Pertempuran Hittin

Pertempuran Hittin
Bagian dari Perang Salib

Pertempuran Hittin, dari sebuah naskah abad ke-15.
Tanggal3–4 Juli 1187
LokasiTanduk Hittin
32°48′13″N 35°26′40″E / 32.80361°N 35.44444°E / 32.80361; 35.44444
Hasil Kemenangan mutlak Ayyubiyyah
Pihak terlibat
Kerajaan Yerusalem
County Tripoli
Kepangeranan Antiokhia
Kesatria Kenisah
Kesatria Hospitaler
Ordo Santo Lazarus
Ayyubiyyah
Tokoh dan pemimpin
Guy dari Lusignan (POW)
Raymond III dari Tripoli
Balian dari Ibelin
Gerard de Ridefort (POW)
Garnier de Nablus
Renaud dari Châtillon (POW) 
Salahuddin Ayyubi
Muzaffar ad-Din Gökböri
Al-Muzaffar Umar[1]
Al-Adil I
Al-Afdal ibn Salah ad-Din[2]
Kekuatan

20.000 orang[3][4]

30.000 orang[4][8]

Korban
18.000 600

Pertempuran Hittin berlangsung pada tanggal 4 Juli 1187, antara Kerajaan Yerusalem para Tentara Salib dan kekuatan Sultan Salahuddin Ayyubi—di Barat dikenal dengan nama Saladin—dari Dinasti Ayyubiyyah Kurdi. Peristiwa ini dikenal juga sebagai Pertempuran Tanduk Hittin, diambil dari nama sebuah gunung berapi yang telah mati di dekatnya.

Pasukan kaum Muslim di bawah pimpinan Saladin menawan atau membunuh sebagian besar Tentara Salib, menghilangkan kemampuan mereka untuk berperang.[9] Sebagai dampak langsung dari pertempuran ini, pasukan kaum Islam sekali lagi menjadi kekuatan militer yang unggul di Tanah Suci, dengan menaklukkan kembali Yerusalem dan beberapa kota lain yang sebelumnya dikuasai Tentara Salib.[9] Kekalahan kaum Kristen ini memicu terjadinya Perang Salib Ketiga, yang dimulai dua tahun setelah Pertempuran Hittin.

Lokasi

Pertempuran Hittin terjadi di dekat Tiberias, dalam wilayah Israel masa kini. Medan pertempuran ini, dekat Kota Hittin, memiliki bukit ganda (Tanduk Hittin) sebagai ciri geografis utama yang terletak di sisi suatu lintasan pegunungan utara antara Tiberias dan jalan dari Akko menuju timur. Jalan Darb al-Hawarnah, dibangun oleh bangsa Romawi, berfungsi sebagai pelintasan timur-barat yang utama antara arungan-arungan Sungai Yordan, Danau Galilea dan pantai Mediterania.

Latar belakang

Guy dari Lusignan menjadi Raja Yerusalem pada tahun 1186, karena hak dari istrinya Sibylle, setelah meninggalnya Baudouin V putra Sibylle. Kerajaan Yerusalem pada saat itu terbagi antara "faksi istana" yang terdiri dari Guy, Sibylle, dan para pendatang yang relatif baru dalam kerajaan tersebut seperti Renaud dari Châtillon, serta Gerard de Ridefort dan Kesatria Kenisah; dan "faksi bangsawan", dipimpin oleh Raymond III dari Tripoli, yang mana telah menjadi wali raja (regent) untuk Baudouin V sang putra raja dan menentang suksesi Guy. Dengan rasa benci, Raymond dari Tripoli menyaksikan para baron poulain (para pemukim permanen keturunan dari para tentara salib awal) sesamanya bergegas ke Yerusalem untuk memberikan penghormatan kepada Raja Guy dan Ratu Sibylle. Lord besar dari Tripoli tersebut pergi ke arah sebaliknya, menaiki lembah Sungai Yordan sampai ke Tiberias.[10] Situasi ini sedemikian tegang sehingga hampir terjadi peperangan terbuka antara Raymond dan Guy yang ingin mengepung Tiberias, yakni atas sebuah kastel yang dimiliki Raymond melalui Eschiva, Permaisuri Galilea, istrinya. Perang dapat dihindari melalui mediasi Balian dari Ibelin, seorang pendukung Raymond.

