Katarina Chong (1917-1846) adalah seorang martir Katolik Korea yang ditangkap bersama dengan tiga wanita lainnya di rumah Karolus Hyon pada tanggal 10 Juli 1846. Katarina lahir dari seorang pembantu wanita. Ada yang mengatakan bahwa dia dibaptis sejak bayi, dan ada juga yang berkata bahwa dia menjadi Katolik ketika dia berusia 16 atau 18 tahun. Sifatnya ramah, tapi hatinya sangat berani.
Ketika dia berusia 20 tahun, majikannya memaksa dia untuk mengikuti upacara takhayul ketika titik balik matahari musim dingin, namun Katarina menolak untuk mengikutinya. Majikannya, dalam kemarahannya, mengikat kedua tangannya di belakang tubuhnya dan menggantungnya di atas api. Kemudian dia diseret dan dipukuli sampai dia pingsan. Hal yang sama terjadi lagi pada musim semi berikutnya. Luka-luka di tubuhnya selalu terlihat. Wajahnya pucat dan dia tidak dapat lagi bekerja keras.
Setelah luka-lukanya sembuh, dia mendatangi Hanyang dan menyembunyikan diri di sebuah rumah seorang Katolik. Kemudian dia menjadi pembantu rumah tangga untuk Pastor Kim pada tahun 1845. Katarina ditangkap bersama dengan Susanna U, Teresia Kim, dan Agatha Yi pada tanggal 10 Juli 1846. Berdasarkan dokumen pemerintah, wanita-wanita saleh ini disiksa dengan kejam namun tak seorangpun dari mereka yang menyangkal agama mereka.
Mereka dipenjarakan selama lebih dari dua bulan. Pada tanggal 20 September 1846 menjadi hari yang mulia bagi ketujuh martir. Berdasarkan dokumen pemerintah, mereka diinterogasi dan disiksa dengan kejam dan tubuh mereka dipelintir, namun mereka tidak mau menyangkal iman mereka. Oleh sebab itu, mereka dipukuli atau dicekik sampai mati. Katarina berusia 30 tahun ketika dia menjadi martir.[1]
Referensi