Pelatuk Hispaniola (Melanerpes striatus) adalah burung pelatuk berukuran sedang yang endemik di pulau Hispaniola di Karibia (terpisah antara Republik Dominika dan Haiti). IUCN mengklasifikasikannya sebagai burung berisiko rendah.[1]
Deskripsi
Pelatuk Hispaniola adalah burung bergaris emas dan hitam yang tumbuh dengan panjang 22 hingga 28 cm (8,7 hingga 11,0 inci). Jantan dewasa memiliki mahkota dan tengkuk berwarna merah dan lebih besar dari betina, dengan paruh lebih panjang. Leher bagian atas bergaris hitam putih, sedangkan punggung dan sayap diberi garis tebal hitam dan emas. Pantatnya berwarna kuning kehijauan, dengan sedikit warna merah di ujung bulunya, dan bagian atas ekornya berwarna hitam dengan penutup ekor bagian atas berwarna merah. Bagian bawah sayap berwarna coklat keabu-abuan dengan bercak pucat dan garis-garis, dan bagian bawah ekor berwarna abu-abu atau zaitun. Mahkota depan berwarna abu-abu atau mengkilap, muka dan tenggorokan berwarna abu-abu, dan bagian bawah berwarna coklat atau zaitun, dengan sedikit guratan gelap di bagian panggul. Irisnya berwarna kuning, paruhnya panjang, ramping, berwarna abu-abu, dan kakinya berwarna abu-abu. Betina dewasa mirip dengan jantan tetapi memiliki mahkota berwarna hitam dan tengkuk berwarna merah. Remaja mempunyai mahkota hitam dengan bercak putih dan merah, tengkuk oranye, dan iris mata gelap.[2]
Pelatuk ini cukup vokal, mengeluarkan berbagai macam suara termasuk menyalak, mencicit, berguling, dan panggilan sengau. Permainan drum hanya dilakukan sesekali.[2]
Habitat
Ia dijumpai di Haiti dan Republik Dominika. Ini sebagian besar adalah burung hutan. Jangkauannya meluas ke banyak bioma Hispaniola: hutan basah, kering, berdaun lebar, dan termasuk jenis pohon jarum, tetapi juga terdapat di perkebunan, semak kaktus, kawasan bakau, rawa, padang rumput, kebun palem, kawasan pertanian berhutan, dan taman kota.[2]
Perilaku
Pelatuk Hispaniola adalah hewan omnivora dan terutama memakan serangga, beri, buah-buahan, dan tanaman. Karena sumber makanannya berada di pohon-pohon tinggi, spesies ini jarang terlihat mencari makan di tanah; sebaliknya, mereka mencari makan di sisi batang pohon.[3][4] Mereka dikenal sebagai hama tanaman di Republik Dominika karena memakan tanaman kakao dan pohon penghasil buah lainnya. Mereka diketahui tidak memakan biji tanaman kakao, namun lubang yang mereka buat dapat menyebabkan kerusakan akibat serangga.[5]
Anak burung juga menerima makanan yang beragam dari orang tuanya. Biasanya makanan yang diberikan adalah makanan yang dimuntahkan, namun orang tua juga akan memberikan makanan yang tidak dimuntahkan kepada anaknya.[3]
Beberapa dimorfisme seksual telah dibandingkan dengan kebiasaan mencari makan spesies ini. Telah diketahui bahwa jantan dan betina terkadang berbeda dalam kebiasaan mencari makan. Betina cenderung memungut dahan kecil, sedangkan jantan cenderung melubangi dan menggali.[3] Bukti perbedaan ukuran paruh menunjukkan dimorfisme antar jenis kelamin dalam kaitannya dengan praktik mencari makan. Seperti yang telah disebutkan, ada kemungkinan bahwa mekanisme fisik yang dimiliki jantan dan betina saat mencari makan, dapat berhubungan dengan perbedaan karakteristik dalam struktur fisiologis mereka.[6]
Referensi