Sementara itu negara-negara Muslim di sekitar kerajaan tersebut telah dipersatukan oleh Salahuddin Ayyubi selama tahun 1170-an dan 1180-an. Salahuddin telah diangkat sebagai wazir di Mesir pada tahun 1169 dan tak lama kemudian memerintah negara tersebut sebagai sultan. Pada tahun 1174 ia mendorong kekuasaannya atas Damaskus; otoritasnya ia perluas ke Aleppo pada tahun 1176 dan Mosul pada tahun 1183. Untuk pertama kalinya Kerajaan Yerusalem dikelilingi oleh wilayah kaum Muslim yang bersatu di bawah kepemimpinan satu orang penguasa. Para tentara salib mengalahkan Salahuddin dalam Pertempuran Montgisard pada tahun 1177, dan pada awal tahun 1180-an terjadi suatu gencatan senjata yang dipaksakan antara kedua belah pihak, yang kemudian dilanggar oleh Renaud dengan serangan-serangan atas karavan kaum Muslim yang melintasi wilayah kekuasaannya di Oultrejordain. Renaud juga mengancam akan menyerang Mekkah.

Pada bulan April 1187, Raymond menyepakati suatu perjanjian dengan Salahuddin. Sebagai bagian dari kesepakatan mereka, sang sultan mengizinkan raymond untuk mengirim suatu pasukan pengintai ke Galilea. Pada saat bersamaan suatu kelompok yang dipimpin Balian dari Ibelin, mewakili Guy, sedang dalam perjalanan melintasi area tersebut. Raymond menyarankan Balian agar tetap berada di kastil Afula sampai pasukan kaum Muslim berlalu, namun sarannya diabaikan.[4] Pasukan utusan ini dikalahkan dalam Pertempuran Cresson pada tanggal 1 Mei, oleh sepasukan kecil di bawah komando Al-Afdal ibn Salah ad-Din. Raymond, karena didera rasa bersalah, berdamai dengan Guy, yang menghimpun seluruh pasukan kerajaan dan bergerak ke utara untuk menghadapi Salahuddin.

Pengepungan Tiberias

Pada akhir bulan Mei, Salahuddin menghimpun pasukan terbesar yang pernah ia pimpin, terdiri dari sekitar 30.000 orang termasuk 12.000 kavaleri reguler. Ia melakukan inspeksi pasukannya di Tell Ashtara sebelum menyeberangi Sungai Yordan pada tanggal 30 Juni. Bala Tentara Salib sebagai penantangnya berkumpul di La Sephorie, terdiri dari sekitar 20.000 orang termasuk 1.200 kesatria dari Yerusalem dan Tripoli serta 50 dari Antiokhia. Meskipun pasukan tersebut lebih kecil daripada pasukan Salahuddin tetapi masih lebih besar daripada yang biasa dikerahkan oleh para Tentara Salib.[4] Setelah rekonsiliasi, Raymond dan Guy bertemu di Akko dengan sebagian besar bala tentara salib. Menurut klaim dari beberapa sumber Eropa, selain para kesatria ada juga sejumlah besar kavaleri yang lebih ringan, dan mungkin 10.000 infanteri, dilengkapi dengan para pemanah dari armada kapal pedagang Italia, dan sejumlah besar tentara bayaran (termasuk Turkopol) yang disewa dengan uang yang disumbangkan untuk kerajaan tersebut oleh Henry II, Raja Inggris.[11]

Panorama

Panorama medan pertempuran ini pada abad ke-21

Rangkaian kampanye terkait

Untuk serangkaian kampanye terkait yang mengarah ke Pertempuran Hittin pada tanggal 3–4 Juli 1187 lihat:

Referensi

Catatan
  1. ^ Nicolle, David (2011-12-20), Saladin, ISBN 9781780962368 [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ Nicolle, David (2011-12-20), Saladin, ISBN 9781780962368 [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ Konstam 2004, hlm. 133
  4. ^ a b c d Riley-Smith 2005, hlm. 110
  5. ^ Nicolle, David (1993), Hattin 1187: Saladin's Greatest Victory. Campaign Series #19, Osprey Publishing, hlm. 59 
  6. ^ Nicolle, David (1993), Hattin 1187: Saladin's Greatest Victory. Campaign Series #19, Osprey Publishing, hlm. 61 
  7. ^ Madden 2005
  8. ^ Konstam 2004, hlm. 119
  9. ^ a b Madden 2000
  10. ^ O'Shea 2006, hlm. 189
  11. ^ O'Shea 2006, hlm. 190
Bibliografi

Bacaan lanjutan

Pranala luar