Sic et non (ya dan tidak) adalah judul buku karangan Petrus Abelardus yang diterbitkan pada tahun 1122.[1] Buku ini memuat kumpulan 158 pernyataan Bapa Gereja yang ia anggap saling bertentangan seputar persoalan iman, sakramen, dan cinta.[2] Di dalam buku ini terdapat lebih dari 1.800 kutipan.[2] Dikatakan bahwa terdapat satu otoritas yang berkata ”ya”, sedangkan yang lain mengatakan “tidak” sehingga dianggapnya sulit untuk mendamaikan segala pertentangan yang ada.[2] Abelardus mengumpulkan teks-teks yang dipandangnya bertentangan di dalam Alkitab untuk latihan logika bagi mahasiswanya.[1] Menurut Wellem, daya tarik buku ini adalah Abelardus memperlihatkan bahwa kunci ilmu adalah keragu-raguan sehingga orang didorong untuk mengadakan penyelidikan oleh keragu-raguan dan pada gilirannya kebenaran ditemukan.[1]
Tujuan Petrus Abelardus tidaklah bermaksud untuk mendiskreditkan pihak satu dan melawan pihak yang lain.[3] Namun, menurut Justo L. Gonzales, Abelardus bermaksud untuk menunjukkan bahwa teologi tidak harus merasa puas dengan mengutip otoritas.[3] Baginya, hal ini diperlukan untuk menemukan jalan untuk mendamaikan pihak yang bertentangan.[3] Skolastisisme menggunakan metode ini dan menjadi ciri khas kaum Skolastik, yaitu dengan mengajukan pertanyaan kemudian mengutip otoritas yang mendukung sebuah jawaban dan otoritas lainnya untuk bisa lebih menyokong sebuah jawaban.[3]
Referensi
- ^ a b c F.D.Wellem. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009.[halaman dibutuhkan]
- ^ a b c Simon Petrus Tjahjadi. Petualangan Intelektual. yogjakarta: Kanisius, 2004.[halaman dibutuhkan]
- ^ a b c d Justo L. Gonzalez. The Story of Christianity.vol 1: The Early Church to the Dawn of the Reformation. New York: HarperCollins, 1984.[halaman dibutuhkan]