Pelucutan senjata nuklir

Lambang Campaign for Nuclear Disarmament, dirancang oleh Gerald Holtom pada tahun 1958.[1]

Pelucutan senjata nuklir adalah aksi mengurangi atau menghapus senjata nuklir yang bertujuan untuk mewujudkan dunia yang bebas nuklir dengan cara menyingkirkan semua senjata nuklir. Sementara itu, istilah denuklirisasi digunakan untuk menggambarkan proses yang mengarah pada pelucutan senjata nuklir sepenuhnya.

Kelompok-kelompok yang mendukung perlucutan nuklir di antaranya adalah Campaign for Nuclear Disarmament, Greenpeace, International Physicians for the Prevention of Nuclear War, Mayors for Peace, Global Zero, dan International Campaign to Abolish Nuclear Weapons. Ada juga sejumlah besar protes dan demonstrasi anti nuklir. Pada tanggal 12 Juni 1982, sekitar sejuta orang berunjuk rasa di Central Park, New York City, menentang penggunaan senjata nuklir dan menuntut agar negara-negara besar mengakhiri perlombaan senjata dalam Perang Dingin. Aksi ini adalah unjuk rasa anti nuklir terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.[2][3]

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa negarawan Amerika Serikat juga telah menganjurkan pelucutan senjata nuklir. Sam Nunn, William Perry, Henry Kissinger, dan George Shultz telah meminta pemerintah untuk mewujudkan visi dunia yang bebas nuklir, dan beberapa artikel surat kabar juga menyatakan dukungannya terhadap hal tersebut. Organisasi-organisasi seperti Global Zero, kelompok pendukung anti nuklir yang beranggotakan lebih dari 300 orang, juga telah dibentuk.

Para pendukung perlucutan nuklir menilai bahwa langkah tersebut akan mengurangi kemungkinan terjadinya perang nuklir, baik disengaja ataupun tidak. Sedangkan penentang perlucutan nuklir berpendapat bahwa langkah tersebut akan menghalangi deterensi.

Sejarah

Awan jamur di atas Hiroshima setelah dijatuhi bom atom yang dijuluki 'Little Boy' (1945).

Pada tahun 1945, bertempat di padang gurun New Mexico, ilmuwan Amerika Serikat melakukan uji coba nuklir "Trinity", uji coba nuklir pertama yang menandai dimulainya Zaman Atom.[4] Sebelum uji coba Trinity, pemimpin nasional Amerika telah memperdebatkan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh senjata nuklir, baik di dalam ataupun luar negeri. Perdebatan tersebut juga melibatkan kalangan ilmuwan yang berasal dari Federation of Atomic Scientists dan Pugwash Conference on Science and World Affairs.[5]

Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki dan berakhirnya Perang Dunia II diikuti oleh uji coba nuklir Trinity, dan bom atom yang dijuluki Little Boy diledakkan di Hiroshima, Jepang, pada tanggal 6 Agustus 1945. Kekuatan ledakan ini setara dengan 12.500 ton TNT, memusnahkan hampir 50.000 bangunan dan menewaskan sekitar 75.000 jiwa.[6] Segera setelah itu, persediaan nuklir dunia mulai tumbuh secara bertahap.[4]

Operasi Crossroads adalah serangkaian uji coba nuklir yang dilakukan oleh Amerika Serikat di Atol Bikini, Samudera Pasifik, pada musim panas 1946. Tujuan operasi ini adalah untuk menguji pengaruh senjata nuklir terhadap kapal angkatan laut. Tekanan untuk membatalkan operasi ini datang dari para ilmuwan dan diplomat. Para ilmuwan yang terlibat dalam Proyek Manhattan menilai bahwa operasi tersebut tidak perlu dilakukan karena membahayakan lingkungan. Riset yang dilakukan oleh Los Alamos menunjukkan bahwa uji coba ini akan mengubah "kondisi air di sekitar permukaan ledakan menjadi minuman penyihir" akibat radioaktif. Untuk mempersiapkan uji coba ini, penduduk asli Bikini dipindahkan ke pulau-pulau yang lebih kecil dan tidak berpenghuni.[7]

Peluruhan radioaktif akibat uji coba nuklir pertama kali menjadi perhatian publik pada tahun 1954, ketika uji coba bom Hidrogen di Pasifik mengontaminasi awak kapal nelayan Jepang, Daigo Fukuryū Maru.[8] Salah seorang nelayan tewas di Jepang tujuh bulan kemudian. Insiden ini menyebabkan munculnya keprihatinan dari seluruh dunia dan "mendorong lahirnya gerakan anti senjata nuklir di berbagai negara."[8][9]

Gerakan perlucutan nuklir

"Women Strike for Peace" selama Krisis Rudal Kuba 1962.
Demonstrasi anti nuklir di Lyon, Prancis pada 1980-an.
Unjuk rasa 30.000 wanita menentang uji coba nuklir Amerika Serikat pada 12 Desember 1982.

