LignoSat adalah sebuah satelit kayu kecil yang dikembangkan di Jepang.[1] Satelit ini dianggap sebagai satelit kecil pertama yang terbuat dari kayu.[2]
Latar belakang
Satelit LignoSat dikembangkan oleh Universitas Kyoto dan sebuah perusahaan kayu, Sumitomo Forestry. Satelit ini dibuat dengan berbahan kayu, dan diuji coba sebagai satelit pertama yang dapat mengeksplor luar angkasa.[3]
Nama "Ligno" adalah istilah Latin yang artinya kayu. Kayu yang digunakan dalam pembuatan satelit ini yakni kayu honoki, sebuah pohon magnolia yang asli berasal dari Jepang. Kayu ini sering digunakan sebagai sarung pedang. Penggunaan kayu ini dipilih setelah para ilmuwan melakukan eksperimen selama 10 bulan di stasiun luar angkasa internasional. Dan satelit ini dirakit dengan teknik tradisional Jepang tanpa menggunakan perekat seperti lem ataupun skrup.[3] Akan tetapi, LignoSat masih menggunakan beberapa bahan aluminium dan juga beberapa komponen elektronik sebagai penunjang kinerja satelit.[4]
Takao Doi, seorang mantan astronot dan pakar kegiatan luar angkasa di Universitas Kyoto telah terlibat dalam proyek ini. Ia berpendapat bahwa kayu menjadi bahan yang lebih mudah untuk manusia agar dapat membangun kehidupan di Bulan dan Mars. Tim yang bekerja dalam proyek ini memiliki visi yang mana manusia dapat membangun rumah dari kayu di Bulan dan Mars, setidaknya dalam 50 tahun mendatang. Agar rencana mereka diakui secara internasional, tim Doi mendaftarkan satelit kayu ke NASA sebagai bukti bahwa satelit itu dapat digunakan di antariksa.[5]
Per tahun 2023, Satelit LignoSat 2 telah dirancang sebagai generasi kedua satelit miniatur LignoSat, dan recana akan diluncurkan ke luar angkasa pada tahun 2026.[9]
^宇宙から戻り、今挑戦する夢のつづき。|SIC有人宇宙学研究センター. readyfor.jp (dalam bahasa Jepang). Diakses tanggal 8 Desember 2024.Lebih dari satu parameter |lang= dan |language= yang digunakan (bantuan)