Dalam menentukan gaya musik yang akan dimainkan, setelah sebuah diskusi mereka memutuskan untuk mengikuti gaya musik latin dan mambo, dengan pengaruh besar dari musikus Spanyol Xavier Cugat, yang dianggap sesuai dengan rentak gamadmusik Minang yang berenergi dan hidup.[5] Kemudian atas usulan Awaloedin Djamin, grup tersebut dinamai "Orkes Gumarang", yang diambil dari nama kuda dari cerita rakyatKaba Cindua Mato dalam budaya Minangkabau.[4]
Riwayat
Pada awalnya orkes ini dipimpin oleh Anwar Anif, lalu kemudian oleh Alidir. Asbon Madjid bergabung belakangan dengan Orkes Gumarang pada tahun 1954 setelah ia bebas dari dinas ketentaraan. Pada tahun 1955 Alidir mempercayakan kepemimpinan orkes tersebut kepada Asbon Madjid. Akhir tahun 1956 Julius Bahri mundur dari Orkes Gumarang dan meninggalkan kuliah kedokterannya karena ditugaskan ke luar negeri oleh tentara republik Indonesia terkait situasi politik luar negri saat itu.
Di bawah kepemimpinan Asbon dan diperkuat bintang cantiknya, Nurseha, Orkes Gumarang mulai dikenal masyarakat luas, tidak hanya di Indonesia, bahkan sampai ke Malaysia.
Mereka ikut dalam New York World Fair pada Februari 1964 dan berkeliling Amerika Serikat selama 11 bulan, lalu meneruskan perjalanan mereka ke Eropa. Pada tahun 1970 mereka juga mengikuti misi kesenian di Pekan Raya EXPO 1970 di Osaka, Jepang.
Kiprah Orkes Gumarang kemudian menghilang pada tahun 1980 di Jakarta.