Museum dan Pusat Kajian Etnografi Universitas Airlangga adalah sebuah museum yang terletak di Kampus B Universitas Airlangga, Jalan Airlangga, Nomor 4-6, Airlangga, Gubeng, Kota Surabaya, Jawa Timur. Museum ini khusus didirikan sebagai tempat mengoleksi benda-benda milik Departemen Antropologi, Universitas Airlangga.
Peresmian museum ini diadakan pada tanggal 25 September 2005. Pengelolaan musem diserahkan kepada Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial dan Politik, Universitas Airlangga. Penggagas museum ini bernama Yusuf Ernawan. Pada saat perintisan museum, ia merupakan Kepala Departemen Antropologi.
Sejarah
Pada awalnya, Museum Etnografi terdaftar sebagai anggota Asosiasi Museum Daerah (AMIDA) Jawa Timur. Museum ini kemudian mengalami revitalisasi dan diresmikan kembali oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid pada tanggal 21 Maret 2016.
Museum dan Pusat Kajian Etnografi Universitas Airlangga dibangun dengan tema kematian. Tema tersebut dipilih karena kematian merupakan salah satu bagian dari siklus hidup yang pasti dialami oleh setiap manusia. Tujuan dari museum ini untuk menghilangkan pandangan bahwa kematian merupakan hal yang tabu di masyarakat. Kegiatan dan koleksi utama di dalam museum ini berkaitan dengan pendidikan etnografi.
Koleksi
Sebelum memasuki ruangan museum, sisi kiri pintu masuk museum ada pajangan berisi replika dan informasi tentang ritual Ma'nene. Ritual ini merupakan ritual adat dari Suku Toraja. Informasi yang dijelaskan di dalamnya tentang cara membersihkan dan menggantikan pakaian pada jenazah leluhur keluarga Toraja. Ruangan pertama Museum dan Pusat Kajian Etnografi Universitas Airlangga berisi pajangan kerangka manusia, khususnya bagian tengkorak. Setelah ruangan pertama ada koridor yang berbentuk lorong dengan pencahayaan yang gelap. Suasana seperti kuburan diterapkan pada bagian samping kanan lorong disertai dengan replika mayat yang sedang dibaringkan. Tiap sudut ruangan juga diberikan tampilan infografis dengan beragam warna. Infografis ini antara lain berisi tentang prosesi pemakaman termahal dan seputar indigo.[1]
Akses dan lokasi
Dalam sistem koordinat geografi, letaknya di 7°16’20.9” Lintang Selatan dan 112°45’34.3” Bujur Timur. Museum ini dapat dicapai melalui arah Bandar Udara Internasional Juanda dengan jarak tempuh sejauh 21 kilometer. Selain itu, dapat pula menggunakan kereta api dari Stasiun Gubeng sejauh 3,5 km atau menggunakan bus dari Terminal Bungurasih sejauh 12 km.[2]
Referensi
- ^ "Padukan Ilmu Antropologi Budaya dan Ragawi, Museum Etnografi Angkat Tema Kematian". Bangga Surabaya. 2019-09-17. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-10. Diakses tanggal 10 Juli 2021.
- ^ Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid II (PDF). Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 106. ISBN 978-979-8250-67-5.