Kreativitas atau creativity adalah sebuah istilah yang dicetuskan oleh Alfred North Whitehead untuk menunjukan suatu daya di alam semesta yang memungkinkan hadirnya entitas aktual yang baru berdasarkan entitas aktual-entitas aktual yang lain.[1] Kreativitas adalah prinsip kebaruan, novelty.[2] Dalam proses menjadi, kreativitas mutlak ada.[3] jika tidak ada kreativitas, maka tidak ada proses.[3] Kreativitas bukanlah entitas aktual.[1] Kreativitas adalah daya yang niscaya ada dalam proses karena adanya etintas aktual yang baru.[1] Oleh karena itu kreativitas dalam filsafat proses tidak memiliki karakter yang terlepas dari entitas aktual yang memberikan wujud pada daya ciptanya.[1] Memahami kreativitas tidak terlepas dari pemahaman atas perwujudan entitas aktual.[1] Daya kebaruan inilah yang memperlihatkan adanya beragam entitas aktual yang ada di alam semesta.[4]
Di alam semesta, entias aktual melakukan dua macam proses yang terjadi dalam kompleksitas yang tinggi.[5] Proses subjektifikasi dan proses objektifikasi.[6] Pada proses subjektivikasi entitas aktual berbaur dan saling berbenturan dalam [prehensi] untuk melahirkan entitas aktual yang baru.[1] Pada proses ini, Kreativitas menjadi daya pembaru.[6] Kemungkinan-kemungkinan karakter entitas aktual yang baru ditentukan melalui prehensi.[6] Walaupun kemunkinan-kemungkinan karakter entitas aktual yang muncul ini ada karena adanya prehensi, keunikan dan kehadiran yang lain dari kemunkinan-kemungkinan karakter entitas aktual yang muncul adalah upaya dari kreativitas, daya kebaruan.[6] Pada proses objektivikasi entitas aktual bergerak melalui konkresi untuk menjadi datum atau informasi bagi potensi-potensi terbentuknya entitas aktual-entitas aktual lainnya.[1] Kemunculan datum dari satu entitas aktual mungkin terjadi jika ada kreativitas.[6] Jika tidak ada Kreativitas, tidak ada datum, tidak ada entitas aktual yang lain.[6] Semuanya berada pada hal-hal yang sama.[6] Hal ini tidak mungkin karena bertentangan dengan beragamnya realitas.[3] Kreativitas mengungkapkan realitas keberagaman yang ada di alam semesta ini.[3] Melalui proses subjektivikasi dan objektivikasi kreativitas mutlak diperlukan karena setiap entitas aktual selalu berada dalam proses menajadi.[1] Ketika entitas aktual berada dalam proses menjadi, ia akan berada pada "hakikatnya" yang baru.[1] "Hakikat" yang baru inilah yang merupakan partisipasi kreativitas.[1]
Referensi
^ abcdefghij(Indonesia)Sudarminta. 1991, Filsafat Proses, Sebuah Pengantar Sistematik Filsafat Alfred North Whitehead. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 39.
^(Indonesia)Albert North Whitehead. Filsafat Proses, Proses dan Realitas Dalam Kajian Kosmologi. 2009, Kreasi Wacana. Hlm. 34-35
^ abcd(Indonesia)Paulus Budi Kleden. 2002, Dialog Antragama Dalam Terang Filsafat Proses Alfred North Whitehead. Maumere: Ledalero. Hlm. 35-36.
^(Inggris)Robert Audi. 1995, The Cambridge Dictionary of Philosophy. Cambridge: The Press Syndicate of the University of Cambridge. Hlm. 851-853.
^(Indonesia)Emanuel Bria. 2008, Jika Ada Tuhan Mengapa Ada Kejahatan: Percikan Filsafat Whitehead. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 36-38.
^ abcdefg(Inggris)John B. Cobb dan David Ray Griffin. 1976, Process Theology, An Introduction. Philadelphia: The Westminster Press. Hlm. 27-28.
Daftar Pustaka
Audi, Robert (ed). 1995, The Cambridge Dictionary of Philosophy. Cambridge: The Press Syndicate of the University of Cambridge.
Bria, Emanuel. 2008, Jika Ada Tuhan Mengapa Ada Kejahatan: Percikan Filsafat Whitehead. Yogyakarta: Kanisius.
Cobb, John B. dan David Ray Griffin. 1976, Process Theology, An Introduction. Philadelphia: The Westminster Press.
Kleden, Paulus Budi. 2002, Dialog Antragama Dalam Terang Filsafat Proses Alfred North Whitehead. Maumere: Ledalero.
Sudarminta. 1991, Filsafat Proses, Sebuah Pengantar Sistematik Filsafat Alfred North Whitehead. Yogyakarta: Kanisius.
Whitehead, Albert North (terj.). 2009, Filsafat Proses, Proses dan Realitas Dalam Kajian Kosmologi. Kreasi Wacana.