Profesor sastra dan sejarawan revisionis, dikenal karena penyangkalan Holocaust
Robert Faurisson (25 Januari 1929 – 21 Oktober 2018)[1] ialah penyangkal Holocaust asal Prancis yang membangkitkan kontroversi melalui sejumlah artikel yang diterbitkannya di Jurnal Historical Review dsb, seperti sejumlah tulisan yang telah dikirimnya ke koran Prancis (khususnya Le Monde) selama bertahun-tahun yang menyangkal adanya kamar gas pembunuhan di kamp konsentrasiNazi dan mempertanyakan apakah sebenarnya pembunuhan sistematis Yahudi Eropa menggunakan gas selama Perang Dunia II itu ada serta menentang keaslian dari The Diary of Anne Frank.[2] Setelah disahkannya UU Gayssot yang menentang penyangkalan terhadap Holocaust pada tahun 1990, Faurisson dituntut dan didenda, dan pada tahun 1991 ia diberhentikan dari jabatan akademisnya.[3]
Pandangan, karya, dan kritik
Ia dilahirkan dari ayah Prancis dan ibu Skotlandia.
Seperti sebagian besar orang Prancis pada masa itu, Faurisson mengatakan bahwa ia memiliki sentimen anti-Jerman selama dan segera menyusul Perang Dunia II. Namun, setelah membaca karya tokoh Prancis terkemuka Paul Rassinier dan Maurice Bardèche, ia mulai mempertanyakan Holocaust. Selama bertahun-tahun, Faurisson menyatakan telah mempelajari Holocaust secara meluas. Dan, pada akhir 1970-an, ia menyatakan bahwa ia telah sampai pada kesimpulan bahwa Holocaust hanyalah cerita bohong. Sejak saat itu ia telah menulis sejumlah tulisan ke surat kabar, menerbitkan banyak buku, dan menulis banyak artikel untuk jurnal revisionis yang mempertanyakan terjadinya Holocaust.
Faurisson memiliki sejumlah kawan dan kenalan, yakni revisionis Kanada-Jerman Ernst Zündel, revisionis Swedia Ditlieb Felderer dan revisionis ekspatriat MarokoAhmed Rami[1]. Banyak yang menyebut Faurisson dan kenalannya tersebut merupakan anti-Semit, tetapi Faurisson menangkis tuduhan bahwa dirinya anti-Semit.
Christopher Hitchens telah menggambarkan tujuan Faurisson sebagai "rehabilitasi, dalam bentuk pseudoilmiah, dari Reich Ketiga" [2]Diarsipkan 2006-01-04 di Wayback Machine.. Namun Faurisson menyatakan bahwa ia hanya mencari kebenaran, dan ia menyatakan bahwa ia tidak memiliki tujuan politis apapun. Ia sendiri menyatakan dirinya ateis dan apolitis.
Pada awal pertengahan 1980-an, intelektual Amerika Noam Chomsky mendapatkan banyak kritik karena mempertahankan hak Faurisson menerbitkan penemuannya atas dasar kebebasan berpendapat. LihatPeristiwa Faurisson.