Solo Societeit

Solo Societeit atau biasa disingkat SS, adalah organisasi nirlaba-independen dan gerakan sosial yang bertujuan untuk membangun kesadaran sejarah dan budaya Surakarta melalui media sosial dan kegiatan sosial.[1] Didirikan di Surakarta oleh Heri Priyatmoko pada 6 Mei 2018. Solo Societeit memiliki tiga pilar utama dalam setiap gerakannya, yaitu rekreasi, edukasi dan diskusi.[1]

Sejarah

Solo Societeit didirikan di Surakarta pada 6 Mei 2018 oleh Heri Priyatmoko, dosen Universitas Sanata Dharma, bersama kolega koleganya.

Diawal berdirinya, Solo Societeit beranggotakan 10 orang, yaitu terdiri atas dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa sejarah dan budaya, ekonomi, komunikasi, hingga masyarakat umum. Walaupun bermodal dari urun seadanya, SS sering mengadakan acara yang mengajak masyarakat untuk menjelajah berbagai sudut Kota Surakarta.[2]

Solo Societeit menggunakan sarana facebook, instagram, dan twitter untuk mengkomunikasikan program-program komunitasnya. Kini followers instagram Solo Societeit sudah tercatat lebih dari 6.000 pengguna.[3]

Fokus Gerakan

Solo Societeit tak hanya berhasil menarik minat banyak anak muda untuk mencintai sejarah, tapi berhasil menarik simpati beberapa lembaga, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pariwisata, hingga berbagai Universitas di dalam maupun luar negeri.

Bagi Solo Societeit, sejarah dan budaya bukan hanya sekadar diskusi kelas yang membosankan. Sejarah dan budaya disampaikan secara santai, lewat dongeng, diskusi, dan mengunjungi situs. Dalam setiap kegiatan, para peserta akan diajak menjelajah dan melihat secara langsung situs-situs sejarah yang ada. Setelah itu, dilanjutkan dengan berdiskusi mengenai situs yang dikunjungi, dilengkapi dengan pemaparan data dan sumber.

Sebelum jelajah, Solo Societeit melakukan riset dan penelitian baik melalui data primer maupun data sekunder. Data-data yang digunakan oleh komunitas ini berupa gabungan dari data tertulis dan folklore dari para tokoh yang memiliki kredibilitas dan kapabilitas di bidangnya.

Solo Societeit menghadirkan berbagai acara yang mampu menarik minat lintas generasi untuk makin mencintai sejarahnya. Mengupas sisi lain Keraton Surakarta, menjelajahi kampung-kampung Tionghoa, menembus gang-gang kecil kawasan Sangkrah, hingga masuk ke kediaman Mangkunegara.

Kegiatan jelajah dan diskusi yang telah komunitas ini lakukan antara lain Jelajah Keraton Surakarta[4], Mutiara Solo Timur[5], berkolaborasi dengan Soerakarta Walking Tour menghadirkan jejak Harmoni di Solo[6], hingga Menguak Harta Karun Mangkunegaran[7].

Referensi

  1. ^ a b Wedhaswary, Inggried Dwi, ed. (2018-06-12). ""Solo Societeit", Mereka yang Gelisah dengan Kelangsungan Situs Sejarah dan Budaya..." Kompas.com. Diakses tanggal 2022-06-02. 
  2. ^ "Komunitas Solo Societeit Dorong Anak Milenial Kenal Sejarah Kota - Suara Merdeka". Merdeka.com. 2019-02-17. Diakses tanggal 2022-06-02. 
  3. ^ "Masuk • Instagram". www.instagram.com. Diakses tanggal 2022-06-02. 
  4. ^ Chaniscara, Chrisna (2021-12-14WIB23:53:36+00:00). "Tur Napak Tilas Bikinan Solo Societeit, Belajar Sejarah jadi Ringan". Solopos.com. Diakses tanggal 2022-06-02. 
  5. ^ Isnanto, Bayu Ardi. "Menjelajah Sangkrah, Kampung Air Bersejarah di Solo". detikcom. Diakses tanggal 2022-06-02. 
  6. ^ "Perjalanan Menjadi Indonesia, Catatan Solo Societeit Menelisik Sejarah Tionghoa di Solo". soloaja.co. Diakses tanggal 2022-06-02. 
  7. ^ Azizah, Siti Nur (2022-03-27WIB18:29:03+00:00). "Jelajahi Spot-Spot Tersembunyi di Mangkunegaran Solo, Ada Apa Saja Ya?". Solopos.com. Diakses tanggal 2022-06-02.