Papua Youth Creative Hub

Papua Youth Creative Hub (atau Papua Muda Inspiratif) merupakan sebuah wadah yang menghimpun sumber daya manusia muda berprestasi dari berbagai lintas disiplin ilmu pengetahuan asal Papua.[1] Gerakan ini didapuk untuk mengawali pembangunan sumber daya manusia Papua yang inovatif. Papua Muda Inspiratif ini juga beranggotakan anak-anak asli Papua yang telah berkarya di tengah masyarakat pada berbagai bidang.

Program ini juga merupakan gagasan dari 21 pemuda-pemudi asli Papua[2] dari berbagai bidang yang berbeda yang bertujuan untuk menciptakan generasi pemuda Papua yang kreatif. Dengan begitu, hadirnya Papua Youth Creative Hub di Papua nantinya bisa berkontribusi untuk menurunkan angka pengangguran serta kemiskinan.

Papua Youth Creative Hub akan menjadi pusat pengembangan kreativitas dan bisnis startup di Papua. Di dalam program ini juga nantinya akan diselenggarakan berbagai kegiatan pengembangan diri, untuk melengkapi keahlian berbisnis, termasuk soft skill lainya, seperti komunikasi, kepemimpinan, dan dasar-dasar manajemen.[3]

Adanya program ini juga sekaligus akan menjadi Silicon Valley nya di Indonesia, yang nantinya bisa bermunculan unicorn dan decacorn baru dari wilayah Indonesia bagian timur, khususnya dari Papua. Papua Youth Creative Hub ini rencananya akan dibangun di atas tanah seluas 1,5 hektar yang berada di wilayah Kotaraja.[4] Selain dibangun ruangan-ruangan belajar tentang bisnis, teknologi, dan dasar-dasar pengembangan startup. Di sekitar lingkungan bangunan Papua Youth Creative Hub juga akan dibangun asrama untuk menampung pemuda-pemuda yang berasal dari luar Papua.

Para Pendiri Papua Youth Creative Hub

Pendiri Papua Youth Creative Hub (PT Papua Muda Inspiratif) yakni Paskalis Pigai.[5] Paskalis adalah pemuda asli papua yang fokus menekuni bidang dunia seni fotografi dan desain. Dari kedua bidang yang ia tekuni, paskalis berhasil membuat desain mesin pencacah biji pala yang kemudian diwujudkan menjadi prototype mesin pencacah biji pala. Pada awal 2019, ia juga diberikan kepercayaan menjadi penanggung jawab desain interior ruangan dari Pusat Migas di Fakultas Teknik, Universitas Papua dimana ia menimba ilmu.

Terkait tujuannya yang ikut aktif berkontribusi membangun Papua Youth Creative Hub, Paskalis[5] mengungkapkan pusat pengembangan kreasi dan startup ini juga pastinya akan merangkul anak-anak muda yang memiliki bakat seni dan hiburan.

Bahkan, Paskalis optimistis rintisan bisnis Papua Youth Creative Hub di Papua bisa menciptakan ekosistem yang handal dan mampu menggerakkan ekonomi Papua. Paskalis lebih jauh menceritakan, setiap orang mempunyai harapan untuk bisa membangun tempat asalnya, termasuk ia sebagai anak asli Papua yang ingin memajukan tempat kelahirannya.

Selain Pigai, terdapat juga pendiri lainnya, yakni Billy Mambrasar. Billy menjabat sebagai Direktur Papua Muda Inspiratif. Design konsep pembangunan Papua Youth Creative Hub nantinya akan ada perpaduan antara berbagai rumah adat yang ada di tanah Papua dan digabung menjadi satu konsep yang akan menjadi konsep masa depan.

Billy Mambrasar juga cukup optimis dengan hadirnya Silicon Valley di Papua ini. DIa juga memperkirakan nantinya akan ada kurang lebih 100 startup atau pergerakan sosial yang bisa memberikan kontribusi sekaligus mempercepat pembangunan kesejahteraan masyarakat Papua.

Pendiri Papua Youth Creative Hub lainya juga ada pemudi asli Papua, yakni bernama Yane ansanay,[6] Doktor Fisika Perempuan Pertama Asal Papua lulusan perguruan tinggi dari Amerika Serikat. Yane menjadi salah satu perempuan pertama dari Papua yang bergelar Doktor Fisika. Cita-cita Yane untuk membangun sebuah pusat penelitian bagi anak-anak Papua yang bersekolah dalam bidang sains dan teknologi akhirnya terwujud berkat adanya Papua Youth Creative Hub.

Yane menjadi inspirasi untuk anak-anak Papua dikarenakan ia ikut aktif berkontribusi menyalurkan ide untuk membangun Papua Youth Creative Hub. Yane berhasil membuat bioetanol menjadi energi listrik, di mana bioetanol juga sumber energi alternatif untuk menggantikan minyak tanah yang masih digunakan secara luas di Papua.

Alasan Yane Ansanay membuat energi alternatif dikarenakan ia merasa di tanah Papua sangat kaya dengan bahan-bahan alam yang bisa dikonversi menjadi energi terbarukan. Ia melirik banyaknya limbah buah-buahan di Pasar Papua yang bisa dimanfaatkan sebagai bagai pembuat bioetanol.

Selain Pigai, Billy dan Yane, ada pula Maya Wospakrik, seorang Perempuan Papua Inspiratif yang saat ini menjadi Peneliti Fisika Nuklir di Fermilab, sebuah laboratorium sains di Illinois Amerika Serikat. Ada juga Anieke Boaire, perempuan pemenang First Step to Nobel Prize, sebuah kompetisi internasional Bergengsi dalam bidang Fisika.[1]

Ada juga George Saa, Samuel Tabuni, Nani Uswanas, Neas Wanimbo, Rini Modouw, Richard Mahuze, dan muda-mudi Papua lainya dari berbagai suku dan wilayah adat di tanah Papua yang menjadi penggagas Papua Youth Creative Hub dibentuk.

Referensi

  1. ^ a b "Papua Youth Creative Hub Akan Dibangun di Tujuh Wilayah Adat -". 2019-10-30. Diakses tanggal 2020-02-27. 
  2. ^ Mengenal 'Papua Youth Creative Hub' yang Diresmikan Jokowi Periksa nilai |url= (bantuan) (dalam bahasa Inggris), diakses tanggal 2020-02-27 [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ Fakhri, Fakhrizal (2019-10-29). "Jokowi Luncurkan Papuan Youth Creative Hub, Pusat Pengembangan Startup di Jayapura". Okezone.com. Diakses tanggal 2020-02-27. 
  4. ^ "Presiden Resmikan Pembangunan Papua Youth Creative Hub | Dailysocial". dailysocial.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-27. 
  5. ^ a b Yustiani, Dini. "Tekad Paskalis Pigai Majukan Papua Lewat Kreativitas". beritabaik.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-28. [pranala nonaktif permanen]
  6. ^ "Yane Ansanay". Papuamudainspiratif (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-28. Diakses tanggal 2020-02-28.