Pandemi COVID-19 di Brasil merupakan bagian dari pandemi COVID-19 yang disebakan oleh penyakit koronavirus 2019 (COVID-19) dikonfirmasikan menyebar ke Brasil pada 25 Februari 2020, usai seorang pria berusia 61 tahun asal São Paulo yang pulang dari Lombardia, Italia dinyatakan positif terjangkit.[2] Penyakit ini menyebar di seluruh negeri di Brasil pada tanggal 21 Maret 2020. Pada tanggal 19 Juni 2020, negara ini melaporkan satu juta kasus dengan jumlah korban jiwa 48.954 orang.[3] Pada bulan Maret 2021 dengan 10.5 kasus konfirmasi dengan 257.361 kematian dan menjadi negara peringkat kedua dengan jumlah kasus dan kematian nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat.[4]
Pandemi telah memicu beragam respons dari pemerintah federal, negara dan lokal yang berdampak pada politik, pendidikan dan lingkungan[5] serta ekonomi. Pada tanggal 27 Maret 2020, Brasil mengumumkan pelarangan perjalanan udara ke luar negeri sementara[6] dan mayoritas gubernur daerah menerapkan karantina untuk mencegah penyebaran virus.[7]
Linimasa
2020
Maret
Pada tanggal 28 Januari 2020, Kementerian Kesehatan Brasil mengumumkan bahwa kasus dicurigai COVID-19 sedang diinvestigasi di Belo Horizonte yang melibatkan seorang siswa yang baru saja kembali dari Wuhan, Tiongkok.[8][9] Hari itu juga, kementerian tersebut mengumumkan dua kasus yang dicurigai di Porto Alegre dan Curitiba.[10]
Pada tanggal 3 Februari, diumumkan bahwa pemerintah Brasil akan membantu pemulangan warganya di Wuhan untuk kembali ke negaranya.[11] Pada tanggal 5 Februari, dua pesawat dikirimkan ke Wuhan untuk repatriasi 34 warga. Warga dan semua awak pesawat dikarantina dan dimonitor selama 18 hari di markas Angkatan Udara Brasil di Anápolis.[12][13] Mereka dikeluarkan lebih cepat dari jadwal pada tanggal 23 Februari setelah berulang kali dan menunjukkan hasil negatif.[14][15]
Pada tanggal 25 Februari, kasus konfirmasi COVID-19 pertama di Brasil (dan pertama di Amerika Selatan) diumumkan oleh Departemen Kesehatan São Paulo. Kasus ini berasal dari seorang lansia lelaki berusia 61 tahun yang baru kembali dari Lombardia, Italia.[16][17] Kasus konfirmasi kedua dikonfirmasi tidak lama setelah orang lain pulang dari Italia.[18] Pada tanggal 28 Februari, peneliti dari Intitut Pengobatan Tropis dan Institut Adolfo Lutz dari Universitas São Paulo melaporkan bahwa dua sekuens genom pada dua kasus terpisah dibawa dari Italia Utara ke Brasil dalam dua cara.[19][20] Pada tanggal 6 Maret, Presiden Jair Bolsonaro menyarankan para penduduk untuk "secara ketat mengikuti saran para ahli sebagai tindakan perlindungan ", tetapi "tidak ada alasan untuk panik".[21]
Pada tanggal 12 Maret, dilaporkan bahwa sekretaris pers Bolsonaro, Fábio Wajngarten telah teruji positif COVID-19 yang memicu peningkatan monitor terhadap Bolsonaro (diuji dan menghasilkan hasil negatif keesokan harinya) dan anggota kabinetnya.[22][23] Wajngarten telah berinteraksi dengan Presiden Amerika Serikat (US) Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pence selama kunjungan Bolsonaro ke Miami, Florida pada tanggal 7 Maret.[24] Jumlah kasus di dalam kabinet meningkat, termasuk Menteri Energi dan Pertambangan Bento Albuquerque dan Presiden Senat Federal, Davi Alcolumbre. Pada tanggal 20 Maret, Brasil telah memiliki jumlah kasus terbersar kedua di antara anggota kabinet federa melewati Iran dan dibelakang Prancis.[25]
Pada tanggal 13 Maret, kapal pesiar Silver Shadow tiba dari Bahama dan bersandar di Recife, Pernambuco dengan mengangkut 318 penumpang dan 291 awak kapal, termasuk satu kasus dicurigai COVID-19. Kapal tersebut disolasi oleh otoritas kesehatan.[26] Pada tanggal 17 Maret, Brazil mencatat kematian pertamanya. Pada hari ini, jumlah konfirmasi kasus mencapai 291 kasus di negara ini.[27] Pada tanggal 20 Maret, departemen kesehatan negeri melaporkan hampir 1.000 kasus di sepanjang 23 dari 26 negara bagian dan juga di Distrik Federal.[28] Pada tanggal 21 Maret, seluruh negara bagian Brasil telah melaporkan minimal satu kasus konfirmasi COVID-19 dengan yang paling akhir, yaitu Roraima.[29] Satu bulan sejak kasus terkonfirmasi pertama, Brasil memiliki 2.915 kasus konfirmasi dan 77 kematian.[30]
Pada tanggal 28 Maret, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa Brasil telah memiliki kasus konfirmasi berjumlah 3.904 kasus dengan 114 jumlah kematian yang menghasilkan angka mortalitas sebesar 2.9%. Sekitar 90% kematian merupakan orang yang telah berusiah lebih dari 60 tahun dan mayoritas merupakan laki-laki. 84% kematian merupakan pasien dengan minimal satu faktor risiko, yang biasanya merupakan sakit jantung yang diikuti dengan diabetes dan pneumopati.[31][32]
"Pembaruan dan berita koronavirus di Brasil" [Berita terkini dan statistik koronavirus di Brasil.] (dalam bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Portugis, Jerman, Italia, Swedia, Norwegia, Finlandia, Estonia, and Rusia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-08. Diakses tanggal 4 April 2020.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)