Gerakan anti nuklir mulai muncul di Jepang dan pada tahun 1954, mereka berkumpul untuk membentuk sebuah organisasi bernama "Japanese Council Against Atomic and Hydrogen Bombs". Penentangan terhadap uji coba nuklir di Pasifik menyebar dengan cepat di kalangan warga Jepang, dan diperkirakan telah berhasil mengumpulkan 35 juta tanda tangan dalam petisi yang menyerukan pelarangan senjata nuklir.[9] Di Britania Raya, Mars Aldermaston yang diprakarsai oleh Campaign for Nuclear Disarmament digelar untuk pertama kalinya di Ester pada tahun 1958; ribuan orang berjalan kaki selama empat hari dari Trafalgar Square, London, menuju markas Atomic Weapons Research Establishment di Aldermaston, Berkshire, untuk menunjukkan penentangan mereka terhadap senjata nuklir.[10][11] Aksi Aldermaston ini terus berlanjut hingga tahun 1960-an.[9]

Pada tanggal 1 November 1961, di puncak Perang Dingin, sekitar 50.000 wanita yang tergabung dalam Women Strike for Peace melakukan aksi protes di 60 kota di Amerika Serikat untuk menunjukkan penentangan terhadap senjata nuklir. Aksi ini adalah aksi protes nasional wanita terbesar pada abad ke-20.[12][13]

Pada tahun 1958, Linus Carl Pauling dan istrinya menyerahkan sebuah petisi kepada PBB. Petisi tersebut ditandangani oleh 11.000 ilmuwan yang meminta negara-negara untuk mengakhiri uji coba senjata nuklir. "Baby Tooth Survey yang dilakukan oleh Dr. Louise Reiss pada tahun 1961 menunjukkan bahwa uji coba nuklir yang dilakukan di atas tanah akan membahayakan kesehatan masyarakat dalam bentuk peluruhan radioaktif; radioaktif bisa menyebar melalui susu sapi yang mengonsumsi rumput yang telah terkontaminasi.[14][15][16] Riset ini menyebabkan publik semakin mengecam uji coba nuklir di atas tanah. Pada tahun 1963, John F. Kennedy dan Nikita Khrushchev menandatangani Traktat Pelarangan Pengujian Nuklir.[17] Saat traktat tersebut mulai diberlakukan, Pauling menerima Hadiah Nobel Perdamaian atas kampanye tak henti-henti yang dilakukannya untuk menentang penggunaan senjata nuklir.[5][18] Pauling mendirikan Liga Internasional Humanis pada tahun 1974. Ia ditunjuk sebagai presiden World Union for Protection of Life dan juga menjadi salah satu penandatangan Pernyataan Dubrovnik-Philadelphia.

Pada 1980-an, gerakan yang mendukung pelucutan senjata nuklir kembali menguat akibat retorika agresif presiden Ronald Reagan. Reagan memiliki misi untuk mewujudkan "dunia yang bebas nuklir",[19][20][21] yang dianggap sebagai lelucon oleh para pemimpin Eropa.[21] Reagan akhirnya membuktikan bahwa ia bisa mewujudkan hal tersebut dengan memulai perundingan dengan Uni Soviet terkait dengan masalah pelucutan senjata nuklir,[21] yang menghasilkan "START" (Strategic Arms Reduction Talks).[20]

Pada tanggal 3 Juni 1981, aktivis Amerika, Thomas, mendirikan White House Peace Vigil di Washington, D.C..[22] Tak lama setelah itu, aktivis anti nuklir, Concepcion Picciotto dan Ellen Benjamin, juga bergabung dengan vigil.[23]

Pada tanggal 12 Juni 1982, sekitar satu juta orang berunjuk rasa di Central Park, New York City, menentang senjata nuklir dan menuntut agar negara-negara mengakhiri perlombaan senjata Perang Dingin. Aksi ini adalah protes anti nuklir terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.[2][3] Protes dalam rangka Hari Internasional Pelucutan Senjata Nuklir juga digelar pada 20 Juni 1983 di 50 kota di Amerika Serikat.[24][25] Pada tahun 1986, ratusan orang berjalan kaki dari Los Angeles menuju Washington D.C. dalam aksi Great Peace March for Global Nuclear Disarmament.[26] Sejumlah protes juga digelar di Nevada Test Site pada akhir 1980-an dan awal 1990-an.[27][28]

