Leang Bulu Tengngae III

Leang Bulu Tengngae III
Gua Bulu Tengngae III, Gua Tengngae III, Leang Tengngae III
Lua error in Modul:Location_map at line 423: Kesalahan format nilai koordinat.
LokasiKampung Lambatorang, Lingkungan Leang-Leang, Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia
Koordinat04°57'45.2"S 119°39'20.9"E[1]
Geologikarst / batu kapur
Situs webvisit.maroskab.go.id
cagarbudaya.kemdikbud.go.id
kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsulsel/
Wisata Gua Prasejarah
Leang Bulu Tengngae III
Informasi
Lokasi Kampung Lambatorang, Lingkungan Leang-Leang, Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan
Negara  Indonesia
Pemilik
Pembukaan Setiap hari pukul 08.00–16.00 WITA
Jenis objek wisata Edukasi arkeologi dan gua prasejarah
Situs web visit.maroskab.go.id
Situs Cagar Budaya Leang Bulu Tengngae III
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Cagar budaya Indonesia
KategoriSitus
Lokasi
keberadaan
Kampung Lambatorang, Lingkungan Leang-Leang, Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia
Pemilik Indonesia
PengelolaDinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros

Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan

Leang Bulu Tengngae III atau Gua Bulu Tengngae III (Indonesia: Gua Gunung Tengah I; Inggris: Cave of Central Mountain III ) adalah sebuah gua di kawasan Karst Maros-Pangkep, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Lokasi gua ini secara administratif terletak di wilayah Kampung Lambatorang, Lingkungan Leang-Leang, Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia. Gua ini terletak pada titik koordinat 04°57'45,2" LS dan 119°39'20,9" BT. Gua ini letaknya berdekatan dengan Leang Bulu Tengngae I, Leang Bulu Tengngae II, Leang Bulu Tengngae IV, dan Leang Bulu Tengngae V. Gua ini termasuk ke dalam jenis gua prasejarah. Tinggalan arkeologi pada situs gua ini antara lain lukisan dinding gua berwujud cap tangan, alat batu (mata panah, serpih, bilah, tatal, pecahan, dan core), dan sisa-sisa kulit kerang (cangkang moluska).[1][2][3]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Tim Direktori Maros-Pangkep (2007). Direktori Potensi Wisata Budaya Di Kawasan Karst Maros-Pangkep Sulawesi Selatan Indonesia (PDF). Makassar: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar. hlm. 47 & 56. ISBN 978-979-17021-0-2. 
  2. ^ Nur, Muhammad (Oktober 2017). "Analisis Nilai Penting 40 Gua Prasejarah Di Maros, Sulawesi Selatan (Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, Volume 11, Nomor 1)" (PDF). kebudayaan.kemdikbud.go.id. hlm. 64-73. Diakses tanggal 2 Mei 2021. 
  3. ^ Ahmad, Amran; A. Siady Hamzah (2016). Database Karst Sulawesi Selatan 2016 (PDF). Makassar: Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. hlm. 44.