Postgenderisme adalah pergerakan sosial, politik dan budaya yang muncul dari pengikisan peran budaya, biologis, psikologis dan sosial gender. Pergerakan ini menegaskan bahwa penghapusan gender biner akan "membebaskan" semua manusia.[1] Menurut kelompok postgenderis, gender adalah konsep yang "sembarangan" dan "membatasi potensi manusia", dan mereka berkeyakinan bahwa suatu saat konsep gender akan dihapuskan akibat kemajuan neuroteknologi, bioteknologi dan teknologi bantuan reproduksi.[1] Mereka juga merasa bahwa hubungan seks tidak lagi dibutuhkan untuk melakukan reproduksi, dan manusia-manusia postgender suatu saat nanti dapat memilih untuk hamil dengan menggunakan teknologi bantuan reproduksi, sehingga mereka mengklaim bahwa pada masa tersebut gender tidak lagi dibutuhkan oleh masyarakat.[1] Pendukung postgenderisme bahkan menyatakan bahwa peran gender, stratifikasi sosial dan perbedaan fisik berdampak buruk terhadap individu dan masyarakat.
Catatan kaki
Daftar pustaka
- Haraway, Donna. "A Cyborg Manifesto: Science, Technology, and Socialist-Feminism in the Late Twentieth Century," in Simians, Cyborgs and Women: The Reinvention of Nature (New York; Routledge, 1991), pp. 149–181.
- Schaub, Joseph Christopher. Presenting the Cyborg's Futurist Past: An Analysis of Dziga Vertov's Kino-Eye. Department of Comparative Literature, University of Maryland
- Galántai, Zoltán. Proposal for the Declaration of Intelligent Beings' Rights. Technical University of Budapest