Para Tentara Pelajar melakukan arahan yang disampaikan Solihin, kemudian Solihin melalui memonya mengizinkan Tentara Pelajar untuk membangun markas oleh Komandan Detasemen Wehrkreis 2 Panjalu bernama Kolonel Aboeng Koesman.[3] Beliau menyambut kedatangan Tentara Pelajar datang ke Panjalu. Sebelum mereka membangun markasnya di Panjalu, Kolonel Aboeng Koesman memberikan alternatif wilayah jika ternyata tentara musuh mulai mencium keberadaan mereka di daerah Panjalu.[3]
Alternatif wilayah yang ditawarkan Kolonel Aboeng adalah membangun markas cadangan di luar Panjalu, tepatnya di antara perbatasan Ciamis dengan Cirebon.[3] Menurut beliau, di daerah perbatasan cocok untuk dijadikan markas cadangan karena banyak laskar-laskar rakyat yang membangunnya di tempat tersebut.[3]
Tak lama setelah imbauannya, tentara Belanda ternyata mulai mencium tempat persembunyian Tentara Pelajar di Panjalu. Markas Tentara Pelajar kemudian dipindahkan ke perbatasan Ciamis – Cirebon sekitar April 1947 setelah tempat persembunyian mereka tercium.[3]
Di Kecamatan Panjalu, terdapat sebuah danau yang menjadi kawasan wisata, yakni Situ Lengkong.[4] Danau ini ditetapkan sebagai cagar alam (Natuurmonumenten) berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda (Besluit van den Gouverneur-Generaal van Nederlandsch Indie) Nomor 6 pada tanggal 21 Februari 1919.[5]
Basis Data BKKBN[pranala nonaktif permanen]. Detail desa/kelurahan di Kecamatan Sukamantri, berdampak pada pengurangan jumlah desa/kelurahan di Kecamatan Panjalu. Diakses pada 20 Desember 2009.