Pembelajaran multimodal


Pembelajaran multimodal melibatkan penguasaan literasi multimodal yang mencakup pemahaman dan produksi pesan melalui berbagai modalitas. Literasi multimodal menyoroti pentingnya memahami dan menggunakan berbagai bentuk bahasa, seperti gambar, suara, teks, dan gerakan, dalam proses pembelajaran. Dalam konteks pendidikan, literasi multimodal menaruh perhatian pada gagasan keberagaman modalitas, mengakui bahwa setiap modalitas membawa makna yang unik dan dapat saling melengkapi.[1]

Latar Belakang

Literasi tidak hanya terbatas pada kegiatan membaca dan menulis. Lebih dari itu, literasi mencakup kemampuan untuk mengenali, menetapkan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisir, menggunakan, dan mengomunikasikan informasi dalam berbagai konteks. Kemampuan-kemampuan ini diperlukan oleh setiap individu, termasuk peserta didik, sebagai persyaratan untuk aktif berpartisipasi dalam masyarakat yang dipenuhi oleh informasi. Keterampilan literasi juga sangat penting bagi setiap individu untuk memastikan pemenuhan hak-haknya dalam konteks pembelajaran sepanjang hidup. Dalam konteks pembelajaran berbasis literasi, penting untuk menyediakan beragam bahan bacaan yang menarik guna merangsang minat peserta didik dalam membaca serta memahami konten teks. Salah satu jenis bahan bacaan yang dapat membangkitkan minat peserta didik adalah teks multimodal.[2]

Hadirnya pembelajaran multimodal ada kaitannya dengan pembelajaran multiliterasi, dapat dilihat konsep multiliterasi sebagai suatu pendekatan yang lebih luas terhadap kurikulum literasi yang diajarkan di lembaga pendidikan formal. Pendekatan ini bertujuan untuk mendorong siswa agar dapat berpartisipasi secara produktif dalam komunitas masyarakat. Dari segi konsep, multiliterasi membentuk suatu kerangka kerja yang berguna untuk memahami berbagai jenis teks dan berbagai bentuk media yang dihasilkan oleh teknologi modern. Konsep pedagogis dari multiliterasi memberikan peluang kepada guru untuk menyampaikan informasi kepada siswa dengan memanfaatkan berbagai bentuk teks dan media, sehingga siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap literasi dalam konteks yang lebih luas.[3] Berdasarkan konsepsi tersebut, konsep multiliterasi dikembangkan dengan mempertimbangkan sifat multimodal lintas budaya yang terdapat dalam teks yang disampaikan melalui media komunikasi digital. Aspek lintas budaya ini memberikan dampak pada perubahan dan rekonstruksi makna, yang kemudian dapat menyebabkan pergeseran budaya. Perubahan ini berkontribusi pada transformasi identitas dan praktik literasi, yang beralih dari literasi berbasis tulisan menuju literasi visual. Dalam konteks pendidikan, penggunaan berbagai jenis teks dan media memberikan siswa kesempatan untuk memahami makna yang beragam. Teks yang bersifat multimodal juga mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman dalam menginterpretasikan informasi, baik dalam konteks global maupun lokal. Hal ini mencerminkan adanya pendekatan yang lebih inklusif terhadap beragam bentuk literasi, memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam dalam proses belajar mereka.[3]

Tujuan

Salah satu dari empat keterampilan berbahasa, yaitu membaca pemahaman, dianggap sebagai keterampilan yang sangat penting. Empat keterampilan berbahasa tersebut meliputi menyimak, berbicara, menulis, dan membaca.[4] Keterampilan membaca pemahaman mencakup kemampuan untuk memahami seluruh isi bacaan, di mana setiap kata yang terdapat dalam teks memiliki konteks dan makna yang harus dipahami.[5]

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan multimodal dalam pembelajaran keterampilan membaca pemahaman memberikan dampak positif pada peningkatan kinerja pembelajar dalam memahami teks. Di samping itu, penggunaan pendekatan ini juga dapat meningkatkan motivasi para pelajar.[6]

Perubahan positif dalam pembelajaran terjadi melalui penggunaan pembelajaran multimodal visual dan verbal. Dengan kata lain, siswa menunjukkan performa yang lebih baik ketika kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan gaya dan preferensi belajar mereka.[7] Pendekatan multimodal menitikberatkan pada diferensiasi pengalaman belajar, mempertimbangkan variasi preferensi dan gaya belajar siswa.[8]

Referensi

  1. ^ M.Pd, Dr Moch Bayu Firmansyah; M.Pd, Dr Suchaina (2023-08-19). Model Pembelajaran Multimodal Bermuatan Ekonomi Kreatif: Panduan Praktis Pembelajaran Multimodal di Perguruan Tinggi. Aqilian Publika. ISBN 978-623-09-5074-2. 
  2. ^ "Pemanfaatan Teks Multimodal dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penguatan Literasi Peserta Didik". Sandibasa: Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (dalam bahasa Inggris). 1 (1): 385–398. 2022-07-01. 
  3. ^ a b Abidin, Yunus; Mulyati, Tita; Yunansah, Hana (2021-04-30). Pembelajaran Literasi: Strategi Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca, dan Menulis. Bumi Aksara. ISBN 978-602-444-077-0. 
  4. ^ Lewis III, Dawson R.; Lewis, Troy Y. (2021-08-08). "A multimodal approach to higher order literacy development of low-level EFL university students in Japan". Innovation in Language Learning and Teaching (dalam bahasa Inggris). 15 (4): 364–383. doi:10.1080/17501229.2020.1813736. ISSN 1750-1229. 
  5. ^ Erler, Lynn (2012-11). "Teaching and Researching Reading". System (dalam bahasa Inggris). 40 (3): 437–438. doi:10.1016/j.system.2012.06.004. 
  6. ^ Dewi, Nadhira Amalia; Yuniasari, Teni; Darmawangsa, Dante; Sunendar, Dadang (2023-06-28). "Penerapan Pendekatan Pembelajaran Multimodal untuk Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan Pustaka". JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala. 8 (2): 620. doi:10.58258/jupe.v8i2.5557. ISSN 2548-5555. 
  7. ^ Sankey, Birch, Gardiner, Michael, Dawn, Michael (2010). "Engaging students through multimodal learning environments: The journey continues". ASCILITE 2010 - The Australasian Society for Computers in Learning in Tertiary Education (Bradwell 2009): 852–863. 
  8. ^ Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya; Al Fajri, Taufiq Akbar (2018-04-01). "PENTINGNYA PENGGUNAAN PENDEKATAN MULTIMODAL DALAM PEMBELAJARAN". WASKITA: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter. 2 (1): 57–72. doi:10.21776/ub.waskita.2018.002.01.5.