Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus.
Muhibuddin Waly lahir pada 17 Desember 1936 di Aceh. Ia merupakan putra tertua dari pasangan Abuya Syeikh Teungku Haji Muhammad Waly Al-Khalidy (Abuya Muda Waly) dan Ummy Hajjah Rasimah Tanjuang.[1] Muhibuddin Waly wafat di Rumah Sakit Fakinah, Banda Aceh, pada tanggal 8 Maret 2012 karena sakit yang dideritanya.[2]
Pendalaman Tareqat
Ulama yang menulis disertasi doktoralnya dengan judul “Al-Ijtihad fi al-Fiqh al-Islamiy” atau “Ijtihad dalam Fikih Islam” selama belajar di Universitas Al-Azhar (Muhibbuddin seangkatan dengan Presiden Abdurrahman Wahid) ini merupakan Sayyidul Mursyidin ‘Trah’ al-Waliyah al-Khalidiyah.[4]
Ia pertama kali mendalami Tarekat Naqsyabandiyah dari ayahnya Syekh Muhammad Waly bin Muhammad Salim al-Khalidy atau yang kerap disebut Abuya Muda Waly. Setelah dianggap cukup mendalami Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah, belakangan, sang ayah Abuya Muda Waly menyerahkan pengangkatan anaknya menjadi mursyid kepada gurunya, Syekh Abdul Ghani al-Khalidy Al-Kampary.
Persamaan Ijazah Bustanul Muhaqqiqin Dayah Darussalam Labuhan Haji dengan S2 Syariat Islam, konsentrasi Ushul Fiqih, Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir (1964)