Rida K. Liamsi (lahir 17 Juli 1943) adalah sastrawan dan budayawanMelayu-Indonesia berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa puisi yang dipublikasikan di berbagai surat kabar. Rida merupakan pemrakarsa diselenggarakan Festival Hari Puisi Indonesia yang dimulai sejak tahun 2014, bertempat di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki. Selain sebagai sastrawan, Rida juga menekuni profesi sebagai guru dan pewarta yang sekarang memegang kendali grup media Riau Pos.[1][2][3][4] Atas ketokohannya di dunia sastra, Rida K. Liamsi telah menerima banyak penghargaan dari berbagai pihak, kerap di undang di banyak perhelatan, baik dalam negeri maupun luar negeri untuk menjadi pembicara masalah-masalah kebudayaan, khususnya kebudayaan Melayu, ekonomi, dan sosial, serta membacakan karya-karyanya antara lain di Melaka, Johor Bahru, Kuala Lumpur, Seoul, dan Hanoi.
Latar belakang
Rida K. Liamsi lahir di Dabo, Singkep, Lingga, Kepulauan Riau tanggal 17 Juli 1943. Dia mengawali kariernya sebagai guru sekolah dasar di Kepulauan Riau, pada tahun 1967–1975. Ia juga bergiat dalam penulisan sastra dan berita, dan menjadi bagian yang menyatu dengan sejarah dan gairah kesenian di Kota Tanjungpinangdasawarsa 1960-an hingga awal 1980-an.
Sebagai jurnalis, ia pernah bekerja di Berita Buana (1972 – 1973), majalah Tempo (selama 5 tahun), dan surat kabar Suara Karya (5 tahun); semuanya terbit dan berkantor induk di Jakarta. Kemudian dia dipercaya memimpin surat kabar mingguan Genta pada taun 1983, di Pekanbaru. Dalam lingkup komunitas wartawan ini, ia pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau.
Pada tahun 1991, Rida K. Liamsi memimpin Riau Pos melalui pendekatan profesional di Pekanbaru. Sampai dengan tahun 2015, di bawah payung Grup Riau Pos, Rida K Liamsi memimpin 23 koran harian, 5 portal, 5 televisi, satu radio siar, dan satu provider jaringan maya; tersebar di Sumatra bagian tengah dan utara, dengan pusat kendali di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau.
Di bawah naungan Riau Pos juga, Rida K Liamsi mendirikan Yayasan Sagang, yang sejak 1997, setiap tahun memberi penghargaan untuk budayawan/seniman, karya, lembaga budaya, dan peliputan budaya, khususnya kebudayaan Melayu. Para penerima anugerah ini adalah pribadi dan lembaga yang dipandang berperan penting dalam pengayaan kebudayaan dan peradaban Melayu dalam lingkup luas alam Melayu, termasuk dari negara-negara serumpun. Tahun 2011, Majalah Sagang menandatangani kesepakatan kerja sama dengan majalah sastra Korea Selatan, Sipyung.
Yayasan Sagang juga mendirikan Majalah Sagang, satu-satunya majalah budaya Indonesia. Sejak tahun 2010, yayasan yang dipimpinnya ini juga mengelola Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR), atas keinginan pengelola sebelumnya yakni Yayasan Pusaka Riau. Akademi ini sekarang berproses menjadi Sekolah Tinggi Seni Riau.
Karya tulis
Tempuling (kumpulan sajak, Yayasan Sagang, 2002)
Perjalanan Kelekatu (kumpulan puisi, 2007)
Bulang Cahaya (novel, JP Book Surabaya dan Yayasan Sagang, 2007)
Rose (kumpulan puisi dwibahasa, Indonesia-Inggris, 2013)
Kurator Antologi Puisi Hari Puisi Indonesia, Matahari Cinta Samudera Kata (2016)
Prasasti Bukit Siguntang dan Badai Politik di Kemaharajaan Melayu, 1160-1946 (buku semi sejarah, 2016)
Megat (novel, 2016)
Mahmud, Sang Pembangkang (buku semi sejarah, 2017)
Penggagas Gerakan Ekonomi Kerakyatan Gerakan Sejuta Melayu
Penggagas dan deklarator Hari Puisi Indonesia (HPI)
Penggagas Festival Sungai Carang, Festival Budaya berlatar Sejarah
Penggagas Penerbitan surat kabar dengan halaman terbanyak, Harian Riau Pos, edisi 28 Oktober 2014, 280 halaman.
Penghargaan
Gelar kehormatan Adat, Datuk Seri Lela Budaya dari Lembaga Adat Melayu Riau, 2015
Penerima penghargaan Anggota Kehormatan Masyarakat Sejarawan Indonesia, 2016
Rekor MURI. Pengusaha Media, dan wartawan dengan predikat Wartawan Utama
Gelar Seniman Perdana (SP) dari Dewan Kesenian Riau (DKR), 2010
Gelar Tokoh Sosio Budaya dari Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI, 2008)
Entrepreneur of the Year 2015 dari KADIN Riau
Anggota Kehormatan Masyarakat Sejarawan Indonesia, 2016
Penghargaan dari Bank Permata sebagai Tokoh Budaya Nasional berpengaruh (2008)
Pelopor dalam pemimpin populis Ekonomi dan Budaya Melayu dari Pusat Studi dan Pengembangan Budaya Melayu, yang berbasis di Yogyakarta, Indonesia (2009)