Ngangget Don Bingin atau Ngalap Don Bingin adalah salah satu bagian upacara Pitra Yadnya (upacara kepada para roh) yang dilakukan oleh masyarakat Hindu Bali untuk mensucikan roh-roh orang yang telah meninggal. Upacara Ngangget Don Bingin adalah upacara memetik daun beringin yang merupakan rangkaian dari acara memukur (salah satu bagian dari upacara penyucian roh) dalam atma wedana (penyucian roh). Pelaksanaan upacara memukur dan yadnya lainnya desesuaikan dengan kemampuan Sang Yajamana yaitu mereka yang melaksanakan upacara tersebut.[1]
Keunikan
Setelah prosesi Ngangget Don Bingin, daun-daun beringin yang sudah diperoleh kemudian dirangkai sedemikian rupa menjadi simbol badan yang kemudian diletakkan dibalai peyadnyan (tempat meletakkan sarana upacara). Saat upacara Ngangget Don Bingin juga bertujuan untuk menentukan jenis kelamin antara lanang (laki-laki) atau istri (perempuan).[2]
Prosesi
Pohon beringin sering dikatakan sebagai tanaman surga. Pohon beringin secara umum tumbuh dikawasan-kawasan yang diyakini memiliki nilai kesucian oleh masyarakat Bali seperti lingkungan pura dan kuburan. dibalik semua itu, bagi masyarakat Hindu, pohon beringin mempunyai arti penting, sama halnya dengan pohon kura bagi umat Islam, atau pohon bodi bagi umat Budha.[3]
Sebelum upacara Ngangget Don Bingin ( memetik daun beringin) dilakukan, pertama-tama seorang pemangku (pendeta) bertugas untuk menghaturkan banten (sesajen). Sesajen itu dihaturkan kepada pohon beringin berupa suci asoroh, ulam bebek, pras, sodan, daksina dan rantasan (nama-nama sesajen).[4] Daun beringin dipetik dengan menggunakan galah (kayu panjang) yang berisi pisau khusus diujungnya dan beberapa orang menunggu dibawahnya sambil merentangkan tikar yang sudah ditutup dengan kain kasa berwarna putih.[5] Daun beringin yang sudah digait, tidak boleh sampai terjatuh.
Referensi
- ^ Admin (30 Desember 2016). "Makna Dan Rangkaian Upacara Mamukur Menurut Hindu Bali". Kalender Bali. Diakses tanggal 31 Desember 2019.
- ^ Wahyura, A.A. Gde Putu (7 juli 2016). "Ngangget Don Bingin di Apit Telaga Sebagai Rangkaian Mamukur". Tribunnews.com. Diakses tanggal 29 Desember 2019.
- ^ Miarta Putra, Nyoman (2009). Mitos Tanaman Upakara. Denpasar: Denpasar: Pustaka Manik Geni. hlm. 34. ISBN 9789798506260.
- ^ Penyusun, Tim (2000). Upacara Manusia Bali dari Kelahiran sampai Kematian. Denpasar: Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. hlm. 133.
- ^ "Apa Itu Upakara "Ngannget Don Bingin"". Pemerintah Kota Denpasar. 5 Januari 2017. Diakses tanggal 29 Desember 2019.