Mojowarno, Jombang

Mojowarno
GKJW Mojowarno
GKJW Mojowarno
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenJombang
Pemerintahan
 • CamatM.Ronny Afriandie, S.STP, M.Si
Populasi
 • Total99,801 jiwa jiwa
Kode pos
61475
Kode Kemendagri35.17.07 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3517060 Edit nilai pada Wikidata
Luas78,62 km²
Desa/kelurahan19
Peta
PetaKoordinat: 7°36′51″S 112°18′48″E / 7.61417°S 112.31333°E / -7.61417; 112.31333

Mojowarno adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Jombang yang terletak di tenggara. Dengan populasi sekitar 99 ribu jiwa di tahun 2024, Mojowarno merupakan kecamatan dengan penduduk terbanyak ketiga di Kabupaten Jombang setelah Kecamatan Jombang dan Diwek.[1] Mojowarno dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama kristen di Pulau Jawa. Gereja di Mojowarno menjadi salah satu gereja tertua di Jawa Timur dan selesai dibangun tahun 1881. Gereja tersebut nantinya mencetak sejarah sebagai lokasi berdirinya Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) yaitu persekutuan gereja-gereja di Jawa Timur pada tahun 1931.[2][3] Tempat terkenal lain di Mojowarno antara lain Rumah Sakit Kristen Mojowarno milik GKJW, Pasar Mojowarno, Pasar Kliwon Mojoduwur, dan Wisata Sumber Boto.

Mojowarno dilewati dua jalan penghubung yang strategis yang melintas dari utara ke selatan. Jalan di timur menghubungkan Kecamatan Mojoagung dengan Kecamatan Bareng dan Wonosalam sedangkan jalan di barat menghubungkan Mojoagung dengan Ngoro.

Geografi

Peta

Secara geografis, Mojowarno terletak di dataran rendah yang didominasi lahan persawahan dengan batas wilayah sebagai berikut:[1]

Utara Kecamatan Mojoagung dan Kecamatan Jogoroto
Timur Kecamatan Mojoagung dan Wonosalam
Selatan Kecamatan Bareng dan Ngoro
Barat Kecamatan Jogoroto dan Diwek

Daftar desa dan dusun

Kecamatan Mojowarno terdiri dari 19 desa. Desa-desa tersebut dibagi menjadi beberapa dusun atau dukuh, yakni sebagai berikut:[1][4]

No. Nama Desa Nama Dusun atau Dukuh Ref
1 Catakgayam Catakgayam Utara, Catakgayam Selatan, Tawangsari [1][4]
2 Gedangan Gedangan, Rejosari, Mojogeneng [1][4]
3 Gondek Gondek, Gondek Mente, Bangunrejo, Ngelo, Rejosari, Wringin Jejer [1][4]
4 Grobogan Grobogan, Mulyorejo, Purwodadi, Sukorejo [1][4]
5 Japanan Japanan, Gembrong, Gempol, Kedung Bader, Sedah, Sedah Barat, Tempuran (Sedah Timur) [1][4]
6 Karanglo Bajang, Bayeman, Kedunglo, Klagen, Mojokembang, Srapah [1][4]
7 Kedungpari Gerbo, Jabaran, Sumberbendo, Sumberbendo Santren, Sumberwinong, Tanjungsari Jabaran [5]
8 Latsari Guwo, Jambangan, Kempreng [1][4]
9 Menganto Menganto, Gempol Garut, Kuwasen [1][4]
10 Mojoduwur Mojoduwur Kidul, Mojoduwur Lor, Jatenan, Juning [1][4]
11 Mojojejer Mojojejer, Pulorejo, Sanggararum [1][4]
12 Mojowangi Mojowangi, Mojodukuh, Mojoroto, Kembang Sore [1][4]
13 Mojowarno Mojowarno 1, Mojowarno 2, Sidoluwih [1][4]
14 Penggaron Penggaron, Brang Wetan, Sukoharjo (Sukobendu), Tinggar [1][4]
15 Rejoslamet Banjarsari, Blawen, Grogolan, Ngenden, Sukonilo [1][4]
16 Selorejo Selorejo, Mlaten, Mojodadi, Ngepung [1][4]
17 Sidokerto Bendungsari, Branjang, Budug, Jetak, Ngemplak, Sekar Putih [6]
18 Sukomulyo Cakul Lor, Cakul Kidul, Kebonwuni, Sigaran [1][4]
19 Wringinpitu Wringinpitu, Kepuh, Suwaru, Tegalsari [1][4]

Sejarah

Majelis agung gereja Mojowarno pada tahun 1930-an
Litografi rumah seorang misionaris di Mojowarno

