Halo. Silakan tinggalkan pesan di halaman ini. Pertimbangkan pula untuk memanfaatkan halaman Permintaan perhatian pengurus atau Warung Kopi Bantuan. Saya tidak mengikuti budaya populer sehingga mungkin tidak bisa membantu Anda dalam memelihara artikel-artikel bertopik tersebut (misalnya film, pertelevisian, selebritas, dan sebagainya). Terima kasih.
Malam, Mas. Saya kok kepikiran, ya? Habis ngeliat editan Mas Rian yang pasien. Itu semuanya sudah saya susur sehabis membaca link yg tentang penulisan di dunia medis. Itu yang paling pertama saya ubah. Dan sudah ada tulisan suntingan anda berhasil (saya sunting lewat hp biar bisa sambil selonjoran). Kalaupun ada yang kelewatan, paling satu dua. Nggak sebanyak itu.
Kenapa kepikiran, karena beberapa saran dari peninjau lain juga sudah saya ubah, dan ada tulisan suntingan berhasil, tapi ternyata nggak berubah. Kenapa ya?
Waktu ngedit referensi juga gitu. Yang soal tanggal. Seingat saya Mas Rian ngeditnya kan sampai referensi no 20. Saya mulailah dari no 21. Setiap 10 referensi saya terbitin. Udah ada tulisan suntingan udah kesimpan. Trus nyusur no 31 ke 40. Nah, pas habis nyimpen yg no 31 sama 40, trus nggak sengaja ke klik no 20 berapa gitu, belum berubah dong. Dan yang lain juga gitu. Jadi saya ulang lagi dari atas.
Ulang lagi sih nggak kenapa2. Tapi kok bisa gitu, itu yg bikin pusing. Karena jadi mikir, jangan2 ada yg lain yg belum keubah. Dan jadi curiga aja bawaannya tiap habis nyimpen. Ini udah kesimpan belum ya? Hehehe.
Btw, makasih ya, Mas. Soal vasodilatasi. Selama sekolah, saya nggak pernah dengar ada yg pakai vasodilasi. Sampai hari ini, bahkan. Semuanya vasodilatasi (kata Mas Mimihitam kemungkinan itu karena mengadaptasi dari bahasa Belanda, dan saya setuju alasan ini. Sistem pendidikan di Indonesia kan ngadaptasi sama "penjajah"nya). Saya bahkan ngerubah judul artikel vasodilasi jadi vasodilatasi. Saya baru tahu ini kalau vasodilatasi nggak ada di kbbi (abis buka kbbi sendiri, hehe) walaupun dalam bahasa Inggris, dua2nya ada vasodilation sama vasodilatation. Anya Iziatanaf (bicara) 15 Maret 2020 12.51 (UTC)Balas
Anya Iziatanaf: Kurang tahu juga, sih. Selama ini kalau suntingan besar, saya selalu pakai laptop. Cuma suntingan2 kecil saja yang pakai HP. Tentang vasodilasi, saya juga baru tahu beberapa hari yang lalu. Memang, ada beberapa istilah yang sering dipakai tapi ternyata tidak baku. Saya juga masih sering keliru. -- RianHS (bicara) 15 Maret 2020 12.55 (UTC)Balas
Pakai HP maksudnya. Anya Iziatanaf (bicara) 15 Maret 2020 12.59 (UTC)
Pagi, Mas. Saya dari semalam mikir apa mau posting soal pengaruh ekspresi ACE2 sama covid-19 ini. Kmrn kan sudah ada penjelasan dikit soal ini. Cuma memang masih ada dua pendapat. Ada yg positif ada yg negatif. Saya punya jurnal yg bilang kl peningkatan ACE2 bikin dia makin parah makanya pasien yg berobat pake ACE inhibitor atau inhibitor reseptor angiotensin II bisa makin memperberat infeksi virusnya. Ada beberapa dokter malah sudah mberhentiin konsumsi 2 golongan obat ini untuk pasien DM atau Hipertensi atau jantungnya. Tp European Society Cardiology sudah mbantah dan bilang butuh penelitian lebih lanjut untuk pernyataan itu. Malah justru melindungi paru2 (walopun ini juga butuh penelitian sih. hehe)Balas
Nah masalahnya, ada jurnal tahun 2015 yg sudah terbukti kalau curcumin (yg banyak di kunyit sama jahe) meningkatkan ekspresi ACE2. Kalau berpegang sama pendapat pertama, ya sebaiknya jangan konsumsi kunyit. So gimana? Jurnal yg saya punya ini jurnal dari Lancet. Sekarang kan banyak banget resep2 tradisonal yang direkomendasikan untuk menangkal korona ini. I'm not againts herbal medicine. Saya justru lagi belajar pengobatan komplimenter. Cuma kan harus terbuka sama semua ilmu pengetahuan, apalagi yg sudah jelas2 terbukti secara ilmiah.
