS Arizona di Pearl Harbor mendorong saudara laki-lakinya untuk bergabung dengan Angkatan Laut untuk membalaskan dendamnya.[2] Al meninggalkan istrinya Katherine Mary dan putranya Jimmy. Joe meninggalkan tunangannya bernama Margaret Jaros, sedangkan Matt meninggalkan tunangannya, Beatrice Imperato.[3] Putra Al Sullivan mengabdi di Angkatan Laut Amerika Serikat, bertugas di kapal USS The Sullivans yang pertama. Neneknya memberkahi kapal tersebut. Cucu perempuan Al, Kelly Ann Sullivan Loughren memberkahi kapal USS The Sullivans yang kedua.[4]
Pengabdian militer
Di USS Juneau, terdapat beberapa awak kapal dimana ada sekitar 30 pasang diantara mereka merupakan kakak beradik termasuk dua dari Rogers bersaudara dari Bridgeport, Connecticut. Sebelum operasi militer Pulau Savo yang berakhir parah bagi AL AS, dua Rogers bersaudara dipindahkan keluar dari USS Juneau. Menurut mereka yang selamat, setidaknya dua dari Sullivan bersaudara juga akan dipindahtugaskan jika USS Juneau pulang dengan selamat.[3]
Keamanan mengharuskan USN tidak membeberkan hilangnya Juneau atau kapal lainnya agar tidak memberikan informasi kepada musuh. Surat dari putra-putra Sullivan tidak lagi sampai di rumah dan orang tua mereka menjadi khawatir, yang mendorong Alleta Sullivan menulis surat kepada Biro Personalia Angkatan Laut pada bulan Januari 1943, mengutip rumor bahwa orang-orang yang selamat dari gugus tugas tersebut mengklaim bahwa kelima bersaudara tersebut tewas dalam pertempuran.[5]
Surat Alleta dibalas langsung oleh Presiden Franklin D. Roosevelt pada 13 Januari 1943 yang mengakui bahwa seluruh Sullivan bersaudara tewas, namun orang tua mereka sudah mengetahui berita tersebut pada hari sebelumnya.[6] Pada tanggal 12 Januari, saat ayahnya Tom hendak bekerja, tiga petugas militer - seorang letnan komandan, kepala petugas kecil, dan seorang dokter - datang menghampiri Tom. "Saya memiliki berita mengenai putra-putramu", perwira angkatan laut itu berkata. "Yang mana?", Tom bertanya. "Mohon maaf pak", perwira itu menjawab, "kelimanya".
"Sullivan bersaudara yang Bertarung" kemudian menjadi pahlawan nasional Amerika Serikat. Presiden Roosevelt memberikan pesan belasungkawa kepada kedua orang tua. Paus Pius XII mengirimkan medali keagamaan perak dan rosario dengan pesan penyesalannya. Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat Iowa mengajukan mosi resmi untuk mengenang Sullivan bersaudara.[7]
Warisan
Kematian seluruh Sullivan bersaudara (dan empat dari Borgstrom bersaudara beberapa saat dalam kurun waktu dua bulan pada dua tahun kemudian) memaksa Departemen Perang Amerika Serikat untuk melaksanakan kebijakan Kebijakan Korban Tunggal, sebuah kebijakan yang membebaskan anak terakhir atau anak tunggal dari karir militer.[8]
Awak kapal kedua kapal perang tersebut bersatu membentuk asosiasi purnawirawan dengan nama The Sullivans Association dan pada 25 September 2011 mereka menyelenggarakan reuni di Waterloo, Iowa. Para hadirin berkumpul di Sullivans Park, bergerak menuju Calvary Cemetery untuk memberikan hormat kepada jasad kedua orang tua dan kakak perempuan Sullivan bersaudara, dan mengunjungi daerah dimana keluarga Sullivan bersaudara tinggal dahulu.[10]