Egbertus dari Ripon, yang pernah menuntut ilmu di Rath Melsigi, Irlandia,[2] adalah tokoh yang memprakarsai pemberangkatan para rahib untuk menyiarkan agam Kristen di Frisia.[3] Banyak rahib lain dari kalangan ningrat yang dikait-kaitkan dengan prakarsa Egbertus ini, antara lain Adalbertus dari Egmond, dan Ceda dari Mercia. Egbertus sendiri urung berangkat ke ladang misi sesudah diwejangi dengan pembabaran suatu penglihatan gaib oleh seorang rahib yang pernah berguru kepada Boisilus (Prior Biara Melrose di bawah Abas Eata).[3]
Sebagai gantinya, Egbertus memberangkatkan Wigbertus, seorang rahib dari kalangan ningrat Saksen-Inggris[4] yang juga tinggal di Rath Melsigi, ke Frisia sekitar tahun 680. Lantaran mendapat tentangan dari Radbod, Raja Orang Frisia, Wigbertus tidak berhasil menjalankan misinya dan pulang ke Inggris.[5]
Egbertus selanjutnya mengatur pemberangkatan Wilibrordus dan rahib-rahib lain untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa yang belum mengenal Allah.[6]Pipin II, yang ingin melebarkan pengaruhnya ke Negeri Rendah, menganugerahkan hak bepergian cuma-cuma kepada Wilibrordus untuk berangkat ke Roma dan ditahbiskan menjadi Uskup Frisia. Norman F. Cantor mengedepankan langkah Pipin tersebut sebagai usaha kerjasama pertama wangsa Karling dan lembaga Kepausan. Menurut Cantor, "langkah ini membentuk pola bagi hubungan yang kian akrab di antara mereka para paruh pertama abad ke-8 sebagai hasil dari pemberian dukungan bersama kepada usaha-usaha para misionaris Saksen-Inggris."[7]
Bonifasius, yang pernah mengajar di sekolah biara benediktin di Nhutscelle, pertama kali berangkat ke Eropa Daratan pada tahun 716. Ia bergabung dengan Wilibrordus di Utrecht. Wilibrordus sudah lebih dulu berkiprah di tengah-tengah masyarakat Frisia sejak dasawarsa 690-an. Jerih payah mereka porak-poranda akibat perang antara Karel Martel melawan Radbod, Raja Orang Frisia. Wilibrordus mengungsi ke biara yang didirikannya di Echternach, sementara Bonifasius kembali ke Nhutscelle. Pada tahun berikutnya ia berangkat ke Roma, dan menerima amanat dari Paus Gregorius II untuk berdarmabakti sebagai uskup misionaris keliling di Jermania.
Ia mengimbau para rahib untuk datang ke ladang-ladang misi di Eropa Daratan, yang sudah lebih dulu didatangi para pendahulu mereka, katanya, "kasihanilah mereka, sebab mereka sendiri berkata, 'kami ini sedarah dan setulang denganmu.'"[9] Ladang-ladang misi, yang tumbuh subur berkat karya dan karsa jemaat Kristen Inggris, akhirnya meluas ke selatan dan ke timur. Nyaris segera sesudah menjejakkan kaki di Eropa Daratan, para misionaris menjalin kedekatan dengan wangsa Pipin, keluarga yang baru saja berkuasa di wilayah kedaulatan orang Peranggi.
Misionaris lain
Misionaris-misionaris Saksen-Inggris lainnya yang berkiprah di Eropa Daratan antara lain adalah Ewaldus, Lebuinus, Lioba, dan Suitbertus.
Biara-biara Saksen-Inggris di Eropa Daratan kadang-kadang merupakan biara keluarga. Biara pertama yang didirikan orang Saksen-Inggris di Eropa Daratan adalah biara Echternach (tahun 698) yang didirikan Wililbrordus di vila hadiah salah seorang putri Raja Dagobert II. Di dalam risalahnya, Riwayat Hidup Wilibrordus, Alkuinus menyebutkan bahwa pengganti Wilibrordus, yakni Albertus, masih berkerabat dengan Wililbrordus dan masih terhitung kerabat jauh Alkuinus sendiri.[12]Beornradus, yang menjadi abas biara Echternach yang ketiga pada tahun 775, memiliki hubungan darah dengan Wililbrordus,[13] dan bersaudara sepupu dengan Alkuinus. Sekalipun sudah diangkat menjadi Uskup Agung Sens, Beornradus tetap mempertahankan jabatannya selaku abas biara Echternach. Dengan demikian, sepanjang 100 tahun pertama sejarahnya, kepemimpinan biara Echternach berada di tangan kaum keluarga Wililbrordus.
Wilehadus lahir di Northumbria, dan kemungkinan besar menuntut ilmu di York di bawah bimbingan Egbertus, Uskup Agung York. Ia mengawali kiprahnya sebagai misionaris di tengah-tengah masyarakat Frisia sekitar tahun 766. Pada tahun 780, ia berdakwah di daerah hilir Sungai Weser atas permintaan Karel Agung, dan kemudian hari memberitakan Injil kepada masyarakat Saksen. Seusai pemberontakan orang Saksen pada tahun 782, biara Echternach menjadi titik anjak Wilehadus untuk kembali berkiprah selaku misionaris,[14] dan kemudian hari ditahbiskan menjadi Uskup Bremen. Kemudian hari orang meyakini (dari keterangan Alkuinus) bahwa Wilehadus masih berkerabat dengan Beornradus.[12]
Warisan sejarah
Karya misi Saksen-Inggris berlanjut hingga memasuki dasawarsa 770-an dan masa pemerintahan Karel Agung, manakala rohaniwan Saksen-Inggris bernama Alkuinus menjadi tokoh yang berperan penting di balik pentas Renaisans Karling. Pada tahun 800, Kemaharajaan Wangsa Karling pada hakikatnya sudah dikristenkan, dan berbagai karya misi lanjutan seperti pengkristenan Skandinavia dan kawasan Baltik diatur langsung dari Kekaisaran Romawi Suci, bukan lagi dari Inggris.
Menurut J. R. R. Tolkien, karya misi Saksen-Inggris merupakan "…salah satu kebanggaan watan Inggris purbakala, dan salah satu sumbangsih luhur kita bagi Eropa bahkan bila kita cermati seluruh perjalanan sejarah kita…."[15]