Sikhem (bahasa Ibrani: שְׁכֶם, Šəḵem; bahasa Arab: شكيم, Šakim) adalah sebuah kota kuno yang terletak di daerah pegunungan tengah Kanaan, di wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Tepi Barat, Palestina. Kota ini memiliki sejarah panjang yang mencakup berbagai periode, mulai dari zaman Kanaan kuno, masa pemerintahan Israel kuno, hingga masa Kekaisaran Romawi. Sikhem memainkan peran penting dalam sejarah agama Yahudi, Kristen, dan Islam, serta menjadi situs penting bagi berbagai peristiwa dalam Alkitab.
Nama "Sikhem" secara harfiah berarti "bahu" atau "punggung" dalam bahasa Ibrani, yang kemungkinan merujuk pada lokasi geografis kota ini yang terletak di antara dua gunung, yaitu Gunung Ebal di utara dan Gunung Gerizim di selatan.
Lokasi Geografis
Sikhem terletak di lembah yang subur di wilayah pegunungan tengah Palestina, sekitar 63 kilometer sebelah utara Yerusalem. Lokasinya di antara dua gunung utama membuatnya menjadi jalur perdagangan dan perlintasan penting di Kanaan. Saat ini, situs kuno Sikhem dikenal sebagai Tell Balata, yang terletak di dekat kota modern Nablus.
Sejarah
Zaman Kanaan Kuno
Sikhem pertama kali dihuni pada milenium ke-4 SM, selama periode Zaman Perunggu Awal. Pada Zaman Perunggu Tengah (sekitar 1900–1550 SM), Sikhem menjadi kota-kota yang diperkuat dengan tembok dan pusat budaya penting di Kanaan. Kota ini juga disebutkan dalam surat-surat Amarna sebagai kota yang berpengaruh di bawah kekuasaan seorang penguasa bernama Labayu.
Zaman Israel Kuno
Sikhem muncul sebagai kota yang signifikan dalam sejarah Israel kuno. Menurut Alkitab, kota ini menjadi tempat Abram pertama kali mendirikan mezbah kepada Allah setelah tiba di Kanaan (Kejadian 12:6-7). Sikhem juga disebutkan sebagai lokasi perjanjian antara Allah dan bangsa Israel, yang diperbarui oleh Yosua setelah Penaklukan Kanaan (Yosua 24:1-25).
Setelah kehancuran Kerajaan Israel Utara pada abad ke-8 SM oleh Asyur, Sikhem mengalami penurunan status. Namun, kota ini tetap dihuni selama masa pembuangan Babel, meskipun peran politiknya menurun.
Zaman Helenistik dan Romawi
Pada periode Helenistik, kota ini dihuni oleh orang-orang Samaria, yang membangun kuil di Gunung Gerizim sebagai tempat ibadah utama mereka. Pada masa Kekaisaran Romawi, Sikhem digantikan oleh kota Flavia Neapolis (sekarang Nablus), yang didirikan pada abad ke-1 M. Sikhem perlahan kehilangan kepentingannya dan akhirnya ditinggalkan.
Signifikansi Keagamaan
Dalam Yudaisme
Sikhem adalah situs penting dalam Yudaisme. Selain menjadi tempat mezbah pertama Abram, kota ini juga dianggap sebagai lokasi penguburan Yusuf, salah satu leluhur suku Israel (Yosua 24:32). Sikhem sering disebutkan dalam konteks perjanjian Allah dengan Israel.
Dalam Kekristenan
Bagi umat Kristen, Sikhem penting karena peristiwa yang disebutkan dalam Injil Yohanes 4:5-6, di mana Yesus berbicara dengan seorang perempuan Samaria di sebuah sumur dekat Sikhem, yang dikenal sebagai "Sumur Yakub."
Dalam Islam
Dalam tradisi Islam, Sikhem dan sekitarnya dihormati sebagai tempat yang terkait dengan nabi-nabi kuno, termasuk Yusuf dan Yakub. Sumur Yakub juga dianggap sebagai situs suci.
Arkeologi
Penggalian arkeologi di Tell Balata dimulai pada awal abad ke-20 oleh tim dari Jerman dan Amerika. Temuan penting mencakup sisa-sisa tembok kota, gerbang, dan tempat kudus yang diduga terkait dengan kisah Alkitab. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa Sikhem adalah pusat administratif penting selama Zaman Perunggu.
Warisan Budaya
Meskipun Sikhem kini berada dalam reruntuhan, warisannya tetap hidup melalui tradisi agama dan sejarah. Kota ini menjadi simbol perjanjian antara Allah dan umat-Nya, serta sebagai saksi bisu perjalanan sejarah panjang kawasan tersebut.