Turnamen Kejuaraan Sepak Bola Seluruh Jepang JFA Piala Kaisar (Jepang: 天皇杯 JFA 全日本サッカー選手権大会code: ja is deprecated , Hepburn: Tennōhai Jēefuē Zen-Nihon Sakkā Senshuken Taikai),[1][2] dan umumnya lebih dikenal sebagai Piala Kaisar (Jepang: 天皇杯, サッカー天皇杯code: ja is deprecated , Hepburn: Tennōhai, Sakkā Tennōhai) atau Piala FA Jepang,dan direbrand sebagai Piala Kaisar JFA mulai tahun 2024 dan seterusnya, adalah sebuah kompetisi sepak bola tahunan tingkat nasional di Jepang. Kompetisi tersebut memiliki tradisi terpanjang dari semua kompetisi sepak bola di Jepang, yang dimulai sejak tahun 1921, sebelum pembentukan J.League, JFL saat ini (bukan JFL sebelumnya) dan pendahulunya, Japan Soccer League.
Pemenang saat ini adalah Kawasaki Frontale, yang memenangkan piala kedua mereka pada edisi 2023, setelah sebelumnya memenangkan piala pertama mereka pada tahun 2020.
Ringkasan
Sebagai sebuah kompetisi untuk menentukan "klub sepak bola terbaik di Jepang", maka kejuaran Piala Kaisar terbuka untuk seluruh klub yang menjadi anggota Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA), dari J1 dan J2 (J.League Divisi 1 dan 2) sampai tim dari J3 (J3 League), JFL, liga regional, dan tim universitas serta SMA dari seluruh Jepang.
Piala Kaisar merupakan salah satu dari dua turnamen sepak bola nasional populer yang dinamai berdasarkan raja (yang lainnya adalah Copa del Rey dari Spanyol).
Juara bertahan Piala Kaisar dapat mengenakan emblem Yatagarasu (juara biasa menggunakan emblem tersebut, huruf E dan garis ungu diatas gambar burung, juara gelar ganda dapat mengenakan bintang emas dan garis diatas Yatagarasu) dan meraih tempat untuk AFC Champions League musim depan.
Sejak dibentuknya J.League di tahun 1992, para klub profesional telah mendominasi kompetisi tersebut, namun gelar ganda, yang dulu sering didapatkan di JSL, menjadi sangat jarang terjadi. Namun, dikarenkaan Piala Kaisar dipertandingkan dalam format sistem gugur, kesempatan untuk menjadi "pembunuh raksasa" dari peringkat amatir untuk mengalahkan sebuah tim J.League yang kuat menjadi terbuka lebar. Contohnya, kekalahan tim besar oleh tim amatir hampir terjadi pada kompetisi musim 2003/04, ketika Funabashi Municipal High School melawan juara J.League 2003 Yokohama F. Marinos sampai babak adu penalti.[3] Walaupun Waseda University merupakan juara dari peringkat non liga terakhir di tahun 1966, dan pemenang tingkat rendah sebelumnya adalah pada tahun 2011 (diperebutkan oleh dua tim kasta kedua, FC Tokyo dan Kyoto Sanga, di mana FC Tokyo menang 4–2).
Sejak 1969, final Piala Kaisar umumnya dimainkan pada Hari Tahun Baru tahun selanjutnya di National Stadium di Tokyo dan dianggap sebagai penutup musim tahun sebelumnya. Sejak 2014, lokasi pertandingan berubah-ubah dikarenakan adanya renovasi National Stadium untuk digunakan pada Olimpiade Musim Panas 2020. Final Piala Kaisar 2014 tidak diadakan pada Hari Tahun Baru, tetapi pada 13 Desember 2014, dikarenakan lolosnya tim nasional Jepang pada Piala Asia AFC 2015. Final 2018 diadakan pada 9 Desember 2018. Walaupun tidak ada alasan resmi, diperkirakan alasannya adalah karena keikutsertaan tim nasional pada Piala Asia AFC 2019.
Pertandingan awal untuk menentukan klub yang lolos ke Piala Kaisar dimulai pada awal April sampai Agustus tahun tersebut, dan berbeda-beda dari tahun ke tahun. Pada Piala Kaisar ke-97 (2017), pertandingan dimainkan dari 22 April 2017 dan berakhir di final pada 1 Januari 2018. Untuk Piala Kaisar ke-104 (2024), pertandingan dimainkan dari tanggal 25 Mei 2024 hingga 23 November 2024.[6][7]
Babak gugur kompetisi ini dimulai menjelang akhir tahun. Para peserta terdiri dari semua tim dari Liga J1 dan J2 (yang diberikan akses langsung ke putaran kedua turnamen), pemenang dari masing-masing 47 kejuaraan prefektur (terdiri dari tim profesional dan amatir, mulai dari Liga J3 dan di bawahnya), dan 1 tim yang ditunjuk khusus di antara semua tim amatir (ini diberikan kepada juara perguruan tinggi hingga 2011, dan sekarang umumnya diberikan kepada juara JFL). 48 tim terakhir memulai kompetisi di putaran pertama. Pada 2024, pengecualian untuk tim yang ditunjuk khusus dari JFL harus dibuat, karena Urawa Red Diamonds dilarang berpartisipasi tahun ini. Dua tim diberikan kualifikasi otomatis ini (juara dari JFL dan Kejuaraan Universitas), dengan peringkat lebih rendah di antara keduanya ditetapkan ke putaran pertama dan peringkat lebih tinggi ditetapkan ke putaran kedua, untuk menggantikan Urawa Reds yang dikecualikan tersebut di atas.
