Iklan jejaring sosial adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada iklan yang dipromosikan secara digital melalui jejaring sosial.[1] Periklanan melalui jejaring sosial membutuhkan data dan informasi yang terkait penggunanya (seperti apa yang mereka sukai, apa yang mereka ikuti dan apa yang mereka lihat pada suatu platform jejaring sosial) dalam menentukan target pasar/calon konsumen yang relevan untuk dipromosikan suatu produk.[2]
Dengan menghimpun beragam data tersebut, target pasar yang spesifik dan detail dapat memungkinkan untuk diperoleh. Perbedaan mendasar antara periklanan jejaring sosial dengan periklanan konvensional adalah periklanan jejaring sosial tidak bertumpu pada promosi yang masif, tetapi lebih menekankan pada akurasi yang terarah dan lebih tertarget pada calon-calon konsumen yang punya kemungkinan dalam membeli suatu produk yang dipasarkan.[3]
Sejarah
Periklanan jejaring sosial pertama kali berkembang melalui situs web yang ada di internet.[4] Pada tanggal 27 Oktober 1994, iklan spanduk (banner ads) pertama kali dipasang pada sebuah situs web dengan alamat hotwired.com, yang mana perusahaan yang menyewa iklan tersebut bernama AT&T.[5]
Pengaruh
Budaya
Pengaruh iklan jejaring sosial sangat kual kontribusinya terhadap perkembangan budaya populer dan budaya internet dewasa ini.[6]
Ekonomi
Peredaran uang yang berputar dalam ekonomi digital melalui iklan jejaring sosial telah menjadi sumber pendapatan baru di banyak negara berkembang.[7][8] Dan untuk perusahaan di masa modern ini telah menjadi sebuah keharusan bagi mereka untuk mengalokasikan anggaran bagi aktivitas promosi di jejaring sosial.[9]
Pendidikan
Seiring dengan perkembangannya di dalam masyarakat negara berkembang seperti Indonesia, periklanan jejaring sosial telah diajarkan sebagai materi untuk bangku tingkat sekolahmenengah atas serta dimasukkan ke dalam kurikulum melalui mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan.[10]