Marsoedi Mohamad Paham (EYD: Marsudi Muhamad Paham) adalah pencetus kode pos di Indonesia. Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama Perum Pos dan Giro pada periode 1987–1995.[1]
Karier
Marsoedi mulai bekerja sebagai pegawai Perusahaan Negara (PN) Pos dan Giro pada tahun 1961, awalnya menjabat sebagai Kepala Bangunan dan Kendaraan Pos di seluruh Indonesia. Ia mendesain seluruh gedung kantor pos di Indonesia dan mengusulkan ide pos keliling ke daerah pelosok yang tidak terjangkau kantor pos dengan mendesain mobil Volkswagen Combi. Sulitnya penyortiran surat yang dihadapi petugas pos pada kala itu menjadi alasan di balik penyusunan kode pos yang dilakukan Marsoedi.[2]
Kode Pos Indonesia
Marsoedi mendapatkan inspirasi untuk membuat sistem kode pos di Indonesia dari lagu yang berjudul "Dari Barat Sampai ke Timur" atau sekarang ini lebih dikenal dengan "Dari Sabang Sampai Merauke". Ia mulai merancang sistem kode pos setelah belajar selama satu tahun di Lyon, Prancis.[1]
Sistem penomoran kode pos di Indonesia menggunakan 5 digit angka yaitu digit pertama sebagai penanda pulau, digit kedua sebagai penanda kabupaten atau kota, dan seterusnya hingga digit terakhir sebagai penanda wilayah desa atau gabungan desa, tergantung besarnya wilayah.
Untuk digit pertama, terbagi 9 wilayah yaitu 1 untuk ibu kota negara, 2 dan 3 untuk pulau Sumatra, 4 sampai 6 untuk pulau Jawa, 7 untuk Kalimantan, 8 untuk Bali serta 9 untuk wilayah Indonesia bagian Timur.[3]
Sistem kode pos ini pertama kali diuji coba pada 7 September 1982 pada lingkungan terbatas di Perum Pos dan Giro. Penerapan secara nasional baru diberlakukan pada 1 Agustus 1985.