Ksilenol jingga merupakan pereaksi kimia organik, yang paling umum digunakan sebagai garam tetranatrium sebagai indikator untuk titrasi logam. Bila digunakan untuk titrasi logam, zat ini akan tampak merah dalam titran dan berubah menjadi kuning setelah mencapai titik akhirnya. Secara historis, sediaan komersialnya terkenal tidak murni,[2] terkadang hanya mengandung 20% ksilenol jingga, dan mengandung sejumlah besar semi-ksilenol jingga dan asam iminodiasetat. Kemurnian setinggi 90% kini tersedia.
Zat ini berpendar, dan memiliki eksitasi maksimum 440 & 570 nm dan emisi maksimum 610 nm.[3]
^Gay, Craig; Collins, James; Gebicki, Janusz M. (1999), "Determination of Iron in Solutions with the Ferric–Xylenol Orange Complex", Analytical Biochemistry, 273 (2): 143–148, doi:10.1006/abio.1999.4207, PMID10469483