@Anya Iziatanaf: Sepemahaman saya, setiap tulisan di wikipedia harus dapat dipastikan, bukan harus benar (karena kebenaran suatu hal bisa diperdebatkan). Prinsip kepastian maksudnya, kalimat yang ditulis harus berasal dari sumber tepercaya. Misalnya ada 2 sumber tepercaya yang isinya saling bertentangan, tidak apa-apa. Ditulis saja keduanya. Contoh: Beberapa penelitian menunjukkan [masukkan argumen dan referensinya]. Di sisi lain, [masukkan argumen yang bertentangan dan referensinya]. — RianHS (bicara) 18 Maret 2020 07.27 (UTC)Balas
@Anya Iziatanaf maaf nimbrung, kalau soal jahe, kunyit, dll ini, sumbernya harus secara eksplisit mengaitkan jahe dengan ekspresi ACE2.. kalau nggak nanti bisa dianggap riset asli. Terus kalau ada perbedaan pendapat ya disajikan dua-duanya, tetapi porsinya harus sesuai dengan konsensus ilmiah. Misalkan seperti kasus ACE2 ini bisa disajikan sudut pandang dua-duanya karena memang masih ada perdebatan ilmiah.. tapi kalau "perbedaan pendapat"nya soal apakah "vaksin itu berbahaya atau tidak" (seperti yang biasa dilontarkan oleh para anti-vaxxer), tidak boleh memasukkan pandangan-pandangan anti-vaxxer di artikel tentang vaksin karena konsensus ilmiah menyatakan vaksin itu efektif dan aman. Mimihitam 19 Maret 2020 13.38 (UTC)Balas
@Anya Iziatanaf Numpang nimbrung juga. Ini pasti dari grup WA yang ada jurnalnya kan? Perlu diketahui bahwa penelitian yang kurkumin meningkatkan ACE2 menggunakan model mencit, yang itu sebenarnya susah disamakan dengan manusia. Selain itu, perlu diketahui ini ACE2 dari mana. Kurkumin iya menyebabkan peningkatan ACE2. Tapi di kardio. Sedangkan ACE2 yang dipakai oleh SARS-CoV-2 berasal dari alveolar (sumber). Jadi tidak bisa dinyatakan bahwa kurkumin berbahaya bagi pasien COVID-19. Perlu ada penelitian lebih lanjut. Tapi iya pasien hipertensi yang mengidap COVID-19 lebih rentan karena mengonsumsi obat golongan ACE Inhibitor (sumber) --JohnstadПочта19 Maret 2020 14.18 (UTC)Balas
Oke mas Mimihitam nggak dimaafin nimbrungnya, hehe. Sudah saya baca yang riset orisinalnya. Sip, paham. Oot, yang klasifikasi NYHA jadinya pranala aja. Kasian kalo mesti ribet. Tengkiyu, yak :)) Udah nggak ada yang perlu ditambah dan dikurangi lagi, kan?
Halo Mas Почта, salam kenal. Oh ada yang beredar di grup WA ya? Saya baca jurnal soal kurkumin yang di jantung itu justru sudah beberapa tahun lalu karena memang lagi belajar pengobatan komplimenter. Uji coba di paru-paru justru sudah lebih dulu dibuat tapi sudah lumayan lama, tahun 2004 atau 2005an (lupa persisnya). Sudah ada penelitiannya juga efeknya ke ginjal sama liver. Tapi memang betul ini ujinya ke mencit. Makanya saya nanya ke Mas Rian dulu.
