Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.
Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini.
Metode Hagiwara adalah sebuah metode perhitungan waktu tiba gelombang seismik pada seismik bias.[1] Metode ini dapat mencerminkan lapisan bawah permukaan. Metode Hagiwara ini digunakan untuk menentukan kedalaman suatu lapisan dari daerah yang kita survei yaitu daerah Seling. Ketika digunakan metode Hagiwara sebagai metode intrepetasi maka diperlukan suatu pasngan kurva travel time bolak-balik (reciprocal travel time curve) yang direfraksikan dari suatu lapisan pada kedalaman lapisan yang diselidiki.
Metode Hagiwara Merupakan metode waktu tunda (delay time) dengan asumsi bahwa undulasi bawah pemukaan tidak terlalu besar Kelebihannya adalah metode hagiwara dapat menyajikan bentuk lapisan bawah permukaan mengikuti kontur bawah permukaan. Perhitungan dengan metode Hagiwara dikembangkan untuk struktur bawah permukaan yang terdiri dari dua lapisan. Bidang batas lapisan yang akan diperlihatkan oleh hasil perhitungan merupakan rata-rata kedalaman yang memiliki kerapatan yang berbeda. Bila kerapatan berbeda maka kecepatan gelombang seismiknya juga akan berbeda, sehingga arah penjalaran gelombang seismik akan mengalami pembiasan (refraksi). Berbeda dengan metode intercept time yang menganggap lapisan di bawah permuaan adalah flat (bidang).
Noise harus dihilangkan dalam pengolahan data seismic. Salah satu penyebab adanya noise saat pengukuran antara lain adalah angin, pohon, aliran sungai (parit), benda-benda lain yang bergerak dekat dengan geophone (orang berjalan, sepeda motor, dan sebagainya). Noise yang terekam pada geophone harus ditekan sedikit mungkin. Jika bisa harus dihilangkan karena akan mengganggu pada saat pengolahan data dan pembuatan model.
Referensi
^Hartantyo, Eddy. 2002. Modul Seismik Refraksi. Yogyakarta: Prodi Geofisika, Jurusan Fisika, Universitas Gadjah Mada.