Kantor Berita Domei

Kantor pusat Domei di Chiyoda, Tokyo.

Kantor Berita Dōmei (同盟通信社, Dōmei Tsūshinsha, terjemahan: "Kantor Berita Gabungan") adalah kantor berita resmi Kekaisaran Jepang. Kantor berita ini beroperasi mulai tahun 1935 hingga 1945.

Sejarah

Salah satu gedung bekas kantor Aneta di DKI Jakarta yang dijadikan kantor Domei pada masa pendudukan Jepang di Nusantara, kini milik LKBN Antara.

Dōmei adalah hasil akhir dari upaya bertahun-tahun oleh para jurnalis dan pebisnis Jepang untuk membuat kantor berita nasional di Jepang yang dapat bersaing dengan (dan bila perlu mengalahkan) Reuters dan kantor-kantor berita lain yang diakui secara internasional.

Setelah Insiden Manchuria pada tahun 1931, presiden Nihon Shimbun Rengosha (日本新聞聯合社, Perusahaan Serikat Surat Kabar Jepang, atau “Rengo”) Yukichi Iwanaga mengusulkan penggabungan kantor beritanya dengan Nihon Dempo Tsushinsha (日本電報通信社, Kantor Berita Telegraf Jepang, atau “Dentsu”). Meskipun pemerintah mendukung langkah tersebut, penggabungan tersebut ditentang oleh presiden Dentsu Hoshio Mitsunaga (ja), yang enggan menyerahkan kendali atas bisnis periklanan di perusahaannya yang menguntungkan, dan khawatir bahwa penggabungan akan mengancam basis pelanggan periklanannya – surat kabar daerah yang bersaing dengan Rengo. Sebagai kompromi, Mitsunaga setuju untuk memecah Dentsu, dan memisahkan kantor berita dari biro iklan. Kantor berita Dentsu direorganisasi melalui penggabungan dengan Rengo pada 28 Desember 1935 untuk membentuk Dōmei Tsūshinsha.

Selama Perang Dunia II, kantor berita Dōmei berada di bawah kendali Kementerian Komunikasi, kementerian pra-perang setingkat kabinet dalam pemerintahan Jepang. Domei mengelola jejaring kantor di luar Jepang, mengirimkan wartawan ke semua negara sekutu dan netral, dan juga terlibat dalam industri film dan radio. Kantor berita tersebut juga mengumpulkan berita dan informasi dari berbagai sumber untuk disampaikan pada pemerintah dan militer, serta memproduksi beragam karya propaganda yang ditujukan ke luar negeri.

Dōmei mengeluarkan berita kepada khalayak yang telah disensor agar sejalan dengan garis yang disetujui pemerintah, dan menyiarkan berita dalam bahasa Jepang dan bahasa-bahasa utama Eropa melalui jejaring stasiun radio yang luas di Asia Timur, Manchukuo, dan wilayah Tiongkok yang diduduki Jepang. Kantor berita tersebut kemudian diizinkan oleh militer Jepang untuk mengembangkan jaringan berita dan stasiun-stasiun radio di Singapura dan Malaya Britania yang juga diduduki Jepang.

Sejumlah insiden yang didokumentasikan dari periode sekitar pecahnya Perang Pasifik menunjukkan bahwa pada tingkat pribadi staf-staf Dōmei memiliki hubungan baik dengan wartawan-wartawan asing.

Di bawah pendudukan Sekutu atas Jepang, Kantor Berita Dōmei dibubarkan, dan fungsi-fungsinya dibagi antara Kyodo News (共同通信社) dan Jiji Press (時事通信社) di tahun 1945 selepas berakhirnya Perang Dunia II.

Referensi