Sophie dari Swedia

Sophie dari Swedia
Portrait dari Franz Xaver Winterhalter, ca 1854
Adipatni Agung dari Baden
Periode30 Maret 1830 – 24 April 1852
Kelahiran(1801-05-21)21 Mei 1801
Stockholm, Swedia
Kematian6 Juli 1865(1865-07-06) (umur 64)
Karlsruhe, Keharyapatihan Baden
Pasangan
(m. 1819; meninggal 1852)
Keturunan
Nama lengkap
Sophie Wilhelmine Katherine Marie Louise Charlotte Anne
WangsaHolstein-Gottorp
AyahGustav IV Adolf dari Swedia
IbuFrederica dari Baden
Portrait karya Franz Xaver Winterhalter dari Sophie dari Swedia, Margravine dari Baden (1831)

Sophie dari Swedia (Sofia Vilhelmina Katarina Maria Lovisa Charlotta Anna; 21 Mei 1801 – 6 Juli 1865) adalah seorang adipatni agung dari Baden sebagai istri dari Adipati Agung Baden, Leopold. Ia merupakan nenek dari Maximilian dari Baden dan Victoria dari Swedia

Masa kecil

Sophie lahir di Stockholm, Swedia, pada 21 Mei 1801. Dia adalah putri Raja Gustav IV Adolf dari Swedia dan istrinya, Frederica dari Baden. Setelah lahir, Sophie dibesarkan di bawah pengawasan dua pengasuh kerajaan secara bergantian: Hedvig Ulrika De la Gardie dan Charlotte Stierneld.

Ketika Sophie berusia delapan tahun, ayahnya digulingkan dalam Kudeta tahun 1809, dan Sophie pun meninggalkan Swedia bersama keluarganya. Sebelum meninggalkan Swedia, Sophie dan ibunya sempat dikenakan tahanan rumah. Selama masa itu, Sophie digambarkan dalam buku harian terkenal milik Hedwig Elizabeth Charlotte dari Holstein-Gottorp sebagai anak yang keras kepala, lebih sombong, dan tidak dapt mengendalikan diri dibandingkan kakaknya, Gustav.

Ada sebuah anekdot yang menggambarkan perbedaan antara Sophie dan kakaknya. Saat Frederica dan anak-anaknya mendapat izin untuk bergabung dengan Gustav Adolf yang telah dilengserkan, seorang bangsawan terkenal Swedia, Axel von Fersen, datang untuk membahas pengaturannya. Ketika Axel hendak pergi, kakak laki-laki Sophie buru-buru berlari membuka pintu untuknya. Sang mantan ratu, Fredrica, kemudian berkata, "Sophie tidak akan pernah melakukan hal seperti itu, dia terlalu tinggi hati untuk membukakan pintu."[1]

Pernikahan

Sophie bersama anak-anaknya (1834)

Pada tahun 1815, Sophie bertunangan, dan pada 25 Juli 1819 di Karlsruhe, dia menikah dengan paman buyutnya, Pangeran Leopold dari Baden, yang merupakan putra dari pernikahan morganatik. Pernikahan mereka diatur secara khusus oleh pamannya, Adipati Agung Karl I dari Baden, untuk meningkatkan peluang Leopold suatu hari nanti menjadi adipati agung, karena garis keturunan kerajaan Sophie. Meskipun hak Leopold atas takhta diakui, dia awalnya lahir dari pernikahan morganatik.

Selama masa pemerintahan Louis I, Adipati Agung Baden, mereka menjalani kehidupan yang sederhana jauh dari istana. Louis tidak ingin pewaris takhta berada di istana. Namun, pada tahun 1830, suaminya naik takhta menjadi Adipati Agung Leopold I, dan Sophie pun menjadi Adipatni Agung Baden.

Adipatni Agung Baden

Sophie dikenal sebagai sosok yang bijaksana dan penuh tanggung jawab, tapi juga tegas. Ia sering begadang hingga larut malam dan baru bangun siang hari. Setelah bangun, Sophie biasanya menghabiskan waktu berjam-jam menulis surat untuk berbagai kerabatnya di seluruh Eropa, sambil mengenakan pakaian rumahnya. Sophie memiliki ketertarikan pada sains, seni, dan politik, dan selalu mengikuti perkembangan politik terbaru melalui surat-suratnya. Hubungannya dengan Istana Wina sangat erat, hingga anak-anak lelakinya pun dikirim ke sana untuk menyelesaikan pendidikan mereka. Sophie menyimpan rasa pahit terhadap peristiwa penggulingan ayahnya. Ia juga sangat terpukul ketika status Gustav sebagai pangeran Swedia dicabut. Ketika keributan muncul akibat kemunculan Kaspar Hauser, muncul rumor bahwa Sophie memerintahkan pembunuhan Hauser pada tahun 1833. Skandal ini merusak hubungannya dengan suaminya, dan Sophie dikabarkan menjalin hubungan asmara dengan orang lain.[2]

Saat revolusi tahun 1848, Sophie terpaksa melarikan diri dari Karlsruhe bersama keluarganya ke Strasbourg. Mereka baru kembali pada tahun 1849, setelah pemberontakan berhasil ditumpas oleh pasukan Prusia.[2]

