Oei Hong Leong, Peter Oei Hong Leong, atau Peter Oei[1] (黄鸿年, kelahiran 1948)[2] adalah seorang pengusaha Singapura kelahiran Indonesia.[3][4] Pada tahun 2013, ia dinobatkan oleh majalah Forbes sebagai orang terkaya ke-32 di Singapura, dengan jumlah kekayaan sebesar $745 juta pada Agustus 2013.[3]
Kehidupan pribadi
Oei Hong Leong adalah putra dari Eka Tjipta Widjaja, pengusaha dan pendiri Sinar Mas Group.[3] Ia telah menikah dan dikaruniai empat orang anak.[3]
Menjelang pemilihan umum Presiden Indonesia 2014, muncul desas-desus bahwa Oei Hong Leong adalah ayah dari Joko Widodo.[4] Namun, rumor ini dianggap tidak masuk akal karena pada tahun 2013 Oei Hong Leong berusia 65 tahun sementara Jokowi berusia 52 tahun, sehingga selisih di antara mereka hanya tiga belas tahun.[4]
Karier bisnis
Oei adalah kepala Chip Lian Investments, Oei Hong Leong Foundation, dan Canadian Metropolis Properties Corporation.[5] Sebagian besar kekayaannya ada dalam bentuk portfolio obligasi perusahaan.[3] Ia dijuluki "laki-laki dengan sentuhan Midas".[5] Oei pada tahun 2012 membeli dan kemudian menjual kembali 21% saham di Intraco, sehingga memperoleh keuntungan sekitar satu juta dollar Amerika Serikat.[5] Pada tanggal 6 Agustus 2012, Oei menambah sahamnya di IPC Corp sebesar 19,5 juta, sehingga meningkatkan bunga langsungnya menjadi 216,5 juta saham, atau 25,4% dari perusahaan.[6] Pada Mei 2013, ia kembali menambah 37,8 juta saham, yang membuat sahamnya menjadi 29,8 persen.[7] IPC Corp sendiri memiliki hotel-hotel dan mengembangkan properti di Jepang.[3] Sementara itu, pada tanggal 12 dan 13 September 2012,[8] ia menambah investasinya di Raffles Education, yang menjalankan institut desain di Singapura dan 33 kolese lainnya di Asia Timur dan Tenggara.[3] Oei Hong Leong juga berencana mengembangkan sebuah situs waterfront di Vancouver, Kanada, menjadi kompleks multiguna.[3]
Pada akhir tahun 2013, Oei Hong Leong menuntut Goldman Sachs Group Inc. di Pengadilan Federal New York akibat kerugian sebesar $34,3 juta dalam perdagangan real Brasil-yen.[9] Menurut Oei, perdagangan tersebut disarankan oleh bankir Goldman Sachs di Asia.[1] Tuduhan yang dialamatkan Oei kepada Goldman Sachs adalah fraudulent misrepresentation (kesalahan penyajian dengan maksud menipu), breach of fiduciary duty (pelanggaran kewajiban fidusia), fraudulent inducement (bujukan yang menipu), dan unjust enrichment (pemerkayaan yang tidak adil).[9]
Majalah Forbes menobatkannya sebagai orang terkaya ke-37 di Singapura pada tahun 2010, dengan jumlah kekayaan sebesar $205 juta.[10] Pada tahun 2011, Oei naik ke peringkat ke-33 dengan jumlah kekayaan sebesar $310 juta,[11] sementara pada tahun 2013 ia berhasil menduduki peringkat ke-32 dengan jumlah kekayaan sebesar $745 juta.[3]
Catatan kaki