Kata "Indis" pada "Kebudayaan Indis" berasal dari bahasa BelandaNederlandsch Indië yang berarti Hindia Belanda, yaitu nama daerah jajahan Belanda di seberang lautan yang secara geografis meliputi jajahan di kepulauan yang disebut Nederlandsch Oost Indië. Wilayah ini biasa disamakan dengan satu wilayah jajahan lain yang disebut Nederlandsch West Indië yang meliputi wilayah Suriname dan Curascao. Namun, sebenarnya kedua wilayah tersebut berbeda. Oleh karena itu, namanya sedikit dibedakan.[2]
Penggunaan istilah kebudayaan Indis/gaya Indis merujuk pada kebudayaan dan gaya hidup masyarakat pendukungnya yang terbentuk semasa kekuasaan pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia, khususnya di Jawa.[2]
Komedie stamboel pertama kali muncul di Surabaya pada awal abad ke-20, pertunjukkan ini banyak dikaitkan dengan usaha dan jasa seorang Indo-Eropa, bernama August Mahieu. Berkat Mahieu, kostum para pemain panggung prosenium cenderung mengikuti pola Eropa.[3]
Kata “stamboel” berasal dari nama “Istamboel”. Nama ini digunakan untuk mematrikan kesan eksotik dunia Timur. Ceritanya pun semula mengadaptasi kisah-kisah Seribu Satu Malam, kemudian ceritanya diambil dari cerita-cerita Eropa. Akhirnya, pada 1920-an repertoar yang dipentaskan sudah lebih menggambarkan suasana kehidupan bumiputra.[4]
Pada mulanya, komedie stamboel diduga sebagai produk impor dari Turki. Namun, pertunjukkan ini ialah karya pribumi. Pakaian, lagu, dan segala perlengkapannya diurus oleh pribumi. Lagu-lagu dan iringannya adalah lagu-lagu Melayu yang sangat populer dan dikenal oleh masyarakat.[5]