Katedral Nama Suci Yesus atau secara singkat disebut Katedral Benghazi adalah sebuah gereja katedralKatolik di kota Benghazi, Libya yang berstatus inaktif. Katedral Benghazi terletak di pusat kota.
Sejarah
Katedral Benghazi, didedikasikan untuk Nama Suci Yesus, dibangun antara tahun 1929 dan 1939 di atas tanah yang sebelumnya diduduki oleh orang Arab, dan merupakan salah satu gereja terbesar di Afrika Utara.[1] Dirancang oleh arsitek Italia Ottavio Cabiati dan Guido Ferrazza. Katedral Benghazi sempat rusak ringan ketika Benghazi direbut oleh Wehrmacht selama Operasi Sonnenblume.[2] Segera setelah Raja Idris mengambil alih kekuasaan pada tahun 1951, bangunan tersebut perlahan-lahan ditinggalkan karena kurangnya perawatan. Setelah Muamar Gadaffi mengambil alih kekuasaan dan menindas Gereja Katolik di Libya, rencana dibuat untuk mengubah bangunan menjadi Masjid, seperti Katedral Tripoli, tetapi posisi katedral mencegah para Imam untuk menghadap Mekah, dan rencana itu dibatalkan.[3] Gedung kemudian digunakan sebagai markas untuk Arab Socialist Union.[4]
Bangunan ini merupakan contoh dari Arsitektur neoklasik, dan dirancang oleh arsitek Italia Ottavio Cabiati dan Guido Ferrazza. Arsitektur katedral ini didasarkan pada sebuah basilika. Pintu masuknya memiliki serambi dengan empat kolom Doric dan dua pilar samping. Dua kubahnya yang khas menutupi kedua bentang nave, sementara serangkaian oculi memberikan penerangan katedral. Bangunan ini sangat terinspirasi oleh arsitektur religius Italia. Rencana awal menunjukkan bahwa katedral tidak selesai sesuai rencana; desainnya termasuk menara lonceng tiga lantai dan dekorasi langit-langit yang mewah, keduanya tidak dibangun.[6] Meskipun demikian, ini adalah salah satu gereja terbesar di Afrika Utara.