Keterbasahan (bahasa Inggris: wettability) merupakan salah satu parameter petrofisik yang didefinisikan sebagai suatu kecenderungan fluida yang tidak saling mencampur satu sama lain. Apabila dua fluida bersinggungan dengan benda padat, maka salah satu fluida akan bersifat membasahi permukaan benda padat tersebut, hal ini akan menyebabkan timbulnya tegangan adhesi (gaya tarik menarik antar molekul yang tidak sejenis).
Suatu cairan bisa dikatakan membasahi zat padat apabila memiliki tegangan adhesi positif (θ < 90°). Pada suatu batuan yang memiliki tegangan adhesi positif menandakan bahwa batuan tersebut bersifat water wet. Sebaliknya, apabila air tidak membasahi zat padat, maka tegangan adhesinya menjadi negatif (θ > 90°). Pada batuan, hal tersebut menandakan bahwa suatu batuan akan bersifat oil wet.
Penentuan wettabilitas ini sangat penting untuk mengetahui tingkah laku suatu reservoir karena parameter inilah yang menyebabkan tekanan kapiler pada batuan mampu memberikan dorongan sehingga fluida (minyak atau gas) dapat bergerak.
Besaran wettabilitas secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
Ukuran butir batuan (semakin halus ukuran butir pada batuan maka semakin besar tegangan adhesi yang akan terjadi)
Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak mentah.
Wettabilitas dibedakan menjadi dua kategori berdasarkan jenis komponen yang berperan, yaitu:
Water wet
Water wet terjadi ketika suatu batuan memiliki sudut kontak fluida (sudut kontak antara minyak dan air) terhadap batuan itu sendiri yang nilainya lebih kecil dari 90° (θ<90°). Kejadian ini merupakan akibat dari tegangan adhesi yang nilainya lebih besar pada sudut lancip yang dibentuk antara air dengan batuan dibandingkan tegangan adhesi pada sudut yang tumpul yang dibentuk antara minyak dengan batuan.
2. Oil wet
Oil wet terjadi ketika suatu batuan memiliki sudut kontak fluida (sudut kontak antara minyak dan air) terhadap batuan itu sendiri yang nilai sudutnya lebih besar dari 90° (θ>90°). Karakter oil wet pada reservoir tidak diharapkan terjadi. Hal tersebut dikarenakan sifat oil wet akan menyebabkan jumlah minyak yang tertinggal pada batuan reservoir saat diproduksi lebih besar daripada water wet.