Penyasaran ulang atau penargetan ulang (bahasa Inggris: retargeting) juga dikenal sebagai penargetan ulang perilaku, pemasaran ulang perilaku, atau sederhananya, penargetan ulang adalah bentuk iklan tertarget daring di mana iklan online disasarkan ke konsumen berdasarkan perilaku internet mereka sebelumnya. Penyasaran ulang melacak pengguna dengan menyertakan piksel di dalam halaman web atau surel, yang menetapkan Kuki di peramban pengguna.[1]
Google Ads dan Meta Ads merupakan jaringan periklanan yang paling populer dan banyak diminati untuk menerapkan strategi penyasaran ulang.[2]
Cara kerja
Penyasaran ulang dilakukan dengan menggunakan kode piksel Javascript pada situs web. Kemudian, setiap pengunjung yang datang ke situs web akan diselipkan kuki awanama secara otomatis. Apabila pengunjung telah keluar dari situs web, piksel akan mengetahui waktu yang tepat untuk menayangkan kembali iklan pada website lain yang dikunjungi. Teknologi ini mampu menanyangkan iklan hanya pada orang-orang yang sudah pernah mengunjungi sebuah situs web.[3]
Kegunaan
Penyasaran ulang dianggap sebagai metode yang efektif untuk menarik perhatian calon pembeli karena menyasar orang-orang yang sudah pernah melihat produk tersebut, atau bahkan sudah memiliki niat untuk membelinya.
Secara garis besar, ada dua kegunaan utama:
1. Meningkatkan Kesadaran Merek
Kegunaan pertama adalah meningkatkan kesadaran , atau kesadaran terhadap produk maupun merek.
2. Meningkatkan Penjualan
Iklan akan ditampilkan pada orang-orang yang telah melihat produk, namun belum melakukan konversi ke pembelian karena berbagai alasan.
Untuk itu, dengan munculnya iklan secara terus menerus, akan “menggoda” calon pembeli untuk segera melakukan pembelian. Hadirnya iklan akan menjadi pengingat bagi calon pembeli akan produk yang pernah ia lihat. Dengan begitu, kecenderungan untuk terjadi penjualan lebih tinggi.[4]
Program
Terdapat berbagai program periklanan daring populer yang menyediakan fitur penyasaran ulang, termasuk (tetapi tidak terbatas pada):[5]
Referensi