Kebijakan anti-Kristen di Kekaisaran Romawi terjadi dalam kurun waktu berselang selama sekitar tiga abad hingga tahun 313 ketika Kaisar RomawiKonstantinus Agung dan Lisinius bersama-sama mengundangkan Maklumat Milan yang mengesahkan agama Kristen atau Kristiani. Penganiayaan terhadap umat Kristiani di Kekaisaran Romawi dilakukan oleh negara serta juga oleh otoritas setempat secara sporadis dan ad hoc, sering kali dilakukan atas kemauan masyarakat setempat. Dimulai pada tahun 250, penganiayaan atau penindasan yang berlangsung di seluruh kekaisaran berlangsung karena dekret yang dikeluarkan oleh Kaisar Decius. Maklumat tersebut berlaku selama 18 bulan, dan selama masa tersebut beberapa umat Kristiani dibunuh sementara yang lainnya mengkhianati iman mereka untuk menghindari eksekusi.
Kebijakan-kebijakan anti-Kristiani yang menyasar Gereja perdana terjadi secara sporadis dan berlangsung terlokalisir di berbagai daerah sejak awal mulanya. Peristiwa penganiayaan pertama terhadap umat Kristiani yang diorganisir oleh pemerintah Romawi berlangsung di bawah pemerintahan Kaisar Nero pada tahun 64 M setelah peristiwa Kebakaran Besar Roma. Dengan disahkannya Maklumat Milan pada tahun 313 M, kebijakan-kebijakan anti-Kristiani oleh pemerintah Romawi yang menyasar umat Kristiani berhenti.[1] Jumlah keseluruhan umat Kristiani yang kehilangan nyawa mereka karena penganiayaan-penganiayaan ini tidak diketahui, kendati sejarawan Gereja perdana yang bernama Eusebius—yang berbagai karyanya merupakan satu-satunya sumber untuk banyak dari peristiwa ini—menyampaikan kalau "banyak sekali" yang kehilangan nyawanya. Banyak akademisi masa kini yang beranggapan bahwa Eusebius telah membesar-besarkan jumlah mereka.[1][2]:217–233Para gubernur provinsi memiliki banyak keleluasaan secara pribadi dalam masing-masing yurisdiksi mereka serta dapat memerintahkan kekerasan massa dan penganiayaan setempat terhadap umat Kristiani. Bagaimanapun, pada hampir sepanjang tiga ratus tahun pertama sejarah Kekristenan, umat Kristiani dapat hidup dalam kedamaian, mempraktikkan iman mereka, dan memegang berbagai jabatan. Hanya selama sekitar sepuluh tahun dari tiga ratus tahun pertama sejarah Gereja terjadi berbagai eksekusi terhadap umat Kristiani karena perintah-perintah seorang kaisar Romawi.[2]:129
Candida Moss, The Myth of Persecution: How Early Christians Invented a Story of Martyrdom (2013) excerpt and text search
Castelli, Elizabeth. Martyrdom and Memory: Early Christian Culture Making (2007) excerpt and text search
W.H.C. Frend, 1965. Martyrdom and Persecution in the Early Church
This Holy Seed: Faith, Hope and Love in the Early Churches of North Africa Robin Daniel, (Chester, Tamarisk Publications, 2010: from www.opaltrust.org) ISBN 978-0-9538565-3-4
G. E. M. de Ste. Croix "Why Were The Early Christians Persecuted?", A Journal of Historical Studies, November 1963, pp. 6–38. Page references in this article relate to a reprint of this essay in "Christian Persecution, Martyrdom, And Orthodoxy", Oxford University Press, 2006
Moss, Candida R. "Current Trends in the Study of Early Christian Martyrdom," Bulletin for the Study of Religion (2012) 41#3 Moss's bibliographyDiarsipkan 2014-02-25 di Wayback Machine.