Nun dianggap berasal dari pictogram seekor "ular" (kata Ibrani untuk "ular", nachash, dimulai dengan huruf Nun; "ular" dalam bahasa Aram adalah nun) atau "belut". Ada yang menduga bahwa mulanya adalah hieroglif ikan dalam air (dalam bahasa Arab, nūn artinya ikan besar atau paus). Huruf Fenisia dinamai nūn "ikan", tetaqpi glif hurufnya diperkirakan diturunkan dari Proto-Kanaan hipotetis naḥš "ular", berdasarkan nama dalam tulisan Ge'ez (Ethiopia), asalnya dari hieroglif Mesir yang melambangkan "ular",
(lihat Abjad Zaman Perunggu Tengah). Naḥš dalam bahasa Arab modern secara harafiah berarti "nasib buruk". Huruf gabungan (cognate letter) dalam bahasa Ge'ez dan turunan bahasa Semit di Etiopia adalah nehas, yang juga berarti "logam kuningan" ("brass").
Nun mempunyai bentuk akhiran, jika digunakan di akhir suatu kata. Bentuknya berubah dari נ menjadi ן. Seluruhnya ada lima huruf Ibrani yang mempunyai bentuk akhiran, yaitu: Kaf, Mem, Nun, Pei, dan Tsadi.
Dalam gematria, Nun melambangkan angka 50. Bentuk akhirannya melambangkan angka 700 tetapi jarang digunakan. Huruf Taw dan Shin (400+300) lebih sering digunakan untuk menulis 700.
Sebagaimana dalam bahasa Arab, nun dipakai sebagai singkatan untuk kata neqevah, yang bermakna "feminin; wanita; betina".
Dalam tulisan rabbinik dari abad pertengahan, huruf "Nun Sophit" (Nun Final atau Akhiran) merupakan singkatan "Putra dari" (bahasa Ibraniben atau ibn).
Huruf nun merupakan salah satu dari tujuh huruf yang dapat menerima "mahkota huruf", yaitu 3 tag atau bentuk jamaknya tagin, jika dipakai untuk menulis bagian (gulungan) kitab suci (Sefer Torah). Tujuh huruf yang dikenal dengan sebutan "sha'atnezgets" (yang tersusun dari ketujuh huruf itu sendiri) itu adalah shin, ayin, tet, nun, zayin, gimel dan tsade.[2]
Dalam permainan dreidel, jika setelah dilempar muncul "Nun", berarti giliran diberikan kepada pemain berikutnya tanpa ada tindakan lain.
Bahasa Arab nūn
Huruf ini dinamakan nūn, dan ditulis dalam beberapa cara teraaaaat tahi posisinya dalam suatu kata: