Madrasah Aliyah Kulliyatul Muballighien Muhammadiyah Kauman Padang Panjang atau disingkat MA KMM Kauman Padang Panjang adalah madrasah aliyah swasta yang berdiri sejak masa kolonial Belanda di Kota Padang Panjang. Bagian dari amal usaha Muhammadiyah, madrasah ini dipelopori oleh Abdul Karim Amrullah atau Inyiak Rasul dan Buya Hamka sebagai kepala sekolah pertamanya.[2]
Pada tahun 1925, paham Muhammadiyah mulai masuk ke Sumatera Barat yang dibawa oleh perantau Minang yang kembali dari tanah Jawa. Saalah Yusuf St. Mangkuto bersama Dt. Sati dan Syekh Yusuf Amrullah mendirikan cabang Muhammadiyah Padang Panjang pada 2 Juni 1926.[3] Pertumbuhan pengikutnya lebih cepat dibandingkan dengan cabang Maninjau yang secara organisatoris merupakan cabang Muhammadiyah pertama di luar pulau Jawa.[4]
Pada 26 Februari 1927, cabang Muhammadiyah Padang Panjang mengadakan rapat anggota untuk membahas upaya mendapat pengesahan dari Hoofdbestuur (Pimpinan Pusat) Muhammadiyah di Yogyakarta.[5] Di antara hasil rapat menyepekati pendirian sekolah, yang menjadi salah satu syarat mutlak untuk cabang diakui oleh Hoofdbestuur. Rapat lanjutan dilakukan pada 4-5 Juni 1927. Sebagai hasil, Muhammadiyah Padang Panjang meresmikan HIS Med de Quran pada 1 Juli 1927 yang menjadi cikal bakal PP Kauman Padang Panjang.
HIS Med de Quran Padang Panjang awalnya menyewa bekas Hotel Merapi. Sebagai pimpinan sementara yakni A. Aziz St. Kenaikan, lalu dilanjutkan Prawoto Adi Wijoyo dari Yogyakarta. Para guru didatangkan dari lulusan HKS Yogyakarta. Dengan telah berdirinya sekolah tersebut, cabang Muhammadiyah Padang Panjang resmi mendapatkan pengesahan Hoofdbestuur yang tercantum dalam besluit Hoofdbestuur No. 36 tanggal 20 Juli 1927.[6][7]
Cikal bakal lainnya dari PP Kauman Padang Panjang yakni Tabligh School yang didirikan pada tahun 1931.[8] Berdirinya Tabligh School diawali dengan keputusan pimpinan Konsul Muhammadiyah Minangkabau untuk membeli Hotel Merapi seharga ƒ.250 di Guguk Malintang, pasca-Kongres ke-19 tahun 1930 di Bukittinggi. Komplek penginapan seluas 10 x 45 meter itu milik seorang pengusaha Belanda bernama Johannes G. Rox., yang terdiri atas lahan seluas dua hektar.[8]Buya Hamka didaulat sebagai kepala sekolah pertamanya.[9]
Sesuai dengan namanya, Tabligh School merupakan sekolah kader, dimana selain mempelajari ilmu agama dan pengetahuan umum, sekolah ini juga mengajarkan jiwa Muhammadiyah atau ilmu kemuhammadiyahan.[10] Sekolah ini didirikan berdasarkan permintaan beberapa daerah seperti Aceh, Tapanuli, Sumatera Selatan, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan untuk mengirim calon-calon pendidik dan pemimpin yang mampu menggerakan amal usaha Muhammadiyah.
Pada tahun 1933, tabligh school berhenti beroperasi karena adanya tekanan dari pemerintah kolonial Belanda. Pada saat itu, tabligh school telah meluluskan 16 siswa yang berasal dari sekitaran Padang Panjang.[3] Dua tahun kemudian, 1935, beberapa orang alumni Sumatera Thawalib dan Diniyah Putra Padang Panjang, seperti Abdullah Kamil dan Rasyid Idris Dt. Sinaro Panjang, menemui Buya Hamka sekembalinya ia dari Celebes, pasca diutus Hoofdbestuur Muhammadiyah Hindia Timur. Mereka meminta Hamka untuk mengaktifkan kembali Tabligh School.[10]
Setelah itu, berdasarkan keputusan Kongres Muhammadiyah ke-11 tahun 1936 di Sungai Batang, Maninjau, Tabligh School diubah menjadi SMA (Sekolah Menengah Atas) 3 tahun,[8] dan namanya diganti menjadi Kulliyatul Muballighien pada 2 Februari 1936 serta pimpinannya diserahkan kepada Yakub Rasyid sebagai direktur dan Buya Datuk Sinaro sebagai wakilnya.[8][10] Setelah itu, pembelajaran di Kulliyatul Muballighien sempat terhenti yang disebabkan oleh pergolakan di Sumatera Barat misalnya Agresi Militer Belanda II tahun 1949 dan pergolakan PRRI tahun 1959-1965.[11]
Perguruan Muhammadiyah
Setelah beberapa waktu berdirinya Kulliyatul Muballighien, beberapa sekolah Muhammadiyah lainnya ikut berdiri seperti Madrasah Tsanawiyah pada tahun 1935,[3]Frobelschool atau TK ABA (Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal) pada tahun 1939[10] dan Kulliyatul Muballighat tahun 1941,[8] yang membentuk komplek Perguruan Muhammadiyah Kauman Padang Panjang. Sebelumnya, Kauman juga telah memiliki sekolah tingkat dasar bernama Holland Inlandse School Met de Quran yang didirikan pada 1 Juli 1927 yang dipimpin oleh Parwoto Adiwijoyo.[8] Pasca kemerdekaan, sekolah-sekolah di komplek Kauman telah dibagi menjadi dua jalur yakni jalur agama dan umum, yaitu Tsanawiyah dan MA KMM; serta SD, SMP, dan SMA Muhammadiyah.[10] Selain itu, ada juga kampus fakultas bahasa dan matematika Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Komplek ini menjadi komplek dengan tingkat sekolah terlengkap di Sumatera Barat.
^ abcdeRohanah, Siti (2001). Peranan Muhammadiyah dalam Sistem Pendidikan Islam di Padangpanjang Tahun 1950-1965. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)