Yang soal ACE Inhibitor aja sudah ada pernyataan dari ESC bilang kalau masih butuh penelitian lebih lanjut soal itu. Ya, walaupun ESC sendiri belum bisa membuktikan yang sebaliknya. Anya Iziatanaf (bicara) 19 Maret 2020 15.17 (UTC)Balas
Halo Anya Iziatanaf, panggil saja Johnstad. Iya, sudah menyebar di grup WA. Nah, karena ACE2 ini diekspresikan di berbagai organ, makanya tidak bisa menembak satu penelitian untuk semua. Harus dibuktikan satu per satu. Hanya karena ada penelitian yang menyatakan A→B dan penelitian lain menyatakan B→C, bukan berarti bisa disimpulkan A→C. Tetap harus ada penelitiannya untuk membuktikan A→C. Karena ini virus baru, jadi masih belum jelas. Jadi jangan menambahkan informasi lain, kecuali jika ada sumber jelasnya. Termasuk juga kurkumin dapat mencegah atau membahayakan penderita. Tunggu penelitiannya. -- JohnstadПочта20 Maret 2020 03.16 (UTC)Balas
Mimihitam. Di Indonesia biasanya disebut syok septik atau syok sepsis. Septic merupakan kata sifat yang menjelaskan syok, tapi kata septik belum ada entrinya di KBBI, yang ada "sepsis" sebagai kata benda. Bagaimana baiknya? -- RianHS (bicara) 20 Maret 2020 09.35 (UTC)Balas
Memandang jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia sudah mencapai ribuan pasien, jadi saya mempertimbangkan untuk memecah artikel yang sementara ini untuk provinsi di Jawa saja. Mungkin Anda tertarik untuk membantu jika memiliki waktu? HanamanteoHalaman pembicaraan saya28 Maret 2020 09.34 (UTC)Balas
__DTSUBSCRIBEBUTTONDESKTOP__{"headingLevel":2,"name":"h-HaEr48-2020-04-02T12:46:00.000Z","type":"heading","level":0,"id":"h-Pengantar_tentang_virus-2020-04-02T12:46:00.000Z","replies":["c-HaEr48-2020-04-02T12:46:00.000Z-Pengantar_tentang_virus"],"text":"Pengantar tentang virus","linkableTitle":"Pengantar tentang virus"}-->
__DTSUBSCRIBEBUTTONMOBILE__{"headingLevel":2,"name":"h-HaEr48-2020-04-02T12:46:00.000Z","type":"heading","level":0,"id":"h-Pengantar_tentang_virus-2020-04-02T12:46:00.000Z","replies":["c-HaEr48-2020-04-02T12:46:00.000Z-Pengantar_tentang_virus"],"text":"Pengantar tentang virus","linkableTitle":"Pengantar tentang virus"}-->
Bung, kalau sudah puas dengan kualitasnya, langsung diajukan jadi AP saja, nanti aku bantu-bantu juga menanggapi terutama tentang bagian yang aku tulis. HaEr48 (bicara) 2 April 2020 12.46 (UTC)Balas
__DTSUBSCRIBEBUTTONDESKTOP__{"headingLevel":2,"name":"h-Hanamanteo-2020-04-07T08:40:00.000Z","type":"heading","level":0,"id":"h-Sebaran_kasus_positif_COVID-19_di_Indonesia-2020-04-07T08:40:00.000Z","replies":["c-Hanamanteo-2020-04-07T08:40:00.000Z-Sebaran_kasus_positif_COVID-19_di_Indonesia"],"text":"Sebaran kasus positif COVID-19 di Indonesia","linkableTitle":"Sebaran kasus positif COVID-19 di Indonesia"}-->
__DTSUBSCRIBEBUTTONMOBILE__{"headingLevel":2,"name":"h-Hanamanteo-2020-04-07T08:40:00.000Z","type":"heading","level":0,"id":"h-Sebaran_kasus_positif_COVID-19_di_Indonesia-2020-04-07T08:40:00.000Z","replies":["c-Hanamanteo-2020-04-07T08:40:00.000Z-Sebaran_kasus_positif_COVID-19_di_Indonesia"],"text":"Sebaran kasus positif COVID-19 di Indonesia","linkableTitle":"Sebaran kasus positif COVID-19 di Indonesia"}-->
Mengapa sampai saat ini belum ditemukan kasus positif COVID-19 di Gorontalo dan Nusa Tenggara Timur walau sudah sebulan berlalu? Mengapa angka positif COVID-19 di Sulawesi Selatan terlalu mencolok jika dibandingkan dengan provinsi tetangga, apalagi Yogyakarta? HanamanteoHalaman pembicaraan saya7 April 2020 08.40 (UTC)Balas