Sophie menjadi janda pada tahun 1852. Ia berhasil meyakinkan putranya, Frederick, untuk menerima pernikahan politik yang telah diatur daripada menikahi cinta sejatinya, Baroness Stephanie von Gensau. Pada tahun yang sama, keluarga kerajaan Swedia mencoba berdamai dengan dinasti kerajaan Swedia yang telah digulingkan. Oscar I dari Swedia dan Josephine dari Leuchtenberg berusaha mengatur pertemuan, tetapi gagal. Namun, pada tahun 1863, Sophie bertemu dengan pewaris takhta Swedia, Pangeran Oscar II, dan istrinya, Sophie dari Nassau.[2] Pertemuan itu berlangsung dengan baik. Sophie bahkan sempat bertanya kepada mereka tentang bagaimana Stockholm, kota masa kecilnya, telah berubah. Sebelum mereka pergi, Sophie memberikan hadiah untuk putra mereka, Pangeran Gustaf, sebuah medali dengan ukiran huruf "G" dan mahkota Pangeran Mahkota Swedia, sebagai penghormatan kepada nama saudaranya yang juga bernama Gustaf.[2]

Pada tahun 1864, Sophie diwawancarai oleh seorang penulis Swedia yang tidak disebutkan namanya. Wawancara ini kemudian diterbitkan dalam biografi tentang perempuan-perempuan terkenal Swedia yang ditulis oleh Wilhelmina Stålberg:

Istana tempat tinggal Sophie terletak di sebuah taman kecil dan lebih mirip rumah pribadi yang indah daripada istana kerajaan. Bangunan itu dikelilingi oleh pepohonan yang cantik, halaman rumput yang terawat, dan jalan-jalan kecil yang tertata rapi. Tidak ada kesan megah dari staf atau hal lainnya di sana. Saat pertama kali masuk ke ruang tamu, aku melihat ruangan itu penuh dengan bunga dan lukisan. Semuanya tampak seperti rumah seseorang yang hidup dalam kesendirian, tenggelam dalam kenangan masa lalu. Aku juga diberitahu bahwa Sang Adipati Agung jarang sekali muncul di depan umum. Tak lama kemudian, dia masuk dengan langkah ringan yang nyaris tak terdengar—sosok yang anggun, datang dengan tangan terbuka, lalu memeluk dan menciumku. [...] Dia segera mengalihkan pembicaraan ke topik Swedia dan kenangannya tentang negeri itu. Dia terutama mengingat Istana Haga dan Istana Kerajaan Stockholm. Dia mengenang Istana Kerajaan dengan sangat baik, sampai-sampai dia yakin bahwa jika suatu hari dia kembali ke sana, dia masih bisa menemukan jalannya di setiap sudut istana. Aku bertanya apakah dia tidak ingin mengunjungi rumah masa kecilnya. Di Swedia, ada rumor bahwa dia ingin melakukannya dan bahkan telah menulis surat kepada Raja Oscar, yang katanya sudah menjamin akan menyambutnya dengan hangat. Sang Adipati Agung menepis rumor itu sebagai "tidak benar sama sekali." Dia mengaku tidak pernah memiliki rencana serius untuk mengunjungi Swedia lagi, meskipun dia sering merindukannya. Terutama di musim semi, katanya, dia selalu merasa ada kerinduan yang aneh dan melankolis terhadap rumah masa kecilnya. Namun, menurutnya, sekarang sudah terlambat untuk pergi ke sana. Ucapannya itu diiringi dengan kilauan air mata di matanya yang besar dan biru. Wajahnya memang bukan wajah yang benar-benar cantik, tapi sangat menarik, meskipun senyuman tulus tampaknya bukan hal yang sering terlihat darinya. Soal sastra Swedia terbaru, dia membaca semuanya, tapi dalam terjemahan. "Karena," katanya, "aku sudah tidak terlalu ingat bahasa Swedia dengan baik untuk berbicara atau membacanya langsung. Tapi aku masih bisa mengerti jika orang berbicara dalam bahasa itu, dan doaku selalu dalam bahasa Swedia!"[3]

Akhir hayat

Sophie meninggal di Istana Karlsruhe pada 6 Juli 1865.

Referensi

  1. ^ Charlottas, Hedvig Elisabeth (1939) [1807–1811]. af Klercker, Cecilia, ed. Hedvig Elisabeth Charlottas dagbok [The diary of Hedvig Elizabeth Charlotte] (dalam bahasa Swedia). VIII 1807-1811. Diterjemahkan oleh Cecilia af Klercker. Stockholm: P.A. Norstedt & Söners förlag. OCLC 14111333.  (search for all versions on WorldCat)
  2. ^ a b c d Heribert Jansson (in Swedish). Drottning Victoria (Queen Victoria). Hökerbergs Bokförlag. (1963) ISBN.
  3. ^ Anteckningar om svenska qvinnor. [Utg. av P.G. Berg och Wilhelmina Stålberg]. Stockholm, 1864-1866.

Daftar pustaka

  • Heribert Jansson (dalam bahasa Swedia). Drottning Victoria (Queen Victoria). Hökerbergs Bokförlag. (1963) ISBN.
  • Charlottas, Hedvig Elisabeth (1939) [1807–1811]. af Klercker, Cecilia, ed. Hedvig Elisabeth Charlottas dagbok [The diary of Hedvig Elizabeth Charlotte] (dalam bahasa Swedia). VIII 1807-1811. Diterjemahkan oleh Cecilia af Klercker. Stockholm: P.A. Norstedt & Söners förlag. OCLC 14111333.  (search for all versions on WorldCat)
  • Anteckningar om svenska qvinnor. [Utg. av P.G. Berg och Wilhelmina Stålberg]. Stockholm, 1864-1866.
Sophie dari Swedia
Lahir: 21 Mei 1801 Meninggal: 6 Juli 1865
Jerman
Didahului oleh:
Stéphanie de Beauharnais
Permaisuri Agung Baden
30 Maret 1830 – 24 April 1852
Diteruskan oleh:
Putri Louise dari Prussia