Di kecamatan ini berdiri salah satu gereja tertua di Jawa Timur yaitu Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno yang diresmikan pada tanggal 3 Maret 1881. Tidak mengherankan, kecamatan ini memiliki populasi Kristen terbanyak di Kabupaten Jombang. Munculnya jemaat GKJW di Mojowarno tak lepas dari peran Coenrad Laurens Coolen, seorang peranakan Rusia-Jawa yang bekerja sebagai sinder blandong (pengawas kehutanan Belanda). Setelah berhenti dari jabatan slinder blandong Coolen meminta izin membuka hutan di Ngoro (sebelah selatan Jombang). Beberapa waktu lamanya tempat ini menjadi sangat ramai. Dan Coolen dikenal sebagai pengajar ajaran Kristen untuk orang Jawa di daerah tersebut. Dia memiliki dua orang kepercayaan. Namanya Kiai Ditotruno dan Kiai Singotruno. Kiai Ditotruno yang setelah dibaptis bernama Kiai Abisai Ditotruno akhirnya memilih membuka hutan, yang letaknya kira-kira 10 km di utara Ngoro. Hutan angker bernama Dagangan berhasil dibukanya. Banyak orang yang tertarik sehingga semakin lama daerah baru ini berkembang dengan pesat. Wilayah ini tak jauh dari bekas lokasi kotaraja Majapahit Trowulan, sehingga ditemukan juga banyak pohon Maja yang tumbuh dengan berbagai bentuk. Lama kelamaan orang menyebut daerah ini dengan nama Mojowarno, yang berarti Maja yang beraneka warna atau bentuk. Sampai saat ini makam Ditotruno yang oleh warga sekitar lebih dikenal dengan nama makam Mbah Abisai atau Mbah Sai masih bisa kita temukan di salah satu sudut Mojowarno tepatnya disebelah utara pasar Mojowarno sekarang. Bahkan di daerah tersebut ada jalan yang bernama Jalan Abisai.[butuh rujukan]

Rumah Sakit Kristen Mojowarno pada tahun 1904

Di Mojowarno juga terdapat Rumah Sakit Kristen Mojowarno yang didirikan pada tanggal 6 Juni 1894. Rumah sakit ini awalnya bernama ''Zendings Ziekenhuis te Mojowarno". Pada saat perang kemerdekaan tahun 1948 bangunan rumah sakit ini dihancurkan dengan siasat bumi hangus, karena rumah sakit ini dipakai sebagai Rumah Sakit Pertahanan Surabaya Selatan. Pada tahun 1949 rumah sakit ini dibangun kembali oleh masyarakat Kristen di daerah Mojowarno dan dinamakan "Rumah Sakit Kristen Mojowarno" sampai sekarang.[butuh rujukan]

Budaya

Umat Kristen jemaat Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Mojowarno setiap tahunnya merayakan tradisi unduh-unduh. Unduh-unduh merupakan upacara untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan YME atas hasil panen yang diterima oleh petani Kristen di daerah Mojowarno. Berbagai hasil bumi dihias di atas gerobak dan diarak keliling desa. Biasanya upacara ini diselenggarakan tiap bulan Mei setiap tahunnya.[7]

Tempat terkenal

Yoni Gambar di Dusun Sedah

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t Kecamatan Mojowarno Dalam Angka 2024. BPS Kabupaten Jombang. 2024-09-26. 
  2. ^ Sutono (2018-07-09). Yoni Iskandar, ed. "Gereja Tertua Se-Jatim di Jombang Ternyata Dibangun Keturunan Sultan Cakraadiningrat dari Bangkalan". jatim.tribunnews.com. 
  3. ^ Ambrosius Harto (2019-12-28). "Jejak Peradaban Kristen Jawi Wetan". KOMPAS. 
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r "Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Jombang Nomor 1466 Tahun 2024 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Jombang Tahun 2024". 
  5. ^ Inggar Imawati; Muchtar; Supriyanto (2024). "KONTRIBUSI DANA DESA TERHADAP PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN DI KECAMATAN MOJOWARNO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2018-2022". EBA Journal: Journal Economic, Bussines and Accounting,. Jombang: Universitas Darul Ulum. 11 (2). 
  6. ^ "ASAL-USUL DESA SIDOKERTO". sidokerta.desa.id. Pemerintah Desa Sidokerto. Diakses tanggal 2024-12-29. 
  7. ^ Anggraini Dwi (2021-05-09). "Mengenal Hari Raya Unduh-Unduh GKJW Mojowarno Jombang, Wujud Rasa Syukur Hasil Panen". KABAR JOMBANG. 
  8. ^ Ahmad Fredi (2023-05-08). "Bahan Baku Menipis, Perajin Genteng di Gedangan Jombang Impor Tanah Liat". jurnaljatim.com. 
  9. ^ M Nasikhuddin (2021-10-26). "Sempat Tersendat, Usaha Mebel Kembali Bangkit". RADAR JOMBANG.