@Hanamanteo: Wah, saya kurang tahu. Soalnya saya bukan orang Kemenkes atau pemda yang berhadapan langsung dengan penyakit itu, hanya pemerhati saja . Makassar sudah bisa melakukan uji PCR sendiri sehingga spesimennya tak perlu dikirim ke Jakarta. Mungkin ini salah satu penyebab mengapa lebih banyak kasus yang dideteksi di Sulsel. -- RianHS (bicara) 7 April 2020 09.03 (UTC)Balas
__DTSUBSCRIBEBUTTONDESKTOP__{"headingLevel":2,"name":"h-Hanamanteo-2020-04-14T09:48:00.000Z","type":"heading","level":0,"id":"h-Pembatasan_Sosial_Berskala_Besar-2020-04-14T09:48:00.000Z","replies":["c-Hanamanteo-2020-04-14T09:48:00.000Z-Pembatasan_Sosial_Berskala_Besar"],"text":"Pembatasan Sosial Berskala Besar","linkableTitle":"Pembatasan Sosial Berskala Besar"}-->
__DTSUBSCRIBEBUTTONMOBILE__{"headingLevel":2,"name":"h-Hanamanteo-2020-04-14T09:48:00.000Z","type":"heading","level":0,"id":"h-Pembatasan_Sosial_Berskala_Besar-2020-04-14T09:48:00.000Z","replies":["c-Hanamanteo-2020-04-14T09:48:00.000Z-Pembatasan_Sosial_Berskala_Besar"],"text":"Pembatasan Sosial Berskala Besar","linkableTitle":"Pembatasan Sosial Berskala Besar"}-->
Omong-omong, apakah provinsi yang memiliki jumlah kasus positif koronavirus yang kecil dapat mengajukan PSBB? Saya lihat permohonan PSBB dari Riau sudah disetujui kemarin, walau jumlah kasus positif terhitung sangat sedikit bila dibanding dengan Yogyakarta dan Sulawesi Selatan. Jika demikian, suatu saat nanti PSBB dapat diterapkan di seluruh Indonesia tanpa terkecuali? HanamanteoHalaman pembicaraan saya14 April 2020 09.48 (UTC)Balas
Ikut membahas, menurut saya sepertinya pemberlakuan PSBB akan disetujui pada tempat-tempat tertentu, seperti pusat wisata dan perdagangan. Selain itu, bisa saja alasan PSBB karena adanya kenaikan kasus yang tidak wajar. Symphonium264 | 📨 - 14 April 2020 09.51 (UTC)Balas
Artikel Pengantar tentang virus yang Anda usulkan telah melalui peninjauan mendalam dan kini dianggap sebagai salah satu karya terbaik yang pernah dibuat di Wikipedia Bahasa Indonesia. Terima kasih banyak atas kerja kerasnya.
Akhir-akhir ini istilah ini disorot pemberitaan, tetapi saya bahkan tidak melihat artikel yang membahas ini di Wikipedia bahasa Inggris. Mungkin Anda berminat membuat artikel ini jika memiliki waktu kosong? Dari jurnal-jurnal yang saya dapatkan, plasma konvalesen sudah digunakan sejak Wabah SARS 2002–2004. HanamanteoHalaman pembicaraan saya23 April 2020 10.18 (UTC)Balas
@Glorious Engine: Sama-sama. Sebenarnya saya kurang tertarik sama artikelnya, jadi kalau waktu peninjauan diminta mengembangkan beberapa bagian dengan mengeksplor sumber ilmiahnya, saya agak malas. Walaupun begitu, ajukan saja, nanti saya bantu menjawab untuk pertanyaan terkait medis dan hal-hal yang saya pahami.