Urawa Red Diamonds dilarang ikut serta dalam Kompetisi Piala Kaisar 2024 karena mereka diberikan sanksi diskualifikasi oleh Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) atas insiden kerusuhan yang terjadi pada pertandingan Piala Kaisar sebelumnya. Insiden ini melibatkan suporter fanatik Urawa Reds yang melakukan kerusuhan setelah kalah dari Nagoya Grampus pada tanggal 2 Agustus 2023. Kerusuhan tersebut sangat parah, dengan banyak penggemarnya yang marah dan melakukan vandalisme serta mengganggu acara di stadion lawan.
Akibat insiden ini, JFA memberikan hukuman keras kepada Urawa Reds dengan menjadikan mereka tim pertama yang dibanned dari Piala Kaisar 2024. Hal ini merupakan langkah serius untuk mengatasi perilaku agresif dan vandalistik penggemar Urawa Reds dan untuk menjaga keamanan serta integritas kompetisi[8][9]
Tim J1, dan terkadang tim J2 juga menerima bye di fase gugur. Pada tahun 2016, semua tim J1 dan juara J2 tahun sebelumnya menerima bye, dan peserta Liga Champions AFC menerima 3 bye. Pada tahun 2024, semua tim J1 dan J2 menerima bye dari babak pertama, dan secara otomatis ditempatkan di babak kedua, dengan tim peringkat lebih tinggi mendapatkan keuntungan kandang. Namun, mereka kehilangan keuntungan kandang ini mulai dari babak ketiga dan seterusnya, kecuali jika mereka menghadapi tim tingkat yang lebih tinggi atau peringkat yang lebih tinggi.
Dari tahun 1965 hingga 1971, 4 klub JSL teratas di akhir musim langsung lolos ke kompetisi Piala Kaisar dan empat tempat lainnya yang tersedia diambil oleh para finalis dari tim universitas. Dari tahun 1972 hingga 1995, ketika Liga bertambah besar, seluruh tim divisi teratas lolos secara otomatis, sementara klub anggota liga kasta kedua harus mengikuti babak regional dengan klub lain. Mulai tahun 1996, klub-klub kasta kedua (pada saat itu, Liga Sepak Bola Jepang lama) mulai diterima secara otomatis dan tidak lagi harus bermain di babak regional yang kemudian menjadi babak prefektur.
Sebelum tahun 2008, 48 tim yang ambil bagian dalam dua putaran pertama, yaitu para pemenang dari masing-masing 47 kejuaraan prefektur dan juara Kejuaraan Pendidikan tinggi (universitas dan SMA). Tim teratas dalam klasemen JFL dan ketiga belas tim J2 bergabung di putaran ketiga. Terakhir, delapan belas tim J1 bergabung di putaran keempat, sehingga totalnya menjadi 80 tim yang berpartisipasi.
Piala
Trofi asli All Japan Championship Tournament merupakan pemberian dari FA Inggris kepada JFA pada tahun 1919. Trofi ini digunakan hingga Januari 1945, ketika pemerintah militer menyitanya dan meleburnya untuk mendapatkan logam tambahan guna keperluan perang.
[10] Ketika turnamen tersebut diadakan kembali, trofi yang sekarang, yang memperlihatkan Segel krisan mulai diberikan.
Pada bulan Agustus 2011, FA Inggris memberikan sebuah replika trofi asli kepada JFA, yang dibuat oleh tukang perak asal London yaitu Thomas Lyte.[11] Presiden JFA Junji Ogura menyatakan harapannya agar trofi tersebut, yang akan diberikan pada final tahun 2011, akan menjadi "sebuah simbol perdamaian".[12][10]
Kualifikasi AFC Champions League
Juara Piala Kaisar akan lolos ke AFC Champions League (ACL) sejak turnamen tahun 2001, di mana Shimizu S-Pulse lolos ke ACL musim 2002–03. Sebelum dibentuknya ACL, juara Piala Kaisar akan lolos ke Piala Winners Asia. Sejak 2012, sebagai bagian dari persyaratan AFC, tim juara Piala Kaisar juga harus memegang Lisensi Klub J1, kemudian Lisensi Klub ACL untuk dapat memasuki ACL (tetapi tidak harus menjadi tim Divisi 1/J1).
Pada ACL musim 2002–03 sampai 2008, pemenang Piala Kaisar berpartisipasi dalam ACL yang dimulai satu tahun kemudian; sebagai contoh, pemenang Piala Kaisar musim 2005 (dinobatkan pada 1 Januari 2006) berpartisipasi pada turnamen tahun 2007. Pada November 2007, JFA mengumumkan bahwa jatah ACL musim 2009 akan diberikan kepada juara Piala Kaisar 2008 (dinobatkan pada 1 Januari 2009), bukan kepada juara 2007. Juara tahun 2007, Kashima Antlers, tidak mendapatkan jatah ACL tahun 2009 melalui kejuaraan tersebut. (Namun demikian, Antlers akhirnya mendapatkan tempat di ACL 2009 dengan menjuarai J.League Divisi 1 2008.)
Jika pemenang piala Kaisar telah mendapatkan tempat di Liga Champions AFC dengan finis di posisi ketiga atau diatasnya di Liga J1, maka tempat terakhir akan diberikan kepada tim peringkat keempat di Liga J1.
Dengan reformasi Kompetisi Klub AFC yang dimulai dari musim 2024–25, maka para juara akan lolos ke turnamen tingkat atas baru bernama AFC Champions League Elite.
Daftar final Piala Kaisar
Tim dalam huruf tebal menandakan raihan gelar ganda dengan gelar juara liga, sementara tim dengan huruf cetak miring menandakan klub yang bukan berasal dari kasta tertinggi.
^"第97回天皇杯全日本サッカー選手権大会". JFA.jp. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 January 2018. Diakses tanggal 10 January 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)