Kapal penjelajah kelas-Tone (利根型巡洋艦, Tone-gata jun'yōkan) merupakan kelas kapal penjelajah berat terakhir yang berhasil diselesaikan pembangunannya oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.
Sebenarnya kapal penjelajah kelas-Toneditujukan sebagai kapal ke-5 dan ke-6 dari kapal penjelajah kelas-Mogami. Namun, ketika konstruksi kapal dimulai, kelemahan serius dari lambung kapal penjelajah kelas-Mogamimenjadi semakin jelas ketika terjadi Insiden Armada Keempat Jepang pada tahun 1935. Apalagi Jepang pada saat itu sudah tidak terikat lagi oleh pembatasan dari Perjanjian London, ini semakin menguatkan tekad mereka untuk membangun kelas Tone. Maka dari itu, desain baru diciptakan dan cara konstruksi baru juga dikembangkan. Walaupun tampak dari luar seperti kapal kelas Mogami, tetapi desainnya sangat berbeda, dengan semua senjata utama diletakkan di bagian depan kapal, sehingga membuat bagian buritan kapal digunakan sebagai hangar pesawat air.[2]
Spesifikasi
Kapal kelas ini awalnya akan dipersenjatai dengan senjata berkaliber 155 mm triple kanon yang akan diletakkan di 5 turret, 3 depan dan 2 buritan. Namun, setelah insiden dari terbaliknya kapal torpedo Tomozoru, akhirnya desain ini dipertanyakan kestabilannya. Sehingga berimbas dari pendesainan ulang, yang akhirnya kapal kelas ini dipersenjatai dengan senjata berkaliber 203 mm dual kanon yang diletakkan di 4 turret yang keseluruhan diletakkan di bagian depan kapal. Kapal kelas ini digerakkan dengan 4 buah turbin penggerak serta 8 Ketel uap kampon yang menghasilkan tenaga sebesar 154.000 tenaga kuda yang membuatnya dapat meraih kecepatan sebesar 35 knot dengan jarak jelajah sebesar 8.000 Nautical Mil dalam kecepatan sebesar 18 Knot.
Kapal kelas ini juga dilengkapi dengan senjata pertahanan anti pesawat yaitu 4 buah dual kanon berkaliber 127 mm yang diletakkan di bagian tengah kapal. Untuk jarak dekat, 6 buah dual kanon Tipe 96 26 mm Anti-Tank/Anti-Pusawat juga dibawa. 4x3 buah tabung torpedo berukuran 610 mm juga turut serta didalamnya.
Nasib
Tidak ada satupun kapal dari kelas ini yang berhasil bertahan hingga akhir Perang Dunia kedua. Chikuma tenggelam saat Pertempuran Samar, sedangkan Tone tenggelam saat terjadinya Pengeboman Kure pada 24 Juli 1945. Bangkainya diangkat dan akhirnya dibesituakan di Kure pada tahun 1948.
Referensi
Bacaan lanjutan
- D'Albas, Andrieu (1965). Death of a Navy: Japanese Naval Action in World War II. Devin-Adair Pub. ISBN 0-8159-5302-X.
- Dull, Paul S. (1978). A Battle History of the Imperial Japanese Navy, 1941-1945. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press. ISBN 0-87021-097-1.
- Howarth, Stephen (1983). The Fighting Ships of the Rising Sun: The drama of the Imperial Japanese Navy, 1895-1945. Atheneum. ISBN 0-689-11402-8.
- Jentsura, Hansgeorg (1976). Warships of the Imperial Japanese Navy, 1869-1945. Annapolis: Naval Institute Press. ISBN 0-87021-893-X.
- Lacroix, Eric; Wells II, Linton (1997). Japanese Cruisers of the Pacific War. Annapolis: Naval Institute Press. ISBN 0-87021-311-3. OCLC 21079856. Diakses tanggal 23 September 2013.
- Whitley, M.J. (1995). Cruisers of World War Two: An International Encyclopedia. Annapolis: Naval Institute Press. ISBN 1-55750-141-6.
- Miller, David (2004). "Page 244". The Illustrated Directory of Warships from 1860 To The Present Day. London: Greenwich Editions, Salamander Books Ltd. ISBN 0-86288-677-5.
Pranala luar
Media tentang Kapal penjelajah kelas Tone di Wikimedia Commons