Artikelnya masih perlu perbaikan tata bahasa di beberapa bagian. Nanti saya baca lagi dari awal, sekaligus memeriksa pranala & membirukan pranala merah. Mungkin beberapa hari lagi bisa diajukan jadi AP. — RianHS (bicara) 22 Mei 2020 04.29 (UTC)Balas
@Hanamanteo: Jadi AB pun saya kira belum layak, hehe. Saya bikin artikel itu cuma buat mindahin catatan-catatan kecil dari HP & coretan di kertas, soalnya dapat tugas dari kantor untuk bikin artikel ilmiah tentang analisis risiko penyakit Jembrana. — RianHS (bicara) 24 Mei 2020 19.51 (UTC)Balas
Yakinkah itu? Soalnya perhatikan sekilas, sepertinya artikel ini memang sudah cukup lengkap, jadi bisa diusulkan menjadi AP atau AB. Agak heran juga melihat banyak artikel yang sudah memenuhi persyaratan, tetapi hanya "diendapkan" bertahun-tahun tanpa diusulkan menjadi AP atau AB. Lagipun, jumlah AP di WBI masih sedikit, jadi mengusulkan artikel-artikel yang sudah memenuhi persyaratan adalah kepastian. Oh ya, artikel pembatasan sosial lumayan lengkap, mungkin bisa diusulkan juga. HanamanteoHalaman pembicaraan saya25 Mei 2020 05.29 (UTC)Balas
@Hanamanteo: Iya, masih belum ada subjudul patogenesis yang merupakan "inti" dari artikel penyakit, yang membedakan pemahaman orang awam dengan tenaga medis. Contohnya di Hipertensi_paru#Patofisiologi. Dalam konteks penyakit Jembrana, misalnya, bagaimana mekanisme virus mengubah organ, jaringan, dan proses biokimia dalam tubuh sapi sehingga terjadi "keringat darah". Saya sendiri nggak punya motivasi untuk bikin suatu artikel jadi AP atau AB, sih. Hehe..
@HaEr48: Oh, iya. Maaf, Bung, tambahin aja dari artikel penyakit Jembrana, terserah kalimat mana yanh dianggap cocok. Artikel banteng mau diajukan jadi AB ya? — RianHS (bicara) 2 Juni 2020 01.53 (UTC)Balas
@HaEr48: Kalau dirasa sudah memenuhi kriteria, diajukan saja Bung. Nanti saya bantu meninjau & menambah info yang mungkin diperlukan. Sekalian saya belajar aspek2 yang diperlukan artikel hewan untuk menjadi AP. — RianHS (bicara) 2 Juni 2020 03.02 (UTC)Balas
__DTSUBSCRIBEBUTTONDESKTOP__{"headingLevel":2,"name":"h-AMA_Ptk-2020-06-03T10:33:00.000Z","type":"heading","level":0,"id":"h-Artikel_Pest_atau_Hama_di_Wiki_English-2020-06-03T10:33:00.000Z","replies":["c-AMA_Ptk-2020-06-03T10:33:00.000Z-Artikel_Pest_atau_Hama_di_Wiki_English"],"text":"Artikel Pest atau Hama di Wiki English","linkableTitle":"Artikel Pest atau Hama di Wiki English"}-->
__DTSUBSCRIBEBUTTONMOBILE__{"headingLevel":2,"name":"h-AMA_Ptk-2020-06-03T10:33:00.000Z","type":"heading","level":0,"id":"h-Artikel_Pest_atau_Hama_di_Wiki_English-2020-06-03T10:33:00.000Z","replies":["c-AMA_Ptk-2020-06-03T10:33:00.000Z-Artikel_Pest_atau_Hama_di_Wiki_English"],"text":"Artikel Pest atau Hama di Wiki English","linkableTitle":"Artikel Pest atau Hama di Wiki English"}-->
Sy lihat artikel itu sdh jadi Artikel Bagus di Wiki English dan sdh masuk "Did You Know" pula, apa selanjutnya mungkin bung hendak menggarap itu utk diterjemah selanjutnya? Terima kasih. --AMA Ptk (bicara) 3 Juni 2020 10.33 (UTC)Balas
Selamat siang mas. Saya telah menerjemakan untuk bagian taksonomi dan distribusi. Bisa periksa punya saya? Bila sudah, rencananya bakalan diajukan artikel pilihan setelah saya mengisi pranala merahnya secara bertahap Banksia_dentata#Taksonomi_Banksia. – komentar tanpa tanda tanganolehAgus Damanik (b • k).
