Komunikasi dua arah merupakan proses penyampaian pesan, ide, gagasan yang dilakukan oleh kedua belah pihak secara bergantian (adanya feedback yang diberikan oleh komunikan kepada komunikator). Contoh-contoh dari komunikasi dua arah, yakni:
- Panggilan lewat telepon
- Pengiriman teks pesan
- Percakapan secara langsung (tatap muka)
- Tanya jawab antara guru dan murid
- Negosiasi antara pembeli dan penjual
Berbeda dengan komunikasi satu arah yang tidak memperlukan adanya umpan balik. Komunikasi dua arah akan berhasil ketika komunikator memberikan pesan dan komunikan menerima serta memberikan umpan balik atau jawaban terhadap pesan yang diberikan oleh komunikator.[1] Menurut Pipit Eko Priyono (kompas, 2022) dalam buku Komunikasi dan Komunikasi Digital, komunikasi dua arah adalah komunikasi yang memiliki sifat timbal balik antara komunikator dan komunikannya.[2]
Komunikasi dua arah dalam organisasi
Komunikasi dua arah yang terjadi didalam organisasi adalah proses penyampaian pesan yang terjadi antara atasan dengan bawahan. Komunikasi dua arah yang baik dalam organisasi dapat menciptakan iklim yang baik serta menumbuhkan motivasi bawahan agar bisa melaksanakan tugas dan memilih keputusan dengan lebih baik lagi. Dengan komunikasi dua arah yang baik antara atasan dengan bawahan, maka tujuan dari organisasi akan lebih mudah dicapai. Serta, memungkinkan untuk para bawahan agar bisa lebih menyampaikan pendapat yang mereka punya.[3]
Referensi