Pada tanggal 1 Mei 2005, 40.000 demonstran anti nuklir/anti perang berjalan melewati markas besar PBB di New York City, 60 tahun setelah Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki.[29][30] Protes anti nuklir terus berlangsung hingga akhir 2000-an, terutama dalam menanggapi rencana Amerika untuk membangun reaktor nuklir baru.[31][32][33]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ "BBC NEWS : Magazine : World's best-known protest symbol turns 50". BBC News. London. 20 March 2008. Diakses tanggal 2008-05-25. 
  2. ^ a b Jonathan Schell. The Spirit of June 12 Diarsipkan 2019-05-12 di Wayback Machine. The Nation, July 2, 2007.
  3. ^ a b "1982 - a million people march in New York City". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-16. Diakses tanggal 2014-01-03. 
  4. ^ a b Mary Palevsky, Robert Futrell, and Andrew Kirk. Recollections of Nevada's Nuclear Past Diarsipkan 2011-10-03 di Wayback Machine. UNLV FUSION, 2005, p. 20.
  5. ^ a b Jerry Brown and Rinaldo Brutoco (1997). Profiles in Power: The Anti-nuclear Movement and the Dawn of the Solar Age, Twayne Publishers, pp. 191-192.
  6. ^ Emsley, John (2001). "Uranium". Nature's Building Blocks: An A to Z Guide to the Elements. Oxford: Oxford University Press. hlm. 478. ISBN 0-19-850340-7. 
  7. ^ Niedenthal, Jack (2008), A Short History of the People of Bikini Atoll, diakses tanggal 2009-12-05 
  8. ^ a b Wolfgang Rudig (1990). Anti-nuclear Movements: A World Survey of Opposition to Nuclear Energy, Longman, p. 54-55.
  9. ^ a b c Jim Falk (1982). Global Fission: The Battle Over Nuclear Power, Oxford University Press, pp. 96-97.
  10. ^ A brief history of CND
  11. ^ "Early defections in march to Aldermaston". Guardian Unlimited. 1958-04-05. 
  12. ^ Woo, Elaine (January 30, 2011). "Dagmar Wilson dies at 94; organizer of women's disarmament protesters". Los Angeles Times. 
  13. ^ Hevesi, Dennis (January 23, 2011). "Dagmar Wilson, Anti-Nuclear Leader, Dies at 94". The New York Times. 
  14. ^ Louise Zibold Reiss (November 24, 1961). "Strontium-90 Absorption by Deciduous Teeth: Analysis of teeth provides a practicable method of monitoring strontium-90 uptake by human populations" (PDF). Science. Diakses tanggal October 13, 2009. 
  15. ^ Thomas Hager (November 29, 2007). "Strontium-90". Oregon State University Libraries Special Collections. Diakses tanggal December 13, 2007. 
  16. ^ Thomas Hager (November 29, 2007). "The Right to Petition". Oregon State University Libraries Special Collections. Diakses tanggal December 13, 2007. 
  17. ^ Jim Falk (1982). Global Fission: The Battle Over Nuclear Power, Oxford University Press, p. 98.
  18. ^ Linus Pauling (October 10, 1963). "Notes by Linus Pauling. October 10, 1963". Oregon State University Libraries Special Collections. Diakses tanggal December 13, 2007. 
  19. ^ Giuliani's Obama-Nuke Critique Defies And Ignores Reagan, Huffington Post 04- 7-10
  20. ^ a b President Reagan's Legacy and U.S. Nuclear Weapons Policy, Heritage.org, July 20, 2006
  21. ^ a b c "Hyvästi, ydinpommi", Helsingin Sanomat 2010-09-05, p. D1-D2
  22. ^ Colman McCarthy (February 8, 2009). "From Lafayette Square Lookout, He Made His War Protest Permanent". The Washington Post. 
  23. ^ "The Oracles of Pennsylvania Avenue". Al Jazeera Documentary Channel. April 17, 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-10. Diakses tanggal 2014-01-03. 
  24. ^ Harvey Klehr. Far Left of Center: The American Radical Left Today Transaction Publishers, 1988, p. 150.
  25. ^ 1,400 Anti-nuclear protesters arrested Miami Herald, June 21, 1983.
  26. ^ Hundreds of Marchers Hit Washington in Finale of Nationwaide Peace March Gainsville Sun, November 16, 1986.
  27. ^ Robert Lindsey. 438 Protesters are Arrested at Nevada Nuclear Test Site New York Times, February 6, 1987.
  28. ^ 493 Arrested at Nevada Nuclear Test Site New York Times, April 20, 1992.
  29. ^ Lance Murdoch. Pictures: New York MayDay anti-nuke/war march Diarsipkan 2011-07-28 di Wayback Machine. IndyMedia, 2 may 2005.
  30. ^ Anti-Nuke Protests in New York Fox News, May 2, 2005.
  31. ^ Protest against nuclear reactor Chicago Tribune, October 16, 2008.
  32. ^ Southeast Climate Convergence occupies nuclear facility Indymedia UK, August 8, 2008.
  33. ^ "Anti-Nuclear Renaissance: A Powerful but Partial and Tentative Victory Over Atomic Energy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-10. Diakses tanggal 2014-01-03. 

Pranala luar