@Agus Damanik: Halo, sudah saya baca sekilas. Kelihatannya masih ada beberapa bagian yang kurang rapi dan tata bahasanya masih terasa seperti bahasa Inggris, tidak apa-apa, saya juga sering berulang kali merevisi kembali suntingan saya sendiri.
__DTSUBSCRIBEBUTTONDESKTOP__{"headingLevel":2,"name":"h-Medelam-2020-06-11T15:43:00.000Z","type":"heading","level":0,"id":"h-Patofisiologi_gagal_jantung_kronik-2020-06-11T15:43:00.000Z","replies":["c-Medelam-2020-06-11T15:43:00.000Z-Patofisiologi_gagal_jantung_kronik"],"text":"Patofisiologi gagal jantung kronik","linkableTitle":"Patofisiologi gagal jantung kronik"}-->
__DTSUBSCRIBEBUTTONMOBILE__{"headingLevel":2,"name":"h-Medelam-2020-06-11T15:43:00.000Z","type":"heading","level":0,"id":"h-Patofisiologi_gagal_jantung_kronik-2020-06-11T15:43:00.000Z","replies":["c-Medelam-2020-06-11T15:43:00.000Z-Patofisiologi_gagal_jantung_kronik"],"text":"Patofisiologi gagal jantung kronik","linkableTitle":"Patofisiologi gagal jantung kronik"}-->
Halo, Mas Rian. Terima kasih sebelumnya sudah merintis PW Medis/Kedokteran. Semoga PW-nya dapat terus berkembang. Terkait artikel tersebut, apakah bisa dibantu untuk dilihat; mungkin dapat disesuaikan isinya dan dijadikan salah satu pantauan dalam PW-nya. Salam. Medelam (bicara) 11 Juni 2020 15.43 (UTC)Balas
@HaEr48: Terima kasih infonya :) Sebenarnya, saya lebih suka mengembangkan artikel penting/artikel dasar yang masih rintisan atau masih kacau penulisannya dibanding mengembangkan artikel yang sudah lumayan (misalnya kelas C) jadi AP/AB. Mungkin di masa depan bisa berubah, jadi suka bikin AP kayak Bung HaEr, tapi sekarang saya mau ngembangin PW:MEDIS dulu. — RianHS (bicara) 16 Juni 2020 22.27 (UTC)Balas
Halo RianHS/Arsip 2020: Silakan periksa email Anda! Subjek: "The Community Insights survey is coming!" Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan kirim email ke [email protected].
(English: Please check your email and spam! Subject is "The Community Insights survey is coming!" If you have questions, email [email protected].)
Yang bisa diselamatkan saja kira-kira bung Untuk pencabutannya sendiri sebenarnya ada positifnya juga, karena artikel lama belum ditinjau secara mendalam seperti sekarang, jadi kalau mau diusulkan lagi bisa melalui proses pemeriksaan konten secara teliti. Danu Widjajanto (bicara) 3 November 2020 12.32 (UTC)Balas
Ngomong2 bung Rian, aku lihat di paragraf pembukanya ada beberapa rujukan, kira2 apakah bisa dipindahkan ke bagian isi supaya paragraf pembukanya konsisten hanya merangkum isi artikel? Terima kasih sebelumnya :) Danu Widjajanto (bicara) 6 November 2020 09.55 (UTC)Balas
Halo bung RianHS, apakah Anda berkenan untuk meninjau suntingan saya pada halaman Kesultanan Mataram, saya mencoba untuk memperbaiki artikel tersebut karena sudah lama tidak ada kontribusi lain yang mencoba untuk melengkapi isi artikel, terima kasih. Syzyszune (bicara) 11.57, 22 Desember 2020 (UTC)
@Syzyszune: Halo, sebenarnya saya bukanlah orang yang tepat karena saya tidak paham tentang sejarah, apalagi Anda merombak secara besar-besaran. Namun, sepertinya suntingan Anda bisa dipercaya. Terima kasih banyak atas kerja kerasnya. Untuk artikel-artikel bertopik sejarah berikutnya, coba hubungi editor lainnya. Salam. — RianHS (bicara) 22 Desember 2020 12.17 (UTC)Balas
@RianHS: Terima kasih atas tinjauannya, saya hanya berusaha untuk melengkapi artikel dengan rujukan yang sesuai agar kualitasnya dapat dipastikan. Salam. Syzyszune (bicara) 13.07, 22 Desember 2020 (UTC)