Prefektur Kagoshima (鹿児島県code: ja is deprecated , Kagoshima-ken) adalah sebuah prefektur yang terletak di Pulau Kyūshū dan Kepulauan Ryūkyū, Jepang.[1] Prefektur Kagoshima memiliki jumlah penduduk sebesar 1.530.961 jiwa (per 1 November 2024) dan memiliki luas wilayah sebesar 9.186,20 kilometer persegi (3.546,81 sq mi). Prefektur Kagoshima berbatasan dengan Prefektur Kumamoto di sebelah utara, Prefektur Miyazaki di sebelah timur laut, Samudra Pasifik di sebelah timur, dan Laut Cina Timur di sebelah barat. Prefektur Kagoshima juga berbatasan dengan Prefektur Okinawa pada wilayah maritim dari prefektur ini.
Kota Kagoshima adalah ibu kota dari Prefektur Kagoshima, yang juga merupakan kota terbesar di wilayah prefektur ini. Kota-kota penting lainnya yang ada di prefektur ini yaitu Kirishima, Kanoya, dan Satsumasendai.[2] Prefektur Kagoshima terletak di ujung paling selatan Pulau Kyūshū dan meliputi di dalam wilayah jurisdiksinya gugusan Kepulauan Satsunan dari Kepulauan Ryūkyū. Wilayah daratan Prefektur Kagoshima membentang dari kawasan Laut Ariake hingga ke Teluk Shibushi di wilayah pesisirSamudra Pasifik, dimana geografi wilayah prefektur ini tersusun atas dua semenanjung besar yang dibentuk oleh Teluk Kagoshima.
Prefektur Kagoshima kaya dengan sumber daya alam. Sebagian besar tanah di daratan Kagoshima berasal dari debu dan pasir vulkanik yang mudah menyerap air. Prefektur ini memiliki sedikit sekali dataran rendah. Oleh karena itu, kota-kota Prefektur Kagoshima yang berada di daratan Kyushu dikelilingi oleh gunung-gunung, dan tersebar berjauhan satu sama lainnya.
Dari selatan ke utara, wilayah prefektur panjangnya 600 km, dengan panjang garis pantai 2.772 km. Di prefektur ini terdapat daerah bersalju seperti kota Isa, Kagoshima, namun Kepulauan Amami beriklim subtropis. Di musim dingin, wilayah prefektur di daratan Kyushu beriklim hangat. Sebaliknya di musim panas, wilayah prefektur ini mendapat banyak sinar matahari, dan memiliki curah hujan tinggi. Walaupun dikenal sebagai daerah subtropis, Semenanjung Satsuma berhadapan dengan Laut Cina Timur. Di musim dingin, akibat arah angin muson yang membawa awan salju, pusat kota Kagoshima kadang-kadang turun salju. Pada 6 Januari1986, salju di kota Kagoshima mencapai ketebalan 23 cm. Setiap tahunnya, salju juga menumpuk di bagian pegunungan Yakushima. Di bagian dataran Tanegashima juga kadang-kadang turun salju, dan merupakan daerah paling selatan di Jepang yang turun salju. Di kota Amami yang terletak lebih ke selatan, dicatat pernah turun salju pada 12 Februari1901. Pada bulan Maret 2005, salju pernah menumpuk di daerah pegunungan Amami Ōshima seperti terekam dalam sejumlah foto. Walaupun demikian, turunnya salju di Amami Ōshima tidak pernah tercatat oleh Badan Meteorologi Jepang.
Prefektur Kagoshima adalah prefektur dengan jumlah onsen terbanyak nomor dua di Jepang setelah Prefektur Oita. Prefektur ini memiliki gunung berapi aktif berikut 2.730 sumber air panas.
Sejak zaman dulu, Sakurajima disebut juga Kagoshima. Kata Kagoshima ditulis dengan aksara kanji untuk rusa dan anak, karena di pulau (shima) ini ditemukan banyak anak rusa. Selain itu, dalam bahasa Jepang, kagu berarti gunung berapi. Sakurajima adalah gunung berapi, sehingga dikenal sebagai pulau gunung berapi. Di pulau Sakurajima dulunya merupakan tempat tinggal pelaut (kako) sehingga disebut pulau pelaut (kakoshima).[3]
Zaman kuno
Hingga tahun 2005, peninggalan Zaman Paleolitik Jepang ditemukan di sekitar 40 lokasi penggalian. Di zaman kuno, di Satsuma dan Ōsumi merupakan daerah tempat tinggal penduduk asli suku Hayato yang berbeda dari orang Yamato.
Provinsi Satsuma dan Provinsi Tane berasal dari daerah yang melepaskan diri pada tahun 702 dari Provinsi Hyuga. Provinsi Osumi didirikan tahun 713, dan mulai didatangi penduduk dari berbagai provinsi, dan perlawanan suku Hayato berakhir. Provinsi Tane bergabung dengan Provinsi Osumi pada tahun 824. Pada 1185, Shimazu Tadahisa (nenek moyang klan Shimazu) ditugaskan sebagai penguasa tanah feodal Shimazu. Klan Shimazu lalu menjadi penguasa Provinsi Satsuma, Provinsi Osumi, dan Provinsi Hyuga. Pada zaman Sengoku, klan Shimazu menjadi sengoku daimyo.
Pada akhir abad ke-16, Shimazu Yoshihisa hampir menguasai seluruh Kyushu, namun ditaklukkan Toyotomi Hideyoshi. Wilayah kekuasaannya dikurangi menjadi Satsuma, Osumi, dan Hyuga. Pada tahun 1543, kapal Portugis tiba Tanegashima membawa bedil. Enam tahun kemudian, Fransiskus Xaverius sampai di Kagoshima dipandu oleh nelayan kelahiran Satsuma yang ditemuinya di Malaka. Fransiskus Xaverius datang untuk menyebarkan agama Kristen.
Setelah sistem han dihapus pada tahun 1871, Domain Satsuma menjadi Prefektur Kagoshima. Pada 25 Desember tahun yang sama, bekas wilayah Domain Hyuga dan Domain Osumi yang berada di daratan Kyushu melepaskan diri, dan membentuk Prefektur Miyakonojō.
Pada tahun 1872, Ryukyu memisahkan diri menjadi Domain Ryukyu. Pada tahun berikutnya, ketika Prefektur Miyazaki dibentuk dari Prefektur Miyakonojō, bekas wilayah Provinsi Osumi dikembalikan ke Prefektur Kagoshima. Prefektur Miyazaki diserap ke dalam Prefektur Kagoshima pada tahun 1876. Didukung kelompok samurai yang tidak puas terhadap pemerintah, politikus asal Domain Satsuma, Saigō Takamori melakukan pemberontakan terhadap Pemerintah Meiji. Di pihak yang berseberangan, politisi kelahiran Domain Satsuma dan Chōshū justru mendominasi jabatan dalam Pemerintahan Meiji. Peristiwa ini disebut Pemberontakan Satsuma1877. Sebagai basis pasukan pemberontak, Kagoshima berada dalam kehancuran. Pembangunan kembali Kagoshima baru dilakukan oleh Gubernur Hisayoshi Kanō yang mulai menjabat tahun 1894.
Pada tahun 1883, bekas wilayah Prefektur Miyazaki yang diserap ke dalam Prefektur Kagoshima kembali memisahkan diri menjadi Prefektur Miyazaki, dengan batas-batas wilayah yang sedikit berubah.
Seusai Perang Dunia II, Amerika Serikat menduduki wilayah Jepang mulai dari 30°LU ke arah selatan. Kepulauan Tokara baru dikembalikan ke Jepang pada tahun 1952, sementara Kepulauan Amami dikembalikan ke Jepang